Rawat Anak Korban Gempa Turkiye dan Suriah, Dokter Sampai Menangis
Kejadian di Turkiye dan Suriah ini menyebabkan banyak korban terluka
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gempa bumi dahsyat di Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2/2023) membuat banyak dokter turun tangan dalam merawat para korban yang terluka. Salah satunya adalah dr. Ahmad al-Masri.
Hanya dia dan satu dokter lain yang merawat puluhan korban di salah satu rumah sakit bertempat di Kota Afrin, Suriah Barat Laut.
Salah satu korban yang dirawat adalah seorang anak usia 7 tahun bernama Mohammed. Anak itu ditemukan terbaring di samping jenazah ayahnya di bawah puing-puing rumah.
Sang dokter mengaku bahwa ia mulai mengeluarkan air mata ketika melihat anak yang terluka tersebut. Mengapa?
Berikut Popmama.com sediakan informasi dr. Masri rawat anak-anak korban gempa Turkiye dan Suriah, sampai menangis.
1. Tim penyelamat menemukan Mohammed di bawah puing-puing rumah
Seketika melihat Mohammed, anak 7 tahun yang merupakan satu-satunya anggota dalam sebuah keluarga yang selamat dari gempa bumi ini, dr. Ahmad al-Masri mengaku merasa sedih.
"Sorot mata anak ini benar-benar menyentuh saya," kata dr. Masri. "Saya tidak tahu kenapa, tapi begitu dia menatap saya, saya mulai menangis."
Sang dokter juga berkata bahwa Mohammed terlihat merasa aman setelah diberikan pertolongan olehnya, di rumah sakit tersebut.
"Cara anak laki-laki itu memandang kami, saya merasa dia percaya pada kami. Dia tahu bahwa dia aman sekarang," ucap dr. Masri.
Menurutnya, anak tersebut sangat kuat dalam menghadapi peristiwa malang ini. "Saya merasa dia punya banyak kekuatan, misalnya dia menahan rasa sakit. Saya berpikir, apa yang membuat seorang anak berusia 7 tahun begitu kuat dan tabah?"
2. Selain anak, terdapat lebih dari 200 pasien yang masuk ke rumah sakit
Dr. Masri sendiri merupakan seorang ahli bedah di Rumah Sakit Al-Shifa, yang disokong oleh Syrian American Medical Society (SAMS). Ia mengatakan bahwa pihaknya menerima lebih dari 200 pasien setelah terjadi bencana.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa gempa bumi dapat menciptakan kerusakan sebanyak ini, dapat menyebabkan jumlah pasien sebanyak ini," ujar dr. Masri setelah menangani pasien yang awalnya seperti terluka ringan.
"Cederanya seperti tidak serius, tapi kemudian ada seseorang yang perlu diamputasi," lanjutnya. "Namun, kapasitas di rumah sakit kami tidak mampu menangani kasus seperti ini."
Bagi dr. Masri, perasaan terburuk ketika menjadi seorang dokter adalah tidak bisa menyelamatkan pasien atau meringankan rasa sakit yang dialami oleh seseorang.
3. Perasaan haru dan lega dr. Masri rasakan saat bertemu keluarganya dan melihat Mohammed pulih
Saat merawat pasien, dr. Masri juga tidak tahu apakah keluarganya sendiri aman karena pasokan listrik dan internet mati.
"Perasaan terburuk yang dapat kamu miliki selama krisis seperti itu adalah tidak tahu apakah keluarga dan orang-orang yang terkasihmu baik-baik saja," ucap dr. Masri.
Ketika melihat kakaknya berlari ke rumah sakit untuk meyakinkan dia bahwa seluruh keluarganya aman, perasaan dr. Masri langsung lega.
Dia juga berkata, keesokan harinya pergi untuk memeriksa Mohammed dan bertanya kepada anak tersebut apakah dia mengenalinya.
Mohammed menjawab, "Ya, Anda adalah dokter yang menyelamatkan hidup saya."
Itu dia berita mengenai dr. Masri rawat anak-anak korban gempa Turkiye dan Suriah, sampai menangis. Mari doakan para korban yang terluka agar segera pulih ya, Ma.
Baca juga:
- Gempa Bumi Dahsyat di Türkiye, Anak-Anak Berhasil Dievakuasi
- Kisah Pilu Evakuasi Gempa Turkiye-Suriah, Ribuan Anak-Anak Jadi Korban
- Kisah Pilu Papa di Turkiye Pegang Tangan Putrinya yang Meninggal Dunia