Dua Siswa SD di Bone Dayung Perahu Lewati Sungai Demi Bisa ke Sekolah
Salut! Dua siswa SD di Bone ini setiap hari harus menyebrangi sungai untuk pergi ke sekolah
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang memadai untuk bepergian dari daerah satu ke daerah lainnya. Oleh karena itu, tak jarang ada yang harus melintasi sungai besar sekalipun. Hal inilah yang dilakukan oleh bocah kelas 2 SD di Bone, Sulawesi Selatan.
Demi dapat mengeyam pendidikan di sekolah, dua siswa tersebut ternyata harus menaiki perahu dan mendayungnya hingga melewati sungai besar. Rekaman video yang memperlihatkan itu kemudian sempat menjadi viral di media sosial.
Kabar soal dua siswa SD di Bone dayung perahu lewati sungai demi bisa sekolah telah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini. Terus gulir layarmu untuk membacanya!
1. Dua siswa itu memang harus setiap hari seberangi sungai untuk ke sekolah
Dua anak yang mendayung perahu dalam video tersebut ternyata merupakan siswa dari SD 139 Larea Rea yang terletak di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Mereka diketahui bernama Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki.
Faidah selaku orangtua membenarkan bahwa itu anaknya yang pergi ke sekolah dengan perahu. Mereka memang harus setiap hari menyebrangi sungai dengan perahu sampan agar bisa pergi ke sekolah. Itu karena sekolah dan desa tempat tinggalnya berbeda.
Ammar dan Rifki diketahui berangkat ke sekolah pada pukul 6 pagi dan tidak diantar orangtuanya karena kesibukan pekerjaan sebagai nelayan.
Demi bisa sekolah, mereka harus melintasi Sungai Tangka. Bagi yang belum tahu, Sungai Tangka adalah sungai terpanjang dan terbesar dengan panjang 120 km dan lebar 1-75 meter. Sungai ini pun menghubungkan wilayah Teluk Bone.
2. Seberangi sungai adalah akses terdekat yang bisa mereka capai untuk ke sekolah
Mereka sendiri tinggal di Borong Kalukue, Dusun Lagoppo Dua, Desa Massangkae, Kecamatan Kajuara, Bone. Sementara sekolahnya berada di Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Faidah memilih menyekolahkan anaknya di Sinjai karena aksesnya lebih dekat, walau harus naik sampan sekalipun. Pasalnya, dia bersama anak-anaknya tinggal di pesisir pantai paling ujung di Bone.
Sementara itu, jarak kediamannya cukup jauh apabila anak-anaknya disekolahkan di Massangkae, Bone. Jika disekolahkan di sana, anak-anaknya harus berjalan kaki setiap hari sekiranya 5 km. Belum lagi, mereka juga harus melewati empang.
Faidah pun mengaku bahwa kedua anaknya tidak pernah takut untuk menyebrangi Sungai Tangka demi pergi bersekolah, meski cuaca sedang buruk. Pasalnya, anak-anak di sana memang sudah terbiasa menaiki sampan sebagai transportasi.
3. Terungkap, bukan hanya mereka saja yang pergi ke sekolah dengan mendayung perahu
Di sisi lain, ternyata bukan hanya Ammar dan Rifki saja yang harus melintasi sungai dengan sampan untuk pergi ke sekolah. Faidah mengatakan bahwa ada juga orangtua lain yang memilih menyekolahkan anaknya di Sinjai.
Senada dengan Faidah, Kepala Desa Massangkae, Muhammad Asri Arsyad, pun membenarkan banyak warganya yang memilih menyekolahkan anak-anak mereka di Sinjai, terutama warga yang tinggal di daerah pesisir.
Sementara itu, Subur selaku Kepala Sekolah SD 139 Larea Rea pun berharap pemerintah dapat memberikan solusi dan perhatian kepada anak-anak yang berasal dari seberang sungai.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang dua siswa SD di Bone dayung perahu lewati sungai demi bisa sekolah. Ternyata, perjuangan mereka untuk bersekolah tidaklah mudah seperti kebanyakan anak di daerah perkotaan.
Kita doakan saja semoga pemerintah pusat maupun setempat dapat memberikan solusi terbaik berupa infrastruktur atau apa pun agar anak-anak di sana bisa mendapatkan akses yang layak untuk bersekolah seperti anak di kota.
Baca juga:
- Siswa SD Dianiaya Ayah Temannya di Serang, Korban Alami Trauma
- Emosi Anak Dikeroyok, Wali Murid Aniaya Siswa SD di Kendari
- Viral, Siswa SD di Pontianak Dicegat dan Diajak Duel Hingga Tergeletak