10 Rekomendasi Buku Anak Berbahasa Inggris, Ajarkan tentang Kehidupan
Belajar tentang kehidupan sembari belajar bahasa Inggris
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buku merupakan alat yang efektif untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan. Salah satu pengetahuan dan keterampilan yang bisa didapat anak dari membaca buku adalah kemampuan berbahasa asing.
Anak bisa mempelajari beragam bahasa asing, salah satunya bahasa Inggris yang merupakan bahasa yang digunakan di seluruh penjuru dunia.
Tak hanya itu, buku juga bisa mengenalkan dan mengenalkan beragam konsep kepada anak-anak. Konsep yang bisa diajarkan kepada anak sejak dini adalah konsep mengenai kehidupan. Anak akan lebih mengerti mengenai kehidupan seiring bertambahnya usia.
Dengan banyaknya manfaat buku, Mama bisa mengajarkan anak berbahasa Inggris sekaligus tentang kehidupan melalui buku anak berbahasa Inggris yang mengajarkan tentang kehidupan kepada anak.
Berikut Popmama.com rangkum 10 rekomendasi buku anak berbahasa Inggris, ajari tentang kehidupan.
1. The Tree in Me
Buku "The Tree in Me" karya Corinna Luyken menyampaikan pesan tentang hubungan antara manusia dan alam, khususnya pohon, dan mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan mereka sendiri melalui analogi dengan kehidupan pohon. Buku ini memiliki narasi yang sederhana dan ilustrasi yang indah, menjadikannya cocok untuk anak-anak.
Buku ini menggambarkan bagaimana pohon mengalami perubahan seiring waktu, mulai dari benih yang kecil hingga tumbuh menjadi pohon yang kuat dengan akar yang dalam. Analogi ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan pertumbuhan pribadi.
Buku ini juga mengajak pembaca untuk menghargai keindahan alam dan keunikan setiap individu. Seperti pohon yang memiliki bentuk dan karakteristik yang unik, setiap manusia juga memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda.
2. Alma and The Beast
Buku "Alma and The Beast" yang ditulis dan diilustrasikan oleh Esme Shapiro memiliki cerita yang menarik dan makna yang dalam. Buku ini mengajarkan tentang emosi, keberanian, dan pengertian terhadap orang lain.
Melihat dari cover bukunya, mungkin semua akan mengira Alma adalah gadis kecil di atas dan the Beast adalah karakter biru di bawah. Nyatanya, Alma adalah karakter biru dan the Beast adalah gadis kecilnya.
Buku ini mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya tidak menilai seseorang atau sesuatu berdasarkan penampilan atau pertama kali bertemu. Buku ini mengajarkan nilai-nilai empati, keberanian, dan pengertian terhadap orang lain yang berbeda.
Selain pesan-pesan yang disampaikan melalui cerita, ilustrasi dalam buku ini juga sangat menarik dan memukau. Dimensi visual yang kuat ke dalam cerita dapat membantu anak-anak memahami dan menangkap emosi dan perubahan yang terjadi dalam cerita.
3. Cry, Heart, But Never Break
Buku anak klasik "Cry, Heart, But Never Break" yang ditulis oleh Glenn Ringtved dan diilustrasikan oleh Charlotte Pardi adalah sebuah karya yang penuh makna dan emosional. Buku ini mengajarkan anak-anak tentang kematian, kehilangan, dan arti kehidupan.
Buku ini membawa pesan yang dalam tentang pentingnya menerima kematian sebagai bagian alami dari siklus kehidupan. Buku ini mengajarkan anak-anak untuk memahami dan mengatasi rasa takut dan kehilangan yang mungkin mereka rasakan.
Buku ini juga mengajarkan nilai-nilai tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam kehidupan. Anak diajak untuk hidup dengan penuh kesadaran, mencintai dan menghargai orang-orang di sekitar mereka, serta menciptakan kenangan yang berarti.
Selain itu, ilustrasi dalam buku ini menambah dimensi emosional yang kuat. Pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita dan membantu anak-anak memahami dan merasakan emosi yang kompleks terkait dengan kematian dan kehilangan.
4. Out of a Jar
Buku "Out of a Jar" karya Deborah Marcero mengajarkan kita untuk tidak memendam semua emosi dalam diri dan juga mengajarkan kita untuk belajar berdamai dengan semua perasaan yang kita rasakan.
Buku ini menggambarkan bagaimana sang karakter utama dari buku ini selalu memendam segala emosi yang ia rasakan, baik itu emosi negatif maupun positif. Ia menutupnya rapat-rapat, hingga akhirnya tak ada lagi ruang yang tersisa dan ia pun berakhir tak bisa merasakan apa-apa mengenai emosinya sendiri.
Buku ini mengajarkan kita bagaimana cara untuk berurusan dengan emosi dan perasaan kita. Kita diajarkan untuk tak perlu takut merasakan dan mengekspresikan emosi.
5. The Little Ghost Who Was a Quilt
Buku "The Little Ghost Who Was a Quilt" karya Riel Nason mengajarkan anak untuk menerima diri sendiri dan mengingatkan kita bahwa tak apa jika berbeda dari yang lain.
Buku ini menceritakan tentang satu hantu yang berbeda dari teman-teman hantunya. Ia merupakan hantu selimut di antara hantu seprei lainnya. Di saat hantu lain bisa bergerak dengan ringan dan cepat, hantu selimut merasa kesulitan untuk terbang dan sering terjatuh.
Walaupun ia merasa terasingkan karena perbedaan yang dimiliki, manusia yang bisa melihat wujud selimut dari si hantu justru menyukai dan menganggap cantik selimut tersebut.
Buku ini mengajarkan kita bahwa walaupun kita berbeda dari orang lain, bukan berarti kita tidak berharga. Buku ini mengingatkan kita bahwa kita berharga dengan cara kita sendiri.
6. When Sadness Is at Your Door
Buku "When Sadness Is at Your Door" yang ditulis dan diilustrasikan oleh Eva Eland adalah sebuah karya yang sensitif dan mengangkat tema tentang kesedihan dan emosi negatif. Buku ini mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memahami dan mengelola perasaan sedih.
Dalam buku ini, karakter utama adalah kesedihan yang datang berkunjung ke pintu anak-anak. Buku ini menggambarkan kesedihan sebagai sesuatu yang normal dan alami, dan mengajak anak-anak untuk menyambut dan memahami perasaan tersebut.
Melalui ilustrasi yang sederhana dan teks yang singkat, buku ini mengajarkan anak-anak tentang pentingnya merangkul emosi negatif mereka dan memberikan ruang untuk merasakannya. Buku ini dapat membantu anak-anak memahami bahwa sedih adalah bagian dari kehidupan dan bahwa mereka tidak sendirian dalam perasaan ini.
7. Why Do We Cry?
Buku "Why Do We Cry?" karya Fran Pintadera mengajak dan mengajari anak-anak untuk memahami pentingnya bagi seorang manusia untuk menangis. Buku ini mengajarkan anak tentang konsep 'menangis', 'tangisan', dan 'air mata'.
Tak hanya tentang kesedihan, buku ini mengajarkan konsep bagaimana air mata juga merupakan sebuah bahasa yang bisa digunakan untuk mengekspresikan diri seseorang.
Selain itu, ilustrasi yang disuguhkan dalam buku ini juga bisa membantu anak memahami dan mengerti lebih mengenai air mata. Di salah satu halaman, buku ini menampilkan ilustrasi bagaimana bentuk air mata jika dilihat menggunakan mikroskop.
Buku ini tak hanya mengajarkan anak melalui fiksi, tetapi juga melalui non-fiksi dengan mengajarkan beberapa fakta.
8. Big Boys Cry
Buku "Big Boys Cry" karya Jonty Howley merupakan buku yang mematahkan stereotip bahwa anak laki-laki tidak boleh menangis. Buku ini mengajarkan bahwa anak laki-laki maupun pria dewasa bisa, boleh dan tak apa untuk menangis.
Buku ini menjelaskan bagaimana seseorang bisa menangis karena merasakan berbagai perasaan yang berkecamuk dalam diri. Namun kemudian, segala perasaan yang dirasakan tersebut bukanlah suatu hal yang buruk dan itu merupakan hal yang manusiawi dan wajar untuk dirasakan.
Buku ini juga mengingatkan kembali bahwa anak laki-laki dan pria dewasa pada umumnya juga manusia. Mereka bisa merasakan segala emosi dan layak untuk mengekspresikan segala emosi dan perasaan, termasuk menangis.
9. The Silence Slips In
Buku "The Silence Slips In" karya Alison Hughes mengajak anak untuk berdamai dengan kesunyian yang dirasakan dan mengajarkan anak untuk tak perlu takut dengan kesunyian dan rasa kesepian ketika tumbuh dewasa nanti.
Buku ini mengajarkan untuk menghargai kesunyian dan kesendirian karena dua hal tersebut bukanlah hal yang buruk dan menakutkan. Buku ini mengajarkan bagaimana kesunyian memiliki peran penting dalam hidup kita.
Kesunyian akan selalu hadir untuk menjaga dan menerima kita di saat kita lelah dengan dunia yang ramai, berisik dan berputar dengan cepat. Kesunyian akan menemani kita sampai kita kembali siap menghadapi segala hiruk pikuk dunia.
10. Dewdrop
Buku "Dewdrop" karya Kay O'Neill berfokus pada ilustrasinya yang menggemaskan dan menghangatkan hati. Buku ini juga mengajarkan anak untuk lebih mencintai diri sendiri.
Buku ini digambarkan melalui karakter Axolotl bernama Dewdrop yang lucu dan ceria. Dewdrop selalu memberikan semangat kepada siapa pun dan dimana pun ia berada.
Dewdrop memiliki banyak teman. Di saat teman-temannya sedang merasa sedih, tidak percaya diri, atau bahkan hanya merasa lelah, Dewdrop akan hadir untuk menyemangati dan membantu mereka. Dengan kehadiran Dewdrop, teman-temannya kembali terlihat ceria.
Dengan adanya karakter seperti Dewdrop, anak bisa belajar bagaimana kita bisa menjadi teman dan individu yang baik dengan berbuat dan bersikap baik terhadap sekitar. Hal tersebut akan membawa banyak hal positif ke dalam hidup, baik itu ke diri sendiri maupun ke kehidupan orang lain.
Itulah 10 rekomendasi buku anak berbahasa Inggris, ajari tentang kehidupan. Mengingat setiap anak memiliki kemampuan pemahaman yang berbeda-beda, penting bagi Mama untuk membantu si Kecil dalam memahami bacaannya. Tak hanya si Kecil, baik Mama maupun dewasa lain juga bisa belajar banyak dari buku anak.
Baca juga:
- Tingkatkan Literasi Membaca Buku pada Anak dengan 6 Tips Berikut Ini
- 5 Alasan Pentingnya Membaca Buku Bersama Anak Usia Sekolah
- 5 Alasan Orangtua Patut Bangga Anak Punya Hobi Baca Buku