Ini yang Harus Mama Lakukan Saat Anak Mogok Sekolah
Kenapa sih anak mama malas sekolah?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahun ajaran baru sudah dimulai. Bagaimana kabar anak mama? Masih semangatkah bersekolah? Atau mulai bertingkah dan mogok sekolah?
Di Sekolah Dasar, Mama tidak bisa selalu mengawasi anak mama. Tidak seperti di playgroup, ketika mama masih bisa mendampinginya. Tentu, hal ini dapat berdampak bagi keadaan psikologis si Anak karena ia harus menghadapi sendiri masalah-masalah di sekolah. Tidak heran, jika kemudian anak mama mungkin merasa gelisah, takut, atau tidak percaya diri. Inilah yang disebut para pakar psikologi anak sebagai separation anxiety atau kecemasan karena perpisahan.
Kecemasan itu bisa berkembang menjadi keenganan untuk sekolah atau school refusal alias mogok sekolah. Tanda-tandanya, anak mama seringkali mencari alasan untuk tidak sekolah, tidak semangat untuk sekolah, atau malah membolos. Wah, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hal ini, ya?
3 Penyebab Mogok Sekolah
Sebagaimana dilansir dari Raising Children Network yang merupakan organisasi parenting di Australia school refusal alias mogok sekolah didefinisikan sebagai keadaan saat anak menunjukkan penolakan yang ekstrim untuk pergi ke sekolah, baik tidak pergi ke sekolah sama sekali atau pada hari dan kelas tertentu.
Penolakan ini disebut peneliti di Parenting Research Centre dan Murdoch Childrens Reseach Institute sebagai respon anak terhadap masalah yang dialaminya di sekolah. Berikut adalah masalah umum yang dihadapi anak-anak yang mogok sekolah:
Gangguan psikologis
Mogok sekolah bisa menjadi tanda masalah psikologis Si Anak. Anak mungkin mengalami masalah emosi dan perilaku, seperti oppositional defiant disorder (ODD), separation anxiety, fobia, atau depresi. Hal inil membuat si Anak merasa tidak nyaman di lingkungan sekolah dan memilih untuk di rumah yang dianggapnya aman dan nyaman.
Gangguan belajar
Peneliti juga menemukan bahwa kesulitan belajar dapat menjadi salah satu faktor penyebab mogok sekolah. Kesulitan belajar tentu menyebabkan anak mama merasa cemas, takut, dan stres.
Masalah sosial
Masalah sosial di lingkungan sekolah memengaruhi mental anak mama untuk sekolah. Kondisi sosial memengaruhi kepercayaan diri dan kebahagiaan anak di sekolah. Masalah sosial ini bisa berupa kesulitan bergaul atau bullying. Sudah tentu jika kondisi ini yang dialami anak mama, ia akan memilih tidak berada di sekolah saja.
Semua masalah di atas menimbulkan reaksi atau gejala yang sama, seperti tidak bersemangat, menolak untuk aktif dalam berbagai kegiatan, suka mengeluh, dan insomnia. Dalam tingkat ekstrim, anak mama mungkin akan menunjukkan pemberontakan untuk pergi ke sekolah. Ia akan berani berdebat, menangis, bahkan mengancam untuk menyakiti diri sendiri. Reaksi buruk lainnya adalah anak mama berbohong dan membolos sekolah.
3 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk mengatasi masalah anak mama:
Bangun hubungan dan komunikasi yang kuat
Kunci utama dari hubungan yang terbuka satu sama lain adalah koneksi yang kuat sejak dini. Untuk itu, Mama sangat disarankan untuk bersikap penuh simpati dan empati, mencintai dan peduli terhadap anak mama. Bangunlah komunikasi terbuka dengan cara mengutarakan perasaan Mama dan menjadikan anak teman berdiskusi. Melihat sikap terbuka mama, akan mendorong si Anak untuk ikut bersikap terbuka.
Tunjukkan sikap tenang
Jika anak mama mengungkapkan dengan jujur alasan ia mogok sekolah, Mama diharapkan untuk bersikap tenang dan tetap menunjukkan cinta kasih untuknya. Sikap tenang akan membuat psikologis anak lebih tenang pula. Ingat, anak akan mencontoh perilaku (reaksi) orangtua. Jadi, jika Mama menunjukkan sikap yang positif, si Anak pun akan merasakan aura dan energi yang positif dalam menghadapi permasalahan ini bersama.
Beri dukungan positif
Saat anak mama sedang menghadapi masalah, hal pertama yang harus Mama berikan adalah dukungan. Ungkapkan dukungan yang sederhana seperti memberi pelukan atau mengucapkan kata-kata yang menenangkan dirinya, seperti “Kamu bisa melalui hal ini”, “Mama ada bersama untukmu”, dan semacamnya. Ingat! Jangan ucapkan kata-kata dukungan yang berawal dari kata ‘jangan’, seperti “Jangan takut.” Pasalnya, anak hanya akan fokus pada kata negatif ‘takut’. Beri kesempatan anak untuk mengatasi masalahnya dengan dukungan dari jauh. Jika itu tidak berhasil, Mama harus mulai bertindak, menunjukkan dukungan yang lebih besar seperti mendampinginya ke sekolah, membicarakan kondisi si Anak pada pihak sekolah untuk penanganan khusus, atau memindahkan sekolah.
Tenang, Ma! Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Percayalah dan tetap semangat!
Baca Juga:
- Pendidikan Karakter yang Dibangun di Sekolah
- 7 Aktivitas agar Anak Hiperaktif Tetap Sibuk dan Bersemangat
- 5 Cara Mendidik Anak Hiperaktif, Libatkan Tubuh dan Pikiran Mereka
- Bikin Anak Pintar! Catat 5 Aplikasi Belajar di Android Ini, Ma!