TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dampak Globalisasi Terhadap Pelestarian Lingkungan

Mari bersama lawan dampak negatifnya!

Pexels/AnnaShvets

Pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang diatur dalam undang-undang, seperti UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 65 ayat (4) yang menegaskan hak setiap individu untuk berperan dalam melindungi dan mengelola lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pentingnya peran ini adalah agar kita semua turut serta dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendukung upaya ini.

Namun, perlu diingat bahwa globalisasi tidak hanya membawa dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga dampak negatif yang perlu diperhatikan.

Nah, Popmama.com telah merangkum dampak globalisasi terhadap pelestarian lingkungan berikut ini.

Dampak Positif

Dampak positif era globalisasi pada upaya pelestarian lingkungan, antara lain:

1. Inovasi penghematan energi

Pexels/KindelMedia

Inovasi dalam penghematan energi yang dipacu oleh globalisasi telah membuka pintu bagi masa depan yang lebih berkelanjutan. Melalui perkembangan teknologi yang merata di seluruh dunia, kita dapat memanfaatkan sumber daya energi dengan lebih efisien.

Hal ini mencakup penggunaan energi seperti tenaga surya dan angin, serta pengembangan teknologi hemat energi dalam transportasi dan industri. Hasilnya adalah pengurangan emisi gas rumah kaca dan dampak positif terhadap pelestarian lingkungan.

Terlebih lagi, kolaborasi lintas batas dalam penelitian energi telah mempercepat perkembangan solusi berkelanjutan yang dapat diterapkan secara global. Dengan ini, inovasi dalam penghematan energi yang diilhami oleh globalisasi berperan penting dalam menjaga keberlanjutan planet ini untuk masa depan yang lebih baik.

2. Pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

Pexels/LauraTancredi

Dalam era globalisasi, muncul praktik ekonomi yang lebih berkelanjutan dalam penggunaan sumber daya alam. Globalisasi telah mempercepat pertukaran ide dan teknologi di antara negara-negara, mendorong perusahaan-perusahaan dan pemerintah untuk memikirkan ulang cara mereka mengelola sumber daya alam.

Praktik ekonomi yang berkelanjutan mengacu pada upaya untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, sehingga tidak merugikan generasi mendatang. Contohnya, perusahaan dapat mengadopsi teknologi ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, pengelolaan limbah yang lebih efisien, atau penggunaan bahan baku yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, regulasi lingkungan yang ketat juga semakin banyak diterapkan di berbagai negara untuk memastikan bahwa aktivitas ekonomi tidak merusak ekosistem alam. Praktik ekonomi yang berkelanjutan bukan hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, menguntungkan masyarakat dan generasi yang akan datang.

3. Peran terdepan negara maju dalam konservasi

Pexels/RickyEsquivel

Negara-negara maju memegang peran kunci dalam upaya pelestarian lingkungan global. Mereka telah menjadi pionir dalam inovasi teknologi hijau, pengembangan sumber energi terbarukan, dan penerapan kebijakan lingkungan yang ketat.

Sebagai pemimpin dalam sektor ini, mereka tidak hanya menciptakan solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga memberikan contoh bagi negara-negara lain. Kebijakan seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, perlindungan habitat alam, dan investasi dalam teknologi ramah lingkungan telah menjadi bagian integral dari strategi pelestarian lingkungan negara-negara maju.

Selain itu, mereka juga berperan dalam memberikan dukungan keuangan dan teknis kepada negara-negara berkembang untuk menghadapi tantangan lingkungan. Dengan komitmen mereka terhadap pelestarian alam, negara-negara maju memainkan peran utama dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan bagi semua.

4. Peningkatan partisipasi ilmuwan lingkungan

Pexels/ChoknitiKhongchum

Globalisasi telah membuka pintu bagi kolaborasi lintas batas dalam bidang ilmu lingkungan. Dalam era yang semakin terhubung ini, kita telah menyaksikan peningkatan pesat dalam partisipasi ilmuwan lingkungan dari berbagai negara.

Mereka bekerja bersama untuk mengatasi tantangan lingkungan global seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan solusi yang lebih efektif dan terarah.

Dengan adanya jaringan ilmuwan yang lebih luas, kemampuan untuk memahami dan merespons masalah lingkungan yang kompleks juga semakin meningkat. Ini adalah salah satu dampak positif dari globalisasi, di mana ilmuwan lingkungan dari berbagai belahan dunia dapat bersatu untuk melindungi planet ini dan mewariskannya kepada generasi mendatang dengan lebih baik.

5. Meningkatnya kesadaran global akan lingkungan

Pexels/RonLach

Meningkatnya kesadaran global akan isu-isu lingkungan merupakan salah satu dampak signifikan dari globalisasi. Dalam era globalisasi, informasi dapat dengan cepat menyebar melintasi batas negara, memungkinkan masyarakat di seluruh dunia untuk lebih sadar akan tantangan lingkungan yang dihadapi.

Melalui media sosial, berita internasional, dan platform daring lainnya, masalah seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan kerusakan lingkungan lainnya menjadi perhatian yang semakin mendunia. Kesadaran ini juga didorong oleh gerakan lingkungan dan aktivis yang menggunakan jaringan global untuk mempromosikan perlindungan lingkungan. 

6. Mendorong kemajuan ilmu lingkungan

Pexels/YanKrukau

Dalam era globalisasi, terjadi perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu lingkungan. Hal ini terjadi berkat pertukaran pengetahuan yang semakin intensif antar negara.

Kolaborasi internasional dalam penelitian lingkungan telah memfasilitasi berbagi informasi, pengalaman, dan hasil penelitian yang berguna. Universitas, lembaga penelitian, dan ilmuwan dari berbagai belahan dunia dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian bersama untuk memahami tantangan lingkungan global.

Seiring dengan pertumbuhan ini, kita menjadi lebih mampu mengidentifikasi isu-isu lingkungan yang mendesak dan menciptakan solusi yang lebih inovatif untuk menghadapinya. Dalam konteks globalisasi saat ini, perkembangan ilmu lingkungan adalah satu contoh positif bagaimana kolaborasi dan pertukaran pengetahuan melintasi batas negara dapat berdampak besar pada pelestarian lingkungan.

7. Meluasnya penggunaan teknologi ramah lingkungan

Pexels/MarkStebnicki

Dalam era globalisasi, salah satu dampak positif yang sangat signifikan adalah penyebaran teknologi ramah lingkungan. Globalisasi telah memungkinkan berbagai teknologi yang memiliki potensi besar dalam menjaga lingkungan alam di seluruh dunia.

Teknologi efisiensi energi semakin tersebar, membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Selain itu, metode pengolahan limbah yang lebih modern dan berkelanjutan telah menjadi lebih mudah diadopsi di berbagai negara, mengurangi pencemaran lingkungan.

Semua ini menunjukkan bahwa globalisasi membuka peluang besar untuk melindungi planet kita melalui penyebaran teknologi yang ramah lingkungan. Dengan kerjasama lintas batas, teknologi ini dapat menjadi alat penting dalam upaya pelestarian lingkungan global.

8. Mendukung penelitian lingkungan

Pexels/AlesiaGritsuk

Kontribusi globalisasi terhadap penelitian lingkungan adalah fenomena penting yang terjadi dalam era modern. Dalam konteks ini, globalisasi memainkan peran kunci dalam memfasilitasi penelitian lingkungan melalui berbagai cara yang relevan.

Salah satu dampak paling signifikan adalah akses yang lebih luas terhadap sumber daya pengetahuan global. Melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ilmuwan dan peneliti dapat dengan mudah mengakses data, studi, dan temuan terbaru dari seluruh dunia.

Dengan kata lain, globalisasi telah membuka pintu bagi pertukaran pengetahuan yang lebih cepat dan mendalam dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan alam kita.

9. Eksplorasi energi alternatif yang meluas

Pexels/Pixabay

Eksplorasi energi alternatif telah menjadi fokus utama secara global dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tidak hanya terbatas, tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan kesadaran akan dampak perubahan iklim, negara-negara di seluruh dunia semakin giat dalam mencari solusi energi yang lebih berkelanjutan.

Penelitian dan pengembangan energi alternatif seperti tenaga surya, tenaga angin, bioenergi, dan hidrogen telah mendapat sorotan intensif, dengan investasi besar-besaran dalam infrastruktur yang mendukung sumber energi ini. Dengan energi alternatif yang semakin terjangkau dan ramah lingkungan, harapan kita adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga keberlanjutan sumber daya alam, dan menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

10. Peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan

Pexels/MikhailNilov

Dalam era globalisasi, meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan menjadi salah satu dampak positif yang signifikan. Dengan akses yang semakin mudah ke informasi dari seluruh penjuru dunia, masyarakat memiliki kesempatan untuk memahami dan mengapresiasi pentingnya pelestarian lingkungan.

Kesadaran ini telah mendorong masyarakat untuk menjadi lebih bijak dalam pemilihan produk, penggunaan sumber daya, dan partisipasi dalam inisiatif pelestarian lingkungan. Dengan pengetahuan yang lebih luas tentang masalah lingkungan, masyarakat dapat berperan aktif dalam merawat dan mengelola lingkungan di sekitar mereka, membantu menciptakan perubahan positif dalam upaya pelestarian alam.

Dampak Negatif

Dampak negatif era globalisasi pada upaya pelestarian lingkungan, antara lain:

1. Akumulasi sampah meningkat

Pexels/Kelly

Akumulasi sampah yang meningkat menjadi salah satu dampak negatif yang signifikan dari globalisasi. Perkembangan pesat dalam produksi barang konsumen, yang dipercepat oleh globalisasi, telah menyebabkan peningkatan jumlah sampah di seluruh dunia.

Sampah ini mencakup berbagai jenis limbah, mulai dari plastik hingga barang elektronik yang sudah tidak terpakai. Yang membuat masalah ini semakin kompleks adalah bahwa sebagian besar dari sampah tersebut seringkali sulit diurus secara efektif.

Banyak negara mengalami kesulitan dalam mengelola sampah ini, yang pada akhirnya dapat mencemari lingkungan dengan polusi tanah dan air. Oleh karena itu, akumulasi sampah yang terus meningkat menjadi tantangan serius bagi pelestarian lingkungan.

Solusi yang diperlukan mencakup strategi pengurangan sampah, pengelolaan limbah yang lebih efisien, dan kesadaran global yang lebih tinggi tentang pentingnya mengurangi limbah konsumen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

2. Peralihan fungsi lahan yang tak terkendali

Pexels/GökhanYetimova

Peralihan fungsi lahan yang tak terkendali menjadi salah satu dampak negatif globalisasi yang perlu diperhatikan. Dalam era globalisasi, pertumbuhan perkotaan dan permintaan akan lahan untuk perumahan dan komersial semakin meningkat. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang berubah menjadi kawasan perumahan atau pusat perbelanjaan.

Meskipun peralihan ini mungkin terlihat sebagai bagian dari perkembangan ekonomi, dampaknya terhadap lingkungan bisa sangat merugikan. Konversi lahan pertanian yang luas dapat mengganggu ekosistem alami, mengancam habitat satwa liar, dan mengakibatkan hilangnya tanah subur yang penting untuk produksi pangan.

Selain itu, perubahan penggunaan lahan seperti ini dapat berkontribusi pada perubahan iklim dan masalah drainase di kota-kota yang padat penduduknya. Oleh karena itu, penting bagi kebijakan lingkungan untuk mengawasi dan mengatur peralihan fungsi lahan yang lebih berkelanjutan agar kerusakan lingkungan dapat diminimalkan dalam era globalisasi.

3. Peningkatan tingkat pencemaran lingkungan

Pexels/MarcinJozwiak

Peningkatan tingkat pencemaran lingkungan adalah salah satu dampak negatif yang terkait erat dengan globalisasi. Fenomena ini melibatkan polusi udara, air, dan tanah yang semakin serius. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh globalisasi, aktivitas industri dan transportasi juga meningkat.

Industri-industri besar yang memproduksi barang konsumen yang sangat diminati secara global seringkali menghasilkan emisi berbahaya yang mencemari udara. Selain itu, transportasi barang dan manusia yang semakin luas juga menyebabkan peningkatan polusi udara, terutama di kota-kota besar.

Polusi air juga menjadi masalah serius karena limbah industri dan domestik yang dibuang ke sungai dan laut tanpa pengolahan yang memadai. Pencemaran tanah terutama terkait dengan limbah berbahaya yang berasal dari industri. Dalam mengatasi dampak negatif ini, perlunya upaya global untuk mengurangi emisi berbahaya, mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

4. Kurangnya daerah resapan air di perkotaan

Pexels/Jean-DanielFrancoeur

Perkembangan perkotaan yang pesat yang sering dikaitkan dengan globalisasi, seperti pembangunan gedung-gedung tinggi dan infrastruktur perkotaan yang membesar, seringkali mengorbankan area terbuka yang berfungsi sebagai daerah resapan air alami.

Akibatnya, air hujan yang seharusnya dapat meresap ke dalam tanah dan mengalir ke sungai atau sistem drainase alami, sekarang sering kali mengalir dengan cepat ke permukaan jalanan dan selokan perkotaan. Hal ini menyebabkan masalah serius dalam hal drainase, dengan potensi terjadinya banjir ketika curah hujan yang tinggi terjadi.

Selain itu, ketika air hujan mengalir ke permukaan tanah, ia dapat membawa polusi dan limbah yang ada di jalanan, mengakibatkan pencemaran air dan dampak negatif pada lingkungan perkotaan secara keseluruhan. 

5. Konsumsi energi yang meningkat

Pexels/GustavoFring

Keterkaitan globalisasi dengan peningkatan konsumsi energi telah menjadi perhatian utama dalam konteks pelestarian lingkungan dan perubahan iklim. Dalam era globalisasi ini, permintaan akan barang dan layanan yang lebih luas secara internasional telah memicu pertumbuhan produksi dan transportasi.

Namun, pertumbuhan ini juga mengakibatkan peningkatan konsumsi energi, terutama dari sumber-sumber yang menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara. Emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil ini berkontribusi secara signifikan pada perubahan iklim global, termasuk pemanasan global dan fenomena cuaca ekstrem.

6. Peningkatan aktivitas penebangan dan perburuan ilegal

Pexels/FabianKöhler

Dalam konteks globalisasi, peningkatan aktivitas ilegal seperti penebangan hutan dan perburuan liar telah menjadi isu yang semakin meresahkan dalam pelestarian lingkungan. Globalisasi membuka pintu bagi eksploitasi sumber daya alam yang tak terkendali, dimana kebutuhan pasar global untuk kayu, tanah, dan satwa liar meningkat secara signifikan.

Akibatnya, hutan-hutan berharga di seluruh dunia terus ditebang dengan cepat, menyebabkan kerusakan ekosistem yang serius. Selain itu, perburuan liar untuk memenuhi permintaan global atas produk-produk hewan seperti tanduk gading, kulit harimau, dan tanduk badak telah mengancam keberlangsungan flora dan fauna yang sudah terancam punah.

Dampak buruk ini tidak hanya merusak ekosistem dan biodiversitas, tetapi juga mengganggu keseimbangan alam secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya global dalam mengatasi aktivitas ilegal semacam ini menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan melindungi spesies yang terancam punah.

7. Kerusakan lingkungan yang luas

Pexels/YogendraSingh

Kerusakan lingkungan yang luas menjadi salah satu dampak negatif paling mencolok dari globalisasi. Akumulasi aktivitas ekonomi global yang intensif seperti industri, pertanian komersial, dan eksploitasi sumber daya alam telah mengakibatkan degradasi ekosistem secara signifikan.

Hutan-hutan yang luas ditebang tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, menyebabkan hilangnya habitat alami untuk berbagai jenis flora dan fauna. Keanekaragaman hayati yang berharga pun terancam, dengan spesies-spesies yang terancam punah karena perubahan lingkungan yang cepat.

Selain itu, tantangan lingkungan lainnya seperti polusi air dan udara, peningkatan emisi gas rumah kaca, serta masalah sampah plastik yang terus bertambah juga menjadi dampak serius dari globalisasi. Dengan demikian, perlu upaya yang lebih besar dalam mengatasi dampak negatif ini dan memastikan bahwa globalisasi mendukung keberlanjutan lingkungan alam yang kita warisi.

8. Percepatan pemanasan global

Freepik/jcomp

Percepatan pemanasan global menjadi salah satu dampak serius dari globalisasi. Keterkaitan erat antara perdagangan internasional, transportasi global, dan industri yang semakin berkembang telah menyebabkan akumulasi emisi gas rumah kaca yang signifikan. Hal ini, pada gilirannya, mempercepat proses pemanasan global dan menghasilkan perubahan iklim yang merugikan.

Peningkatan penggunaan energi fosil dalam proses produksi dan transportasi internasional menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan gas lain yang memperkuat efek rumah kaca.

Hasilnya adalah perubahan iklim yang terasa, termasuk naiknya suhu rata-rata global, peningkatan frekuensi bencana alam ekstrem, dan ancaman terhadap ekosistem laut dan darat. Untuk menghadapi tantangan ini, kolaborasi internasional dan tindakan yang komprehensif diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung.

9. Kurangnya ruang hijau

Pexels/Pixabay

Dampak globalisasi terhadap lingkungan mencakup salah satu isu yang sangat krusial, yaitu penyusutan ruang hijau. Seiring dengan pertumbuhan globalisasi dan urbanisasi yang cepat, kawasan hijau seperti taman dan lahan pertanian sering kali menjadi korban.

Pembangunan infrastruktur perkotaan yang pesat memaksa lahan hijau diubah menjadi pemukiman atau komersial. Hasilnya, ekosistem alami yang semula ada menjadi terfragmentasi atau bahkan hilang. Dampaknya sangat merugikan, karena kawasan hijau berperan penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Mereka berfungsi sebagai paru-paru kota dengan menyediakan oksigen, mengurangi polusi udara, serta mendukung keanekaragaman hayati dengan menjadi habitat bagi flora dan fauna. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian kawasan hijau menjadi semakin penting dalam konteks globalisasi, dengan upaya untuk mencapai keseimbangan antara perkembangan perkotaan yang diperlukan dan keberlanjutan lingkungan yang harus dijaga.

10. Eksploitasi sumber daya alam oleh manusia

Pexels/LucienWanda

Eksploitasi sumber daya alam oleh manusia telah menjadi salah satu dampak negatif yang signifikan dari globalisasi. Upaya untuk memenuhi permintaan global akan berbagai komoditas, seperti kayu, minyak, dan lahan pertanian, seringkali mengakibatkan eksploitasi berlebihan terhadap lingkungan.

Hutan-hutan yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem seringkali ditebang secara tidak berkelanjutan, menyebabkan kehilangan habitat bagi berbagai spesies dan mengancam keberlanjutan hutan itu sendiri. Di samping itu, lahan pertanian yang digunakan untuk produksi global makanan seringkali diperluas dengan mengorbankan lahan-lahan alami yang penting untuk menjaga keanekaragaman hayati.

Akibatnya, perubahan penggunaan lahan ini dapat merusak ekosistem, meningkatkan erosi tanah, dan mengancam ketahanan pangan di tingkat global. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat global untuk mempertimbangkan cara yang lebih berkelanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan melindungi keanekaragaman hayati bumi.

Globalisasi memiliki dampak kompleks terhadap pelestarian lingkungan. Meskipun mendukung penelitian dan kesadaran lingkungan, globalisasi juga menyebabkan pencemaran, sampah, dan kerusakan ekosistem. Penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan dalam era globalisasi.

Baca juga:

The Latest