Paragraf Deduktif hingga Ineratif dan Contohnya, Materi Kelas 3 SD
Jenis paragraf dibedakan berdasarkan letak kalimat utamanya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika Mama membaca buku ataupun berita di internet, pasti artikel atau tulisan tersebut ditulis dalam sejumlah paragraf. Bukan hanya untuk memberikan kenyamanan sewaktu membaca, setiap paragraf merepresentasikan sebuah gagasan yang berbeda-beda.
Gagasan utama atau kalimat utama adalah ide pokok/utama dari sebuah paragraf. Mama mungkin tidak menyadari ketika membacanya, namun kalimat tersebut bisa terletak di mana-mana. Perbedaan letak kalimat utama tersebut lantas membuat paragraf banyak jenisnya.
Nah, kali ini Popmama.com akan membahas berbagai jenis paragraf, mulai dari paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran dan paragraf Ineratif serta contohnya. Yuk ajak anak untuk membacanya supaya ia lebih mengerti tentang pelajaran di sekolah!
Apa Itu Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas?
Sebelum mengenal lebih jauh tentang jenis-jenis paragraf, anak mama perlu terlebih dahulu mengerti tentang apa itu kalimat utama dan kalimat penjelas. Hal ini karena keduanya merupakan komponen penting yang menyusun sebuah paragraf.
1. Kalimat Utama
Kalimat utama atau gagasan utama merujuk kepada kalimat yang mengandung ide pokok yang menjadi dasar terbentuknya sebuah paragraf. Karena merupakan fondasi dari paragraf maka kalimat utama dapat berdiri sendiri dan cenderung bersifat umum.
Untuk lebih jelasnya, berikut ciri-ciri kalimat utama dalam paragraf:
- Mengandung sebuah pembahasan yang dapat di jelaskan lebih lanjut;
- Maknanya tetap dapat dimengerti meskipun tidak sebutkan dengan kalimat lain;
- Karena mudah dimengerti, kalimat utama dapat berdiri sendiri;
- Umumnya, kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun, tidak menutup kemungkinan berada di akhir paragraf.
2. Kalimat Penjelas
Seperti namanya, kalimat penjelas berfungsi untuk memberikan rincian terhadap gagasan utama yang telah disebutkan. Dengan kata lain, kalimat penjelas merupakan sambungan atau lanjutan dari gagasan utama.
Adapun ciri-ciri dari kalimat penjelas adalah:
- Bersifat lebih spesifik;
- Tidak dapat berdiri sendiri karena maknanya akan sulit dimengerti;
- Diletakkan sebelum atau sesudah gagasan utama;
- Harus ditambahkan kata-kata penghubung, seperti contohnya, misalnya, dan lain-lain. Supaya paragraf terlihat berkesinambungan atau antara kalimat utama dan penjelas berhubungan satu sama lain;
- Kalimat penjelas berupa uraian fakta, data, opini, ataupun contoh.
Contoh:
Venus memang dikenal sebagai planet yang paling terang di Tata Surya. Oleh sebab itu, objek langit yang satu ini memiliki banyak julukan, yaitu bintang kejora, bintang Timur, bintang barat, bintang fajar, dan bintang senja.
- Gagasan Utama: Venus dikenal sebagai planet paling terang di Tata Surya.
- Gagasan Penjelas: Oleh sebab itu, objek langit yang satu ini memiliki banyak julukan, yaitu bintang kejora, bintang Timur, bintang barat, bintang fajar, dan bintang senja.
1. Mengenal paragraf deduktif dan contohnya
Anak mana sudah mengerti apa perbedaan kalimat utama dan kalimat penjelas. Nah, jenis paragraf pertama yang perlu Anda ketahui adalah paragraf deduktif. Apa itu?
Jadi, paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki gagasan atau kalimat utama di awal paragraf. Kalimat utama dari jenis paragraf ini umumnya berupa pernyataan umum yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan yang lebih rinci.
Contoh:
Selain dijadikan sebagai bahan pembuatan minyak atau kosmetik, buah kelapa sawit ternyata juga bisa dimakan lho, Ma. Sebagai contoh, ada kudapan dari Jambi yang memanfaatkan buah tumbuhan palem tersebut, yakni Kue Lapis Sawit.
Penjelasan:
Kalimat utama dari paragraf ini adalah "buah kelapa sawit ternyata juga bisa dimakan". Hal ini karena kalimat yang mengikutinya menjelaskan contoh kudapan khas Jambi yang dibuat dari buah kelapa sawit.
Di samping itu, paragraf tersebut juga termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya terletak di awal.
2. Paragraf induktif beserta contohnya
Kalau ada paragraf deduktif, maka kebalikannya adalah paragraf induktif. Perbedaannya simpel kok, yakni paragraf induktif memiliki kalimat utama yang berada di akhir paragraf.
Jadi, jenis paragraf ini akan memberikan penjelasan rinci terlebih dahulu sebelum masuk ke informasi yang lebih umum.
Contoh:
Bunga yang dianggap sebagai simbol keberuntungan ini banyak digemari karena mudah ditemukan dan umur panjangnya. Juga, warna hijau dari bunga berbentuk corong tersebut sangat segar dalam pandangan. Itu sebabnya bells of Ireland sering ditambahkan ke dalam karangan bunga.
Penjelasan:
Paragraf di atas memberikan informasi tentang bunga Bells of Ireland. Di awal paragraf, dipaparkan bahwa bunga tersebut digemari karena mudah ditemukan, tahan lama, dan warna hijau yang segar di pandangan.
Nah kalimat-kalimat tadi sebenarnya merupakan kalimat penjelas dari gagasan utamanya, yaitu memberikan alasan mengapa "bunga bells of Ireand sering ditambahkan dalam karangan bunga".
3. Mengenal paragraf campuran dan contohnya
Selain paragraf deduktif dan induktif, ada juga yang disebut dengan paragraf campuran, alias paragraf deduktif-induktif. Sesuai dengan namanya, kalimat utamanya terletak diawal dan diakhir paragraf.
Meskipun ada dua gagasan gagasan utama tersebut tidak berlawanan satu sama lain. Biasanya, kalimat utama akhir akan mempertegas apa yang telah dijelaskan di kalimat utama awal.
Contoh:
Hutan mangrove memiliki karakteristik tertentu. Tumbuhan di dalam hutan semacam ini didominasi dengan tumbuhan oleh tumbuhan bakau, maka orang sering menyebutnya hutan bakau. Hutan mangrove terdapat di perairan payau (campuran air asin dan air tawar). Akibatnya hutan mangrove dipengaruhi oleh pasang surut laut. Itulah beberapa ciri yang dimiliki hutan mangrove.
Penjelasan:
Anak mama bisa lihat paragraf di atas sedang membahas ciri-ciri dari hutan mangrove. Hal ini dapat dilihat dari uraian pada kalimat kalimat penjelasnya.
Di awal, disebutkan bahwa hutan mangrove memiliki karakteristik tertentu. Setelah diberikan penjelasannya, paragraf tersebut pun ditutup dengan sebuah kalimat pemertegas bahwa "itulah beberapa ciri yang dimiliki hutan mangrove".
4. Paragraf ineratif beserta contohnya
Jenis paragraf yang terakhir adalah paragraf ineratif. Masih berhubungan dengan posisi kalimat utama, paragraf ini mengandung gagasan utama yang berada di bagian tengah.
Contoh:
Meskipun sudah kedaluwarsa, kandungan bahan kimia pada obat-obatan yang kita konsumsi tidak akan pernah hilang dan justru akan menimbulkan bahaya jika obat-obatan tersebut dibuang di sembarang tempat. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak membuang obat-obatan ke sembarang tempat. Sebagai gantinya, kita dapat mengembalikan obat-obatan tersebut ke pihak apotek atau rumah sakit untuk dihancurkan.
Penjelasan:
Awal paragraf tersebut memberitahu bahwa obat-obat tidak boleh dibuang sembarangan. Hal ini karena kandungan kimianya yang berbahaya.
Namun, kalimat tersebut bukanlah gagasan utamanya. Kalimat berikutnyalah yang merupakan inti dari paragraf tersebut di mana dijelaskan bahwa "sebaiknya kita tidak membuang obat-obatan ke sembarang tempat".
Itulah tadi sejumlah informasi mengenai definisi kalimat utama dan penjelas serta jenis-jenis paragraf, mulai dari paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran dan paragraf Ineratif. Semoga menambah ilmu anak ya, Ma!
Baca juga:
- Tahapan Perkembangbiakan Bawang Merah, Materi Kelas 3 SD
- Bagaikan Neraka, 8 Fakta Planet Venus yang Menarik untuk Anak Ketahui
- Mudah! Cara Menghitung Persentase untuk Siswa Kelas 6 SD