5 Cara Menghilangkan Kebiasaan Membentak Anak
Yuk, mulai bimbing anak tanpa perlu menggunakan bentakan!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua bukanlah tugas yang mudah. Mama harus menjadi pembimbing sekaligus sahabat bagi si Kecil agar dapat menjaga kesehatan mentalnya.
Kesehatan mental anak penting untuk diperhatikan sejak usia dini. Mental yang baik bisa membantu si Kecil dalam berkonsentrasi, berpikir jernih, dan mempelajari pengetahuan baru. Dalam mendukung hal tersebut, Mama bisa menerapkan pola bimbingan yang baik tanpa melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Akan tetapi, terkadang pada saat anak berbuat salah, Mama secara kelepasan akan menegur sampai dengan membentak si Kecil. Padahal, jika dibiarkan secara terus-menerus, hal tersebut bisa menimbulkan kesehatan mental yang buruk bagi anak.
Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht, C.Est, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis dari Smart Mind Center Consulting, mengatakan bahwa ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menghilangkan kebiasaan membentak anak.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Mama perlu mengetahui pola asuh yang baik untuk menjaga kesehatan mental si Kecil. Berikut 5 cara menghilangkan kebiasaan membentak anak yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama.
1. Latihan mengatur napas
Apabila emosi Mama sudah mencapai batas maksimal, rasanya pasti ingin segera membentak si Kecil. Emosi negatif tersebut mengakibatkan pernapasan yang berubah menjadi cepat tanpa kita sadari.
Dalam mengatasinya, Mama bisa diam sejenak dan pergunakan waktu tersebut untuk melatih pernapasan. Tarik dan buang napas sambil menghitung sampai 10 untuk menurunkan instensitas rasa kesal yang ada.
Setelah sudah tenang, barulah Mama bisa menegur dan membimbing anak dengan cara yang baik dan benar.
2. Mencoba melihat dari sudut pandang anak
Membentak anak bukanlah hal efektif untuk menjadikannya pribadi yang disiplin. Sebelum membentak anak, cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka.
Pada saat anak beranjak dewasa dan tidak berada di dekat Mama lagi. Seperti halnya ketika mereka harus melanjutkan pendidikan ataupun menikah nantinya. Pasti akan muncul perasaan rindu akan masa-masa bersama dengannya.
Hal yang satu ini terbukti cukup efektif dalam membantu Mama untuk lebih sabar dalam menghadapi si Kecil.
3. Visualisasikan hubungan dengan anak
Setiap orangtua pasti menginginkan hubungan positif yang terjalin dengan anak sampai pada waktu dewasa nanti. Jika Mama menginginkan hal tersebut, maka mulai sekarang secara bertahap bisa menghilangkan kebiasaan membentak.
Mama bisa menanyakan kepada diri sendiri tentang cara serta pola asuh yang selama ini diterapkan kepada si Kecil. Mama juga dapat memikirkan tujuan dari bentakan yang diberikan kepada si Kecil.
Apakah pola asuh yang sering membentak dan marah-marah tersebut akan menghasilkan bonding yang baik dengan anak atau justru akan menjauhkan dan membuat mental mereka terganggu.
4. Berhenti menumpuk emosi
Kesabaran mungkin memang ada batasnya. Terlebih ketika menjadi orangtua, tanggung jawab yang dilakukan cukup banyak. Sehingga pada saat si Kecil berbuat salah, semua rasa kesal dan emosi secara tidak sengaja diluapkan dengan bentakan yang bisa menyakiti perasaan anak.
Maka dari itu, Mama bisa berhenti untuk menumpuk emosi negatif yang bisa meledak sewaktu-waktu. Atasi hal tersebut dengan mengalihkan perasaan kesal sejenak.
Jika Mama membutuhkan waktu untuk berpikir dan meredamkan emosi, Mama dapat pergi meninggalkan anak sejenak dan menenangkan pikiran.
Hal lainnya yang bisa dilakukan untuk melampiaskan perasaan tersebut melalui tulisan atau menceritakannya kepada orang terdekatmu.
5. Sadari bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa
Anak-anak suka untuk mengeksplor dirinya dengan hal-hal baru. Oleh karena itu, mereka masih membutuhkan bimbingan dari orangtua dalam mengajarkan hal-hal yang baik untuk dilakukan dan tidak.
Sebelum membentak, Mama perlu mengingat bahwa anak bukanlah orang dewasa. Pikiran mereka belum sepenuhnya berkembang sampai dengan usia 25 tahun.
Dengan begitu, pikiran dan emosi yang anak rasakan belum bisa untuk dikuasai dan belum menjadikan mereka berpikir secara jernih.
Itulah cara menghilangkan kebiasaan membentak anak yang bisa Mama terapkan. Yuk, belajar jadi orangtua yang lebih baik lagi untuk si Kecil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Tips Memperingatkan Anak Tanpa Membentak! Lakukan dengan Tepat, Ma
- 5 Alasan Orangtua Tidak Boleh Membentak Ketika Anak Berulah
- 5 Dampak Buruk Akibat Kebiasaan Sering Membentak Anak