5 Dampak Konsumsi Gula Berlebihan pada Anak, Ada di Minuman Kemasan!
Meski rasanya enak, yuk hindari beri minuman kemasan pada si Kecil, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Minuman kemasan sering jadi pilihan praktis untuk banyak orang, tak terkecuali anak-anak. Padahal, dalam minuman kemasan mengandung banyak gula yang justru membahayakan kesehatannya, Ma.
Studi yang dibagikan di American Heart Association menyarankan anak sebaiknya tidak mengonsumsi gula tambahan lebih dari 25 gram per hari, tapi hal ini justru berbalik karena banyak minuman kemasan melebihi batas jumlah tersebut.
Jika anak kelebihan gula sejak kecil hal ini bisa obesitas, gigi berlubang, hingga risiko diabetes. Untuk itu, orangtua perlu mengetahui dampak konsumsi gula berlebihan pada anak yang banyak tersimpan di minuman kemasan.
Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Diabetes mengintai anak sejak dini
Tak hanya orang dewasa, diabetes juga makin mengintai anak-anak usia belia, Ma. Hal ini lantaran banyaknya jumlah gula yang anak konsumsi sehari-hari.
Melalui unggahan terbaru dalam media sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), salah satu dampak bahaya gula berlebih pada kesehatan anak di antaranya adalah diabetes.
Jika terlalu sering mengonsumsi gula dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan resistensi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 bahkan sejak usia dini. Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa prevalensi diabetes tipe 2 pada anak dan remaja di seluruh dunia terus meningkat akibat pola makan tidak sehat dan gaya hidup kurang aktif.
2. Kerusakan gigi
Jika si Kecil mengonsumsi permen, banyak dari orangtua melarang anaknya dengan alasan, "Nanti giginya sakit lho!"
Nah, hal ini juga nggak hanya pada permen saja, tapi konsumsi gula berlebih yang ada pada minuman kemasan juga bisa memicu kerusakan gigi, Ma.
Hal ini karena gula menjadi makanan utama bagi bakteri di dalam mulut, yang menghasilkan asam dan merusak enamel gigi.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, 92,6% anak usia 5-6 tahun mengalami masalah gigi berlubang, salah satunya karena konsumsi gula berlebihan yang tidak diimbangi kebiasaan menyikat gigi dengan baik.
3. Penyakit kardiovaskular
Selanjutnya, IDAI juga menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskular juga bisa mengintai anak yang terlalu sering mengonsumsi gula berlebih dalam jangka panjang.
Tingginya asupan gula bisa memicu penumpukan lemak di pembuluh darah, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi.
Penelitian dari Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa pola makan tinggi gula pada anak dapat berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung di masa dewasa.
Ngeri ya, Ma, yuk kurangi asupan gula si Kecil sejak dini!
4. Penurunan perkembangan
Gula tambahan dapat memengaruhi perkembangan otak anak, terutama fungsi kognitif seperti konsentrasi dan daya ingat.
Hal ini juga yang disebutkan IDAI dalam unggahannya untuk mengimbau para orangtua agar mengenal dampak konsumsi gula berlebih pada kesehatan anak. Di mana gula berlebih akan membantu penurunan perkembangannya, Ma.
Sejalan dengan IDAI, sebuah studi di Frontiers in Neuroscience menemukan bahwa konsumsi gula berlebihan memang dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, yang berpengaruh pada kesehatan otak dan suasana hati anak.
Penurunan perkembangan ini tentunya akan berpengaruh saat anak memasuki fase sekolah, Ma.
5. Bisa membuat anak obesitas
Semakin tingginya kasus obesitas pada anak tentu membuat banyak pihak harus lebih memerhatikan gaya hidup yang lebih sehat.
Asupan gula tinggi sering kali menjadi penyebab anak mengalami berat badan berlebih dan obesitas, Ma. Hal ini karena gula bisa meningkatkan kalori tanpa memberikan rasa kenyang yang cukup, sehingga anak cenderung makan lebih banyak.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah anak dengan obesitas meningkat tiga kali lipat sejak 1975, sebagian besar disebabkan oleh pola makan tinggi gula dan rendah nutrisi.
Hal ini juga sejalan dengan hasil riset yang dibagikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia 5-18 tahun mencapai 19,7% pada tahun 2023.
Kenali Jenis-jenis Gula dan Asupan Harian untuk Anak
Gula sering kali ditemukan bersamaan dengan nutrisi penting lainnya,seperti vitamin, mineral, dan serat. Nah, gula ini bisa terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Gula jenis ini merupakan gula alami yang aman dikonsumsi tubuh.
Kalau gula tambahan, biasanya jenis ini sering digunakan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman olahan. Contohnya adalah sukrosa (gula pasir), madu, fruktosa, dan glukosa.
Ada juga gula bebas yang mana jenis gula ini adalah jumlah total gula tambahan yang ditambahkan ke makanan atau minuman, seperti minuman bersoda, yoghurt rasa buah, bahkan cereal. Ini adalah jenis gula yang banyak ditemukan pada minuman kemasan, Ma, sehingga perlu diperhatikan konsumsinya.
Berdasarkan paparan yang dibagikan IDAI, rekomendasi asupan gula harian berdasarkan usia adalah sebagai berikut:
- 2-4 tahun sebanyak 15-16 gram per hari atau setara 4 sendok teh
- 4-7 tahun sebanyak 18-20 gram atau setara dengan 5 sendok teh
- 7-10 tahun sebanyak 22-23 gram per hari atau setara 6 sendok teh
- 10-13 tahun sebanyak 24-27 gram atau setara dengan 7 sendok teh
Nah, rata-rata gula yang ada di dalam minuman kemasan sendiri bisa bervariasi, Ma. Ada yang mencapai 30 gram, bahkan lebih. Jumlah ini tentunya sudah melebihi asupan gula harian anak yang bisa membahayakan kesehatan mereka jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang.
Untuk itu, IDAI mengimbau para orangtua agar lebih waspada dalam memberikan minuman kemasan pada anak. Perhatikan selalu label kemasan pada setiap produk agar tidak melebihi asupan gula harian anak.
Baca juga:
- Susu Rendah Gula, Inovasi Terbaru untuk Mencegah Diabetes pada Anak
- Ketahui Batasan Konsumsi Gula pada Anak yang Tidak Berlebih
- Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Berhenti Konsumsi Gula?