Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Lengkap Beserta Tanggalnya
Memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW, yuk ajarkan pada anak kisah kelahiran beliau
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu peristiwa paling bersejarah dalam Islam, yang mana pada masa sekarang ini akan selalu diperingati umat Muslim setiap tahunnya sebagai peringatan Maulid Nabi.
Sebagai peristiwa bersejarah, Rasulullah kala itu lahir di tengah kondisi masyarakat Arab yang penuh dengan kebodohan dan ketidakadilan. Namun, dengan kelahirannya, cahaya petunjuk mulai terpancar hingga membawa ajaran yang kelak mengubah dunia.
Memeringati Maulid Nabi yang diperkirakan jatuh pada 16 September 2024 pada tahun ini, berikut akan Popmama.com rangkumkan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW lengkap beserta tanggalnya.
Kenalkan pada anak sejak dini yuk, Ma!
1. Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awwal
Tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau 570 Masehi. Lebih tepatnya, Rasulullah lahir pada hari Senin di Kota Mekah.
Adapun waktu kelahirannya pernah Beliau ceritakan langsung melalui Abu Qatadah, yang mana sabda Nabi Muhammad SAW yaitu:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Artinya: "Itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkannya kepadaku Al Quran (pertama kali)," (HR Muslim).
2. Lahir tanpa seorang ayah
Nabi Muhammad SAW merupakan anak dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.
Ayah dari Rasulullah adalah seorang saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam, ayahnya merupakan anak dari pemimpin suku Quraisy dan sangat dihormati di kalangan warga sekitar.
Sementara Aminah, ibu dari Rasulullah merupakan pemimpin dari Bani Zuhrah yang dikenal sebagai perempuan paling mulai dalam hal keturunan dan kedudukannya di kalangan suku Quraisy.
Nabi Muhammad SAW diceritakan lahir tanpa sang ayah, karena Abdullah meninggal dunia ketika Aminah sedang mengandung Nabi Muhammad di usia kehamilan 2 bulan.
Kisah ini sebagaimana diceritakan oleh Abul Hasan al-Ali Hasani an-Nadwi melalui tulisannya yang berjudul Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW.
"Abdullah meninggal dunia, sedangkan Aminah, ibunda Rasulullah SAW, sedang mengandung beliau. Ketika itu, ia telah menyaksikan tanda-tanda dan jejak-jejak yang menunjukkan bahwa anaknya memiliki kemuliaan," tulis buku tersebut.
3. Dibesarkan ibu susu sebelum kembali ke Aminah
Terlahir tanpa ayah membuat Rasulullah harus tinggal hanya bersama dengan ibunda tercinta, kemudian Beliau diajak tinggal bersama sang kakek yaitu Abdul Muthalib.
Saat Rasulullah lahir, Abdul Muthalib sangat bahagia hingga membawa cucunya itu untuk berdoa di ka'bah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas lahirnya cucu tercinta.
Setelahnya, Abdul Muthalib menyerahkan bayi Muhammad kepada ibu susu bernama Halimah binti Abi Dzuaib, yang merupakan perempuan asal Bani Sa'ad bin Bakar.
Kakek Muhammad menyerahkan cucunya kepada Halimah dengan harapan Muhammad bisa tumbuh dengan baik di lingkungan yang bersih dan berbahasa Arab fasih.
Meski awalnya Halimah dan rombongan sempat menolak karena mengharapkan imbalan dari ayah Rasulullah yang mana sudah tiada, tetapi ibu susu Belia akhirnya bersedia menyusuinya dan membawa ke pemukiman Bani Sa'ad selama sekitar 4 tahun lamanya.
4. Ditinggalkan oleh ibunda dan kakek tercinta
Setelah cukup lama bersama Halimah, ia pun akhirnya memulangkan kembali Muhammad kepada ibu kandung dan kakeknya. Saat itu, usia Rasulullah diketahui sudah berusia 5 tahun.
Setelah
Saat usia Muhammad sudah menginjak 6 tahun, Aminah jatuh sakit hingga dirinya dinyatakan meninggal dunia. Di usianya yang masih sangat kecil, Rasulullah harus merasakan kesedihan karena kehilangan kedua orangtuanya.
Setelah kepergian sang ibunda, Rasulullah pun tinggal bersama sang kakek. Namun, kakek dari Rasulullah yaitu Abdul Muthalib juga menyusul kepergian Aminah dengan jarak hanya 2 tahun saja.
Sejak kehilangan tiga orang terkasih, Nabi Muhammad SAW akhirnya tinggal bersama pamannya yaitu Abu Thalib. Paman dari Rasulullah dikenal sebagai sosok yang dermawan meski hidup serba kekurangan.
5. Kisah Rasulullah dewasa hingga menikah dan diminta berdakwah
Setelah kepergian ayah, ibu, dan pamannya, Nabi Muhammad SAW pun hidup besar bersama sang paman. Untuk menyambung hidupnya, Abu Thalib memboyong Muhammad untuk pergi berdagang dengannya ke Negeri Syam.
Perjalanan bisnis yang tak mudah, keduanya pun meraih kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya. Sampai ketika berusia dewasa, Rasulullah di tengah perjalanan bisnisnya bertemu dengan Nasthur, merupakan seorang rahib yang menyebutkan padanya bahwa ia memiliki keistimewaan dalam dirinya.
Puluhan tahun melakoni bisnisnya, Rasulullah pun kembali pulang dari Negeri Syam yang kemudian bertemu dan menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Dari pernikahan keduanya, Beliau dikaruniai tiga orang anak laki-laki dan empat anak perempuan.
Saat usianya menginjak 40 tahun, Nabi Muhammad pun mendapat wahyu pertamanya di Gua Hira untuk mulai melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun.
Setelahnya, turunlah Surat Al-Hijr Ayat 94 yang memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah dengan terang-terangan secara lisan. Sejak saat itu, Rasulullah SAW melanjutkan dakwahnya menyebarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya.
Melalui kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW lengkap beserta tanggalnya di atas sebagai bentuk mengenang peringatan sejarah besar dalam Islam, semoga kita semua bisa mengambil hikmat dan senantiasa mengamalkan setiap ajaran yang Beliau ajarkan.
Baca juga:
- Mewarnai Gambar Tema Maulid Nabi Muhammad SAW
- 30 Kata-Kata untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
- Hadis tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Umat Islam Harus Tahu!