5 Tips Parenting untuk Cegah Anak Jadi Pelaku Kekerasan
Ajarkan sejak dini, ini cara cegah anak agar tidak jadi pelaku kekerasan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di era sekarang ini, orangtua sering kali diresahkan dengan banyaknya kasus perundungan yang kerap melibatkan anak-anak sebagai pelaku dan korbannya.
Untuk itu, penting bagi kita sebagai orangtua untuk mengambil peran aktif dalam membentuk karakter anak sejak dini. Karena tanpa bimbingan yang tepat, anak-anak bisa saja mengadopsi perilaku kasar dari lingkungan sekitar, Ma.
Melansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) Online, Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) Ervi Zidni el-Ma’ani membagikan beberapa cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku kekerasan.
Berikut Popmama.com rangkumkan tips parenting untuk cegah anak jadi pelaku kekerasan.
1. Jadi contoh bagi anak
Langkah pertama yang dibagikan Ervi adalah dengan menjadi teladan atau contoh baik bagi anak.
Seperti diketahui bersama, anak adalah peniru ulung. Jadi, apapun yang mereka lihat tentu bisa mereka serap dan terapkan dalam kehidupannya, Ma.
Ketika anak melihat orangtuanya memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak jujur, dan mampu mengelola emosi dengan baik, mereka pun akan cenderung meniru perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, anak juga bisa terhindar dari sebagai pelaku tindak kekerasan di kemudian hari.
2. Buat komunikasi terbuka dengan anak
Di era serba teknologi sekarang ini, bukan hal yang mudah bagi orangtua untuk bisa menjalin hubungan yang dekat dengan anak. Hal ini karena kebanyakan anak lebih sering menghabiskan waktu dengan layar gadget, alih-alih berinteraksi langsung dengan orangtua.
Nah, jika anak mama termasuk tipe seperti ini, cobalah untuk membangun kedekatan lebih dengan anak dengan membuat komunikasi terbuka antara orangtua dan anak.
Kedekatan inilah yang dapat menjadi pondasi untuk membangun ikatan emosional yang kuat, sehingga anak nantinya bisa lebih nyaman dan percaya kepada orangtuanya.
Ketika anak merasa nyaman dan percaya, mereka pun bisa lebih terbuka dengan apapun yang mereka rasakan. Berbanding terbalik dengan anak yang perilakunya bermasalah, Ervi menjelaskan biasanya ini terjadi karena anak cenderung kurang mendapat perhatian dari orangtuanya.
3. Mengawasi anak agar tetap menerapkan sopan santun
Di usia anak yang mulai memasuki fase remaja, mereka akan menghadapi berbagai tantangan sosial, termasuk konflik dengan teman sebaya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengajarkan mereka cara merespons dengan tegas namun tetap sopan.
Dijelaskan oleh Ervi, tips selanjutnya agar anak tidak berperilaku kasar dan menjadi pelaku kekerasan, cobalah untuk mengajarkan anak untuk mengatakan dengan lembut tetapi tegas.
Misalnya, “Maaf, itu bukan perilaku yang baik, jangan diulangi, ya.”
Dengan respons seperti ini, anak belajar bahwa mereka dapat menetapkan batas tanpa harus membalas dengan perilaku kasar. Ini tidak hanya membantu mereka menghindari kekerasan, tetapi juga membangun kepercayaan diri dalam menghadapi situasi sulit.
4. Hindari perbuatan kasar di rumah
Menyambung poin pertama, anak adalah peniru ulung yang membuatnya mudah menyerap apa yang mereka lihat. Jadi, kita sebagai orangtua perlu memastikan untuk menghindari adanya perbuatan kasar di dalam rumah, terlebih di depan anak.
Anak yang menyaksikan kekerasan di rumah memang nggak selalu jadi pelaku kekerasan kok, Ma. Hanya saja, mereka bisa merasa ketakutan dan dalam bahaya jika berada dalam situasi tersebut.
Karena melihat kekerasan yang terjadi di dalam rumah, hal ini justru bisa memengaruhi cara anak berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan kekerasan.
Jadi, usahakan untuk menghindari adanya perbuatan kasar di dalam rumah ya, Ma.
5. Awasi apa yang anak tonton di media
Tips selanjutnya yang dibagikan Ervi adalah dengan menghindari tontonan kekerasan yang ada di media, baik televisi, film, bahkan video game.
Itulah mengapa peran kita sebagai orangtua perlu mengawasi dan mengontrol apa saja yang dilihat anak di media. Karena apa yang anak lihat, itu akan terekam dalam pikirannya dan bisa saja dilakukan di kemudian hari, Ma.
"They see and they do," ungkap Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menjelaskan.
Dengan menerapkan tips di atas, diharapkan orangtua bisa membantu mencegah terjadinya tindak kekerasan yang mungkin dilakukan anak-anaknya.
Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan sopan santun kepada sesama ya, Ma, sehingga tidak ada perilaku kekerasan yang dialami atau bahkan dilakukan oleh anak.
- 7 Cara Mencegah Kekerasan pada Anak yang Bisa Orangtua Lakukan
- Dampak Kekerasan pada Anak Bisa Membuat Stres hingga Gangguan Otak
- Mengajarkan Anak Mengenal 6 Jenis Kekerasan