KPPPA: Pneumonia Pada Anak Memang Parah Namun Bisa Dicegah
Penyakit pneumonia menjadi perhatian bersama
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berdasarkan data UNICEF melalui laporan Fighting For Breath (2019), lebih dari 800.000 balita setiap tahun di dunia menderita pneumonia, dan sekitar 2.000 balita setiap harinya meninggal akibat pneumonia.
Dari data yang sama, Indonesia memang termasuk negara yang memiliki kemajuan baik dalam pencegahan dan penanganan pneumonia.
Meskipun demikian, angka kematian balita akibat pneumonia Indonesia pada 2018 adalah sebesar 4/1.000 kelahiran hidup.
Meskipun angka ini sudah cukup baik dibandingkan dengan negara lainnya, tetapi masih belum mencapai target global pada 2025, yaitu 3/1.000 kelahiran hidup. Data ini memprihatinkan dan diperkirakan angkanya meningkat akibat dampak Covid-19 pada anak.
Dalam acara acara bertajuk Festival Sehat Anak Indonesia, yang diselenggarakan sebagai rangkaian Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020 yang dilakukan Jumat (13/11/2020) secara virtual membahas mengenai "Pneumonia Memang Parah Tapi Bisa Dicegah".
Anak-anak menjadi perhatian khusus dalam upaya mengurangi kasus pneumonia di Indonesia. Tingginya jumlah kasus pneumonia di Indonesia bukan hanya masalah penyakit tapi juga berkaitan dengan perilaku.
Oleh karena itu, upaya perlindungan dan pencegahan, harus diikuti dengan perubahan perilaku orang-orang yang terdekat dengan anak, terutama orangtua.
Jika Mama ingin mengetahui lebih lanjut mengenai acara tersebut dan bagaimana pencegahannya, Popmama.com sudah merangkumnya berikut ini!
1. Pneumonia menyebabkan 15% dari semua angka kematian balita
CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung saat ditemui secara virtual mengatakan setiap 1 menit 2 balita meninggal atau 2500 setiap hari akibat pneumonia. Pneumonia menyebabkan 15% dari semua angka kematian balita.
Pembunuh balita utama di dunia lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus.
“Di Indonesia sendiri, pneumonia bersama dengan diare penyebab utama kematian balita dan anak. Saya mendorong berbagai pihak termasuk swasta untuk terlibat bersama dalam gerakan STOP Pneumonia ini" tutur Selina.
Pencegahan penyakit ini juga didukung oleh pemerintah dan pihak lainnya.
"Save the Children didukung Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Pfizer akan bersama mengatasi pneumonia pada anak agar julukan “The Forgotten Killer” bisa dihilangkan," lanjut Selina.
2. Penyakit pnemuonia menjadi perhatian bersama
Pencegahan penyakit pnemuonia menjadi perhatian bersama karenanya Menteri Bintang berpesan bagi para keluarga serta Mama dan Papa untuk berupaya bersama memastikan pengasuhan berbasis hak anak dan pemenuhan hak anak, yakni lingkungan hidup yang sehat, bersih, dan aman, gizi atau nutrisi yang cukup dan seimbang.
Serta pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan untuk membantu balita dalam membentuk imun tubuh dan melindungi dari penyakit pneumonia.
“Mari kita jadikan momentum Hari Pneumonia Dunia 2020 untuk memperkuat komitmen dalam memastikan kesehatan anak-anak Indonesia. Untuk menjadi anak yang cerdas dan pintar, mereka juga harus mempunyai kondisi fisik yang kuat. Anak terlindungi, Indonesia Maju,” tutur Menteri Bintang.
3. Pentingnya kualitas sumber daya manusia sebagai investasi bangsa
Saat ditemui dalam acara bertajuk Festival Sehat Anak Indonesia yang diselenggarakan dalam rangkaian Peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020 Jumat (13/11/2020) Ibu Negara yang diwakili oleh Ibu Hj, Wury Ma'ruf Amin juga menyatakan pentingnya slogan "Stop Pneuominia".
Lalu pentingnya ASI eksklusif enam bulan, dan melakukan imunisasi serta obati anak jika sakit dan pastikan gizi yang cukup serta hidup sehat salah satu kunci terhindar dari penyakit pneuominia
Senada dengan pernyataan Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengingatkan pentingnya kualitas sumber daya manusia sebagai investasi bangsa. Bagi suatu Negara, manusia merupakan sumber daya yang paling berharga.
Tidak ada negara maju tanpa sumber daya manusia yang berkualitas. Maka, investasi terbesar bagi kita berada di tangan 30,1% atau 79,55 juta anak Indonesia.
4. Pemerintah ikut andil mencegah penyakit pneumonia
Di acara yang sama, hadir pula Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto yang menjelaskan pentingnya bagi kita semua untuk mencegah serta menanggulangi pneumonia dimana pemerintah mendorong tata kelola pneumonia.
Lalu meningkatkan akses kesehatan balita, peran serta masyarakat dalam mendeteksi dini penyakit serta perluasan vaksin PCV. Menteri Terawan juga mendorong masyarakat untuk menggunakan terus Buku Kesehatan Ibu Anak yang sudah ada sejak 1993.
Upaya pencegahan dan perlindungan orangtua, masyarakat dan semua pihak perlu ditingkatkan agar anak-anak Indonesia terhindar dari penyakit mematikan seperti pneumonia, ya Mama.
Baca juga:
- Mama Perlu Tahu, Inilah Ciri-Ciri Disleksia pada Anak
- Tips Mudah Mengajarkan Anak Minum Obat Pil atau Kapsul
- Tips Jitu Melatih Anak Lebih Berani Terhadap Air