Single Parenting, Apa Ada Pengaruh pada Anak?
Ternyata, single parenting tidak selalu buruk, lho!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Single parenting adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengasuh anak tanpa adanya pasangan. Sebutan ini lebih dikenal sebagai orangtua tunggal di Indonesia.
Mengasuh anak seorang diri, tentu saja dapat membawa tantangannya sendiri bagi orangtua yang memutuskan untuk melakukan hal ini, tetapi ada berberapa pengaruh yang dapat dibawa kepada anak.
Menurut Archana Singhal, seorang konselor dan terapis keluarga, single parenting tidak hanya mempengaruhi orangtua, tetapi juga mempengaruhi anak. Hal ini dapat membawa pengaruh baik dan juga buruk kepada anak.
Popmama.com telah merangkum berberapa pengaruh yang dapat dibawa oleh single parentingkepada anak.
1. Kinerja yang lebih tidak memuaskan
Terkadang, anak-anak melilhat perpisahan orangtua sangat berat, dan si anak dapat kesusahan dalam mengejar materi-materi yang diberikan oleh sekolah.
Orangtua tunggal mungkin sudah berada di sisinya untuk mendukung dan menyokong anak secara akademis, namun tidak bisa dipungkiri bahwa perpisahan merupakan hal yang berat untuk diproses bagi anak.
2. Perkembangan akademis
Archana Singhal mengatakan bahwa single parenting paling mempengaruhi anak dalam perkembangan akademis.
Hal ini dikarenakan orangtua tunggal biasanya harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak bisa membantu anak dalam tugas-tugas sekolah layaknya keluarga dengan kedua orangtua.
Anak-anak biasanya lebih terpengaruh ketika mereka berada di umur remaja, yaitu pada saat SMP hingga SMA.
3. Pengaruh psikologis
Ketika anak dihadapi dengan adanya perpisahan dan konflik kedua orangtuanya pada usia yang sangat muda, ini dapat membuat mereka merasa kesepian atau ditinggalkan.
Orangtua tunggal yang memilih untuk menikah lagi, atau gangguan lainnya dapat mempengaruhi dan menganggu psikologis anak secara mendalam.
4. Masalah finansial
Dengan kedua orangtua, hal ini tentu lebih mudah untuk mengumpulkan uang, dimana dua orang dapat berkontribusi dalam memberikan sumber daya, dan memiliki kemungkinan lebih keicl untuk menghadapi masalah finansial.
Dengan single parenting, hanya terdapat 1 pihak yang menghasilkan uang. Hal ini dapat menyebabkan kesusahan untuk dikelolakan.
Anak dapat merasa ketakutan, stress, dan juga jengkel dengan situasi rumah dan lingkungan sosial bersama teman-temannya.
5. Single parenting bukan akhir dunia
Meskipun sulit untuk dilakukan, ternyata single parenting juga memiliki keunggulannya sendiri, dan anak-anak dari orangtua tunggal dapat menjadi bahagia juga. Mungkin, single parents harus bekerja lebih keras untuk penyesuaian, tetapi hal ini bukan menjadi akhir dunia.
Sisi positif yang dapat dilihat adalah anak dapat memiliki pemikiran yang lebih matang pada usia muda, dikarenakan tanggung jawab yang diberikan lebih, dan mereka belajar untuk menghadapi emosi.
Perhatian yang diberikkan kepada anak juga dapat bertambah karena orangtua tunggal dapat memberikan perhatian kepada anak, dan tidak kepada pasangan.
Itu dia berberapa fakta mengenai single parenting yang dapat mempengaruhi anak.
Baca juga
Inilah Pilihan Film dengan Kisah Perjuangan Sebagai Single Parent
7 Janji yang Sebaiknya Jangan Dibuat oleh Single Parent pada Anak
Tanpa Drama! Ini 5 Cara Bijak Mengatur Keuangan untuk Orangtua Tunggal