10 Jenis Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur
Hewan yang bertelur bukan cuma ayam dan bebek saja ya Ma. Berikut diantaranya
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, umumnya kita mengetahui bahwa hewan berkembang biar dengan cara beranak dan bertelur. Hewan yang berkembang biak dengan cara beranak disebut vivipar, seperti sapi, kucing, anjing, kuda, kambing, dan lain sebagainya. Sedangkan hewan yang bertelur, terdiri dari ovipar dan ovovivipar.
Pada hewan ovipar, setelah induk mengeluarkan telur akan memerlukan waktu inkubasi antara 10 hari hingga berbulan-bulan diluar tubuhnya, tergantung jenis hewan.
Sedangkan ovovivipar adalah jenis hewan yang bertelur, tetapi akan tetap menyimpan telur pada tubuhnya hingga dirasa cukup optimal untuk melahirkan.
Berikut adalah daftar 10 hewan yang berkembangbiak dengan bertelur yang sudah Popmama.com rangkum, simak terus bersama si Kecil ya Ma.
1. Ayam
Sejak berusia 5 sampai 7 bulan, ayam sudah bisa bertelur. Usia ayam dan musim akan berpengaruh dengan frekuensi bertelurnya. Ayam akan mengerami telurnya selama 21 hari sebelum menetas dengan suhu sesuai induknya.
Walaupun tidak dibuahi, ayam akan terus menghasilkan telur. Telur yang tidak dibuahi, disebut sebagai telur ayam infertil. Jadi, telur-telur hasil peternakan ayam yang dijual di supermarket adalah telur ayam infertil yang tidak akan menetas karena tidak dibuahi oleh ayam jantan. Karena di peternakan, akan dipisahkan antara ayam jantan dan ayam betina.
2. Bebek
Berbeda dengan ayam, bebek liar suka bertelur dimana saja dan tidak selalu mau mengerami telurnya. Tetapi ternyata telur-telur yang tidak di erami adalah telur-telur yang infertil atau tidak dibuahi, sehingga telur tersebut tidak akan menetas, cukup selektif juga ya.
Bebek betina, biasanya bertelur dengan jumlah 8 sampai dengan 12 butir, dan berlangsung sekali dalam setahun. Biasanya setelah musim kawin. Telur tersebut akan menetas sekitar 28 sampai dengan 35 hari, tergantung dari spesies bebek tersebut.
Bebek betina, pada umumnya menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk mengerami telur. Lamanya waktu pengeraman tersebut, tentunya menghabiskan banyak energi. Dampaknya, mereka akan mudah stress dan sensitif. Terutama apabila proses tersebut terganggu oleh predator atau manusia. Tidak jarang karena stress tersebut bebek meninggalkan telurnya dan tidak kembali.
3. Ular
Pada umumnya, mayoritas spesies ular bereproduksi dengan cara bertelur. Tingkat kedewasaan dan kematangan reproduksi ular pun berbeda-beda, tergantung ukuran, spesies dan kesehatannya. Biasanya, tingkat kematangan tersebut dicapai pada kisaran usia 2 sampai dengan 3 tahun.
Celah atau lubang alami di tanah lembab menjadi lokasi pilihan ular untuk bertelur, mereka harus terlebih dahulu memastikan bahwa lokasi tersebut aman dari gangguan predator yang mungkin akan memangsa telurnya.
Misalnya pada ular kobra, sekali bertelur akan menghasilkan sekitar 20 buah, setelah bertelur induk Kobra akan meninggalkan telurnya. Masa inkubasi yang di butuhkan sekitar 2 sampai 3 bulan. Umumnya, kobra akan bertelur menjelang musim hujan, agar setelah bayi-bayinya menetas akan terdapat banyak sumber makanan.
Bila kobra bertelur pada musim kemarau, setelah bayi-bayinya menetas akan tersedia sedikit sumber makanan, seperti serangga, cicak dan lainnya yang menyebabkan bayi-bayi tersebut kesulitan bertahan hidup dan mati. Pada pemukiman padat penduduk, ular kobra dapat menjadi ancaman bagi warga karena bisa nya yang mematikan.
4. Ikan Salmon
Binatang yang hidup di air ini memiliki begitu banyak spesies, ada yang hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut. Salah satu jenis ikan yang memerlukan banyak usaha untuk bertelur adalah ikan salmon. Saat waktunya bertelur, ikan salmon akan bermigrasi secara berkelompok sangat jauh untuk mencari lokasi yang menurutnya cocok yaitu hulu sungai.
Dan saat telur-telur tersebut sudah menetas, mereka akan kembali ke laut. Walaupun tak sedikit induk ikan salmon yang akan mati karena kelelahan setelah bertelur. Ikan salmon banyak menghabiskan waktunya di laut, walaupun sebenarnya dia lahir di hulu sungai. Ikan salmon bertelur sangat banyak, jumlahnya bisa sampai 5000 telur.
Pembuahan ikan salmon pun terjadi diluar tubuh induknya. Jadi setelah telur-telur tersebut di keluarkan, salmon jantan akan membuahi sel-sel telur tersebut dengan sperma. Dan sel-sel sperma tersebut akan menembus cangkang yang berbentuk selaput tipis pada telur untuk membuahi sel-sel telur.
Setelah menetas anak salmon akan tetap berada di hulu sungai selama 5 bulan sampai dengan 1 tahun, baru selanjutnya melanjutkan migrasi ke laut. Selama di laut, mereka akan menetap selama 1 sampai 5 tahun, tergantung spesiesnya. Sebelum kembali seperti siklus awal, yaitu ke hulu sungai. Di laut ikan salmon memakan udang, kepiting dan ikan-ikan kecil.
5. Burung Unta
Fakta tentang burung unta, burung unta adalah burung terbesar di dunia. Ukuran tingginya, bisa mencapai 2,5 meter dengan berat sekitar 100- 120 kilogram. Selain ukuran yang besar, burung unta juga merupakan pelari yang sangat gesit. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 65 kilometer per jam loh Ma.
Dedaunan, bunga, serangga dan hewan-hewan kecil adalah makanan mereka. Dan layaknya unta, burung unta juga dapat bertahan hidup berhari- tanpa air. Untuk burung unta betina fisiknya berwarna coklat, sedangkan burung Unta jantan berwarna hitam dan putih.
Karena mereka bersarang secara sosial, beberapa burung unta betina akan bertelur di dalam satu sarang. Lalu burung unta betina akan mengerami telur-telurnya secara bergantian pada siang hari, dan burung unta Jantan akan mengerami pada malam hari, unik ya Ma.
Bobot telur burung unta bisa mencapai 20 kali lipat dari bobot telur ayam. Dengan dimensi panjang 15 cm dan lebar 13 cm. Satu telur burung unta mengandung 1 kilogram protein atau setara dengan 24-28 telur ayam.
6. Buaya
Buaya adalah hewan predator yang banyak ditakuti hewan lainnya dan manusia. Sebelum bertelur, buaya melalui proses perkawinan. Buaya jantan akan memikat buaya betina dengan suara infrasonik getaran rendah yang tak dapat di dengar oleh manusia.
Kemudian jika buaya betina tertarik, mereka akan merespon dengan sinyal pendengaran, penglihatan dan penciuman. Lalu mereka akan saling menggosok punggung dan moncong satu sama lain. Setelah siap, mereka akan saling berputar dan menyelaraskan kloaka untuk melakukan proses kawin.
Secara fisik, buaya memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung spesies, usia, dan lokasi habitatnya. Buaya terbesar yang pernah ditemukan dalam sejarah panjangnya mencapai 8,6 meter yang ditemukan di Australia. Seekor buaya betina besar, dapat bertelur sekitar 90 butir, sementara buaya betina kecil tidak sampai 50 butir.
Ukuran telur buaya sedikit lebih besar dibanding telur ayam. Sebelum bertelur, biasanya buaya membuat sarang yang tak jauh dari sungai. Mereka menggali lubang dangkal di tanah, pasir atau lumpur dan membuat gundukan dari dedaunan.
Setelah buaya bertelur, mereka akan kembali ke sungai dan tetap berada di sekitar sarang tersebut untuk menjaga dari ancaman predator lain yang mengincar telur-telurnya. Masa inkubasi telur buaya sekitar 2 sampai 3 bulan, tergantung dari spesies buaya tersebut. Menjelang menetas, bayi-bayi buaya akan mengeluarkan suara dari dalam telur seperti memanggil induknya.
Setelah mendengar, induknya akan bergegas menuju sarang dan menggali sarangnya untuk membantu bayi-bayinya menetas. Sayangnya, tingkat keberhasilan telur buaya untuk menetas hanya sebesar 25 persen saja. Sebelum bayi buaya berusia 1 tahun, buaya kecil sangatlah rentan dari predator. Bahkan dari buaya dewasa lain, selain orang tuanya.
7. Laba-Laba
Peter Parker berubah memiliki kekuatan super setelah terkena gigitan laba-laba dan menjadi superhero. Tahu kan Ma, superhero yang mana? Iya betul, Spiderman.
Laba-laba termasuk jenis hewan yang mudah ditemukan dimana pun, di perkotaan maupun di sekitar hutan. Bahkan di setiap rumah pun terdapat laba-laba, coba deh periksa halaman atau gudang rumah mama, pasti bisa di temukan.
Karena kebanyakan ukurannya kecil, seringkali laba-laba dianggap bagian dari golongan serangga. Padahal laba-laba termasuk dalam golongan Arthropoda, jadi laba-laba itu bukan serangga ya Ma.
Pada proses kawinnya, laba-laba jantan dan betina hanya dapat dilakukan dengan spesies yang sama. Agar proses perkawinan dapat dilakukan, si jantan akan membuat kantong sperma dengan sutra yang tersedia di lubang spinneretnya, dan mengeluarkan cairan spermanya untuk diletakkan pada kantong sperma tersebut.
Kemudian, pedipalp (organ pembiakan jantan) yang terletak pada bagian depan kepala si jantan akan menyedot cairan sperma tadi untuk dimasukkan ke dalam epigyne (organ pembiakan betina).
Setelah proses perkawinan, betina akan menyimpan sperma dalam waktu tertentu. Apabila waktunya tiba, laba-laba betina akan menghasilkan beberapa telur di dalam kantung. Jumlah, ukuran, bentuk dan warna kantung telur tergantung kepada spesies itu.
Kebanyakan spesies laba-laba betina akan menjaga kantung telur tersebut hingga menetas, sedangkan sebagian spesies yang lain akan membawa telur pada bagian abdomen atau mulutnya hingga anak-anak laba-laba membesar dan bisa hidup mandiri.
8. Kadal
Musim kawin pada kadal dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal lingkungannya. Kadal sendiri populasinya tersebar hampir di seluruh dunia namun didominasi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Musim kawin kadal biasanya dipengaruhi oleh suhu, curah hujan, fotoperiode hingga ketersediaan makanan di tempat yang mereka tinggali.
Ketika memasuki musim kawin, sebagian kadal biasanya akan lebih agresif terutama jika menyangkut daerah teritorialnya. Kadal akan hamil dalam waktu kurang lebih 3 bulan hingga akhirnya mengeluarkan telur dari tubuhnya.
Jenis kelamin anak kadal bergantung pada suhu lingkungan tempatnya dilahirkan. Ketika suhu tinggi makan akan lebih besar kemungkinan kadal yang dilahirkan merupakan kadal jantan. Sedangkan jika suhu rendah maka yang akan lahir adalah kadal betina. Karena ukuran kadal sangatlah bervariasi, maka ukuran telurnya pun bervariasi pula. Tergantung dari spesies dan bobot induknya.
9. Katak
Salah satu hewan yang bermetamorfosis dalam hidupnya adalah katak. Metamorfosisnya berlangsung sempurna, tidak seperti beberapa jenis serangga. Daur hidup katak berawal dari telur, katak akan mengeluarkan telur tersebut di dalam air dan jumlahnya bisa mencapai 4000 telur, banyak sekali ya Ma.
Proses inkubasi katak akan membutuhkan waktu antara satu hingga tiga minggu. Walaupun telurnya berjumlah 4000, tetapi tidak semua akan menetas dan dapat tumbuh dewasa. Berhasil atau tidaknya bergantung dari faktor eksternal dan internal. Faktor internal seperti gen dari induk telur, dan faktor eksternal seperti arus air, hewan pemangsa dan campur tangan manusia.
Telur katak tersebut akan berubah menjadi kecebong atau berudu. Kecebong ini bentuk fisiknya seperti ikan kecil, bila tidak paham akan sulit dikenali. Pada fase ini, kecebong bernafas menggunakan insang seperti ikan.
Kecebong akan terus bertumbuh menjadi anak katak, perubahan pada fisiknya pun akan mulai terlihat. Sepasang kaki belakang akan mulai tumbuh di dekat ekor yang panjang, tetapi tidak dengan kaki depannya. Sistem pernafasan pun mulai berubah, insang pada kecebong akan mulai menutup dan menjadi paru-paru.
Selanjutnya adalah fase katak muda, yang dicirikan dengan tumbuhnya sepasang kaki depan dan memendeknya bagian ekor. Bentuknya sudah hampir menyerupai katak dewasa, dan pada fase ini juga, katak sudah mulai keluar dari air dan menuju daratan.
Fase terakhir, katak muda berubah menjadi katak dewasa. Ekornya sudah hilang, dan wujud katak sudah tampil sempurna. Fase ini membutuhkan waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Katak dewasa, selanjutnya akan bertelur dan meneruskan daur hidup katak.
10. Belalang
Bila katak pada penjelasan di atas mengalami metamorfosis sempurna, belalang adalah salah satu contoh hewan yang metamorfosisnya tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna atau hemimetabola adalah suatu proses perubahan bentuk hewan dengan hanya melalui tiga tahapan, yaitu telur, nimfa, dan imago (hewan dewasa).
Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna memiliki bentuk tubuh yang sama saat kecil hingga dewasa. Dengan kata lain, sejak kecil bentuk tubuh dan strukturnya sama. Hewan tersebut hanya mengalami perkembangan dan bertambah besar saja, seperti halnya belalang.
Daur hidup belalang berawal dari telur, pada pertengahan musim kemarau belalang akan meletakkan telur di dalam tanah atau dedaunan.
Belalang membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari untuk bertelur, dan hingga telur tersebut menetas, bisa membutuhkan waktu 10 bulan. Wah, lebih lama dari masa kehamilan manusia ya Ma.
Setelah telur tersebut menetas, akan menjadi nimfa muda atau bayi-bayi belalang yang belum memiliki sayap, walaupun bentuknya tak berbeda jauh dengan belalang dewasa. Nimfa muda yang berwarna putih akan bertumbuh semakin besar dan berwarna hijau. Nimfa akan mengalami 5 sampai 6 kali pergantian kulit dan berubah struktur tubuhnya menjadi belalang dewasa.
Sayangnya peluang hidup nimfa hanya sekitar 50 persen. Karena kerap menjadi mangsa predator seperti burung, tikus atau kadal.
Apabila nimfa dapat bertahan dan tumbuh menjadi belalang dewasa, waktu yang dibutuhkan sekitar 25 sampai dengan 30 hari. Kemudian dapat matang bereproduksi dalam 15 hingga 30 hari.
Jadi waktu yang dibutuhkan belalang mulai dari telur hingga menjadi belalang dewasa membutuhkan waktu 11 sampai 12 bulan. Usia belalang sendiri hanya dapat bertahan sekitar 12 bulan, cukup singkat ya.
Itulah 10 jenis hewan yang bertelur dan penjelasannya, semoga pengetahuan dan wawasan anak jadi semakin bertambah ya setelah menyimak informasi di atas ya.
Baca juga:
- Bukan Hanya Burung, 9 Jenis Hewan Ini Juga Bisa Terbang Lho
- 10 Hewan yang Bisa Terancam Punah Akibat Pemanasan Global
- 10 Hewan Prasejarah yang Masih Hidup Hingga saat Ini, Beri Tahu Anak!