TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Penyebab Anak 6 Tahun Belum Bisa Calistung, Apa yang Mereka Butuhkan?

Dukung perkembangan skills anak dengan stimulasi positif, stop memarahi dan bertindak kasar ke anak

Pexels/katerina-holmes

Kemampuan atau skills seorang anak akan berkembang ketika mereka mendapat stimulasi yang tepat. Anak perlu bimbingan orangtua sejak kecil untuk memaksimalkan perkembangan kemampuannya.

Terkadang orangtua suka membandingkan perkembangan anaknya dengan anak lain yang seumuran. Tapi apakah tindakan ini benar?

Merasa kesal dengan perbadaan kemampuan si Kecil jika dibandingkan dengan anak lain, akhirnya orangtua mengasuh atau memberikan stimulasi dengan tidak tepat. Mengajarkan anak dengan memaksa dan dibumbui kekerasan berupa verbal dan fisik, baik disengaja atau pun tidak, bukanlah har yang dibenarkan.

Beberapa tahun lalu ada kasus orangtua murid yang marah karena anaknya yang berusia 5 tahun belum bisa calistung (baca, tulis dan berhitung). 

Dikutip dari akun Twitter Ruswandi Y. Karlsen menyebut kebetulan orangtua murid itu berasal dari Asia. Akun yang bersangkutan itu pun diajak diskusi, bahwa fokus pendidikan 5 tahun pertama anak di Norwegia adalah social skills.

"Tidak ada kewajiban untuk bisa membaca saat di TK," ujar Rusyandi, merupakan early childhood educator yang menetap di Norwegia, Minggu (14/11/2021).

Berikut Popmama.com rangkum skills yang dibutuhkan anak sampai usia 5 tahun, tidak semuanya tentang calistung kok!

1. Di Norwegia bukan calistung yang menjadi fokus utama pendidikan di 5 tahun usia anak

Freepik

Diungkapkan oleh Rusyandi, di Norwegia sendiri ada beberapa skills atau kemampuan yang dipelajari anak di 5 tahun pertama usianya. Ia pun memaparkan sejumlah kemampuan itu.

"Social skills misal kemampuan antri, self love, jujur, anti kekerasan, empati, tidak menyalahkan orang lain, berani berpendapat, menerima perbedaan, menghargai privasi siapa pun, memaafkan, dsb, adalah 'pondasi' penting hidup anak saat nanti masuk dalam kehidupan masyarakat," jelasnya di Twitter.

Dalam postingan yang sama, social skills justru paling dipentingkan. Ia menyebutkan misalnya:

  • Berkompromi
  • Mengungkapkan ekspresi
  • Mengikuti arahan
  • Self-control
  • Empati
  • Berpikir sebelum berbicara/bertindak
  • Memiliki sikap yang positif
  • Punya coping strategi
  • Bisa mengendalikan nafsu dan amarah
  • Melihat perspektif lain
  • Mengekspresikan ide, perasaan dan pikiran
  • Mengambil peran/ tanggung jawab
  • Memahami personal space
  • Antri/ bergiliran
  • Kegiatan olahraga
  • Memaknai perbedaan
  • Tetap tenang meski dalam tekanan
  • Punya regulasi emosi yang baik
  • Memaafkan
  • Berbagi dengan orang lain, dsb.

2. Proses belajar anak harusnya jangan di bawah tekanan apapun

Freepik

Semakin berkembangnya zaman, saat ini banyak anak kecil seolah punya banyak tuntutan bahkan saat mereka masih balita. Sudah bisa berhitung, lancar membaca dan mengeja menjadi sebuah keharusan. 

Padahal menurut Rusyandi, tidak apa-apa jika anak belum bisa ahli dalam calistung pada usia ini. Ia menginfokan kepada orangtua bahwa calistung biasanya akan diajarkan saat anak masuk usia sekolah dasar.

"Kami infokan juga bahwa calistung akan diajarkan intensif saat dia masuk SD dan tidak ada hukuman jika belum menguasai di tahun pertama. Ada tim khusus (PPT atau pedagogisk-psykologisk tjeneste) yang akan membantu anak dengan disleksia (gangguan membaca, menulis, dan mengeja) (di Norwegia)," tuturnya.

Ia menambahkan kalau proses belajar anak, entah itu calistung dan sebagainya harusnya jangan dalam keadaan penuh tekanan. Seharusnya sebagai orangtua kita bisa mengenali potensi anak, fokus ke kelebihannya dan jangan bandingkan dengan siapapun.

"Proses calistung/belajar apa pun jangan dalam keadaan penuh tekanan. Kenali potensi anak, fokus ke kelebihannya, jangan bandingkan dgn siapa pun, berikan waktu untuk belajar, dan hargai pilihan positif dalam hidup mereka, apa pun itu," pungkas Rusyandi.

Rusyandi menambahkan, hasil riset Universitas Regensburg Jerman dan Universitas Otago Selandia Baru pada 2013 soal anak yang belajar membaca setelah umur 5 tahun.

"Anak yang belajar membaca setelah umur 5 tahun tidak menemukan masalah dalam kemampuan membaca dibanding anak yang sudah bisa membaca sebelum umur 5 tahun," tuturnya.

Berikan anak ruang yang cukup untuk mengamati dan mempelajari hal-hal baru, tanpa desakan dan tekanan atau kekerasan. Biarkan kemampuannya berkembang secara alami.

3. Manfaat mengajarkan anak social skills, ternyata berpengaruh untuk kariernya saat dewasa

Freepik

Keterampilan sosial yang baik membuat anak-anak bisa memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya. Manfaat dari keterampilan sosial yang kuat membuat anak memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dan bisa memiliki manfaatnya. 

Dikutip dari Very Well Family, studi menemukan bahwa keterampilan sosial yang baik dapat mengurangi stres pada anak-anak lho. Terutama bagi anak-anak yang dititipkan di pusat penitipan anak. 

Banyak manfaat dari di anak bisa memiliki social skill yang baik, dan hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya. Ini rupanya berpengaruh kepada kariernya di masa depan.

Hasil penelitian dari Penn State dan Duke University menemukan bahwa anak-anak yang punya kemampuan berbagi, mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti aturan di usia 5 tahun lebih mudah untuk diterima ke perguruan tinggi. Mereka juga lebih mudah untuk bekerja full time pada usia 25 tahun.

Lalu, keterampilan sosial yang baik juga bisa membantu anak-anak memiliki masa depan yang lebih cerah. Sebuah penelitian dari American Journal of Public Health, keterampilan sosial dan emosional anak di masa taman kanak-kanak mungkin menjadi indikator kesuksesan terbesar di masa dewasanya.

Anak-anak dengan keterampilan sosial lebih baik juga memiliki hubungan persahabatan lebih kuat. Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang kuat dan dapat bergaul dengan baik dengan teman sebaya cenderung berteman dengan lebih mudah. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences menunjukkan bahwa persahabatan masa kecil baik untuk kesehatan mental anak-anak.

4. Jangan memaksakan anak belajar di bawah tekanan, ini akibatnya

Pexels/keira-burton

Dikutip dari Antara, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto menyinggung bagaimana banyak orangtua yang memaksakan anak yang masih berusia dini untuk pandai membaca, menulis dan menghitung atau calistung. 

Menurut kak Seto, anak usia TK hanya diwajibkan untuk bermain. Pada tingkatan TK anak-anak bisa diajarkan bersosialisasi, mengenal konsep kerjasama dengan teman, sopan-santun dan saling menghormati. 

Ketika hal itu tersebut bisa didapatkan di rumah, anak tidak perlu mendapatkan pendidikan TK secara formal. Lebih lanjut, Kak Seto juga memohon kepada orangtua agar tidak memaksakan tahap perkembangan anak sebab hal tersebut akan mengganggu perkembangan jiwanya.

Hal yang terpenting adalah orangtua bisa bahagia dengan putra-putri mereka yang ceria. Terpenting yakni jangan sampai ada kekerasan atas nama pendidikan. 

Karena itu justru akan kontraproduktif dan hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan bersama. Sebab, peran orangtua penting untuk membimbing anak perkembang sesuai tahapan usianya.

Itulah tadi skills yang dibutuhkan anak sampai usia 5 tahun yang ternyata berfokus kepada social skills anak. Ini akan membantu anak tersebut saat dewasa bahkan memengaruhi kesuksesan pedidikan dan kariernya.

Baca juga:

The Latest