TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Tips Puasa untuk Anak dari Dokter, Dimulai Umur Berapa?

Orangtua perlu membimbing anak agar puasa pertamanya lancar dan sehat

Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Puasa Ramadan menjadi kegiatan ibadah wajib yang dilakukan seluruh umat Islam di seluruh dunia. Tidak hanya orang dewasa, biasanya orangtua sudah mengajari anak untuk berpuasa sejak kecil.

Lantas, kapan umur yang tepat anak mulai berpuasa?

Dokter Pritasa Muthia Ulfa dari Rumah Sakit Permata Bekasi memberikan tips untuk orangtua yang masih bingung membimbing anak berpuasa nih.

Seorang umat Islam wajib berpuasa penuh saat sudah akil balig.

Di Indonesia puasa seharian anak biasanya dimulai saat kelas 4-6 SD. Menurut Dokter Pritasa orangtua sebaiknya mulai mengenalkan puasa ke anak secara bertahap. Sehingga anak tidak dipaksa langsung puasa seharian penuh di tahun pertamanya.

Berikut Popmama.com rangkum tips puasa untuk anak dari dokter agar tetap sehat!

1. Kapan usia yang tepat untuk anak berpuasa?

Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Jika batasan dalam Islam yang menyebut awal puasa penuh harus dilakukan umat Islam adalah saat sudah akil balig. Di mana laki-laki ditandai dengan keluarnya air mani sementara perempuan ditandai dengan menstruasi.

Lantas, untuk anak-anak yang ingin mulai berpuasa sebaiknya dari umur berapa ya? Dokter Pritasa mengungkapkan tidak ada aturan pasti, tetapi sebaiknya orangtua melakukannya secara bertahap.

Misal, untuk puasa pertama si Kecil di usia 6 tahun hanya dilakukan sampai jam 10 pagi atau setengah hari terlebih dahulu.

"Tidak ada aturan khusus (usia berpuasa) yang penting kesiapan anaknya untuk berpuasa. Lalu puasa itu juga tidak langsung dari waktu subuh ke magrib. Boleh dicoba dicicil dulu. Jadi memang bertahap prosesnya," jelas dokter Pritasa di Youtube Popmama Talk.

Dari segi agama sendiri, dikutip dari website NU Online, Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep dr. H. Slamet Riadi mengatakan, rentang usia 3-5 tahun dianggap waktu yang ideal oleh sebagian orangtua untuk mulai mengajari anak belajar puasa. Namun, tentu tidak dipaksakan karena usia si Kecil masih belum cukup. Dalam sumber NU Online, ia menyebut kalau secara medis anak sudah siap berpuasa di usia 7 tahun.

Pasalnya pada usia itu, anak sudah bisa bersosialisasi yang menjadi tanda kognitif anak mulai berkembang dan mengambil kesimpulan pada apa yang terjadi di sekelilingnya.

2. Kesiapan pencernaan dan nutrisi anak jadi pertimbangan penting

Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Sebagai orangtua perlu mengukur kesanggupan anak untuk berpuasa. Caranya yakni dengan mengajak anak berdiskusi mengenai kesiapannya untuk mulai melakukan ibadah puasa Ramadan tersebut.

Selain kesiapan mental anak, orangtua pun perlu mengetahui kondisi fisik anak tersebut. Misalnya, apakah kondisi pencernaannya baik dan kebutuhan nutrisinya sudah terpenuhi baik sebelumnya.

"Karena dilihat dari pencernaan anak juga. Takutnya juga dari nutrisi anaknya bagaimana, dilihat dulu. Sebenarnya dari usia 5-6 tahun pun tidak apa-apa tapi bertahap dan tidak langsung seharian," ungkapnya.

3. Tips menjaga kesehatan pencernaan anak saat puasa

Pexels/Alexander Dummer

Meski pencernaan anak tak ubahnya orang dewasa, tetapi sebagai orangtua hendaknya memerhatikan hal ini saat anak mulai berpuasa. Orangtua perlu mengatur makanan dan minuman yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur.

"Sahurnya harus makanan bergizi karena anak perlu mempersiapkan energi untuk berpuasa. Minumnya juga harus cukup. Karena biasanya anak-anak itu mengeluh haus dan lapar di siang hari. Sebagai orangtua harus mendidik anak untuk makanan makanan dan minuman yang cukup," jelas dokter Pritasa.

Oleh karenanya, mama dan papa bisa memilih makanan yang cukup lama diproses oleh pencernaan sebagai menu sahur. Misalnya kacang-kacangan, ubi dan singkong.

"Makanan yang diproses pencernaan lama jadi anak punya 'cadangan' di perut. Kalau sudah dibiasakan nanti anak akan menemukan phase puasa dia sendiri. Akan semakin naik dari tahun ke tahun," tambahnya.

4. Manfaat puasa untuk anak, bisa mengurangi obesitas

Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Merujuk pada Al-Qur'an, salah satu manfaat berpuasa adalah meningkatkan ketakwaan  anak terhadap Allah SWT. Hal ini sejalan dengan kandungan Surat al-Baqarah:183 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Selain dari sisi religius, dampak positif puasa untuk anak juga bisa bisa banyak. Terutama untuk anak yang mengalami obesitas ini bisa menjadi momen mengatur pola makan baru. Selain itu juga bisa menjadi ajang latihan untuk mengurangi konsumsi kalori harian anak tersebut.

"Kalau kesehatan dari berat badan lebih ideal dengan sahur dan berbuka dengan nutrisi yang cukup. Apalagi untuk anak yang obesitas, membantu mengurangi berat badan di tubuh. ini juga mengatur pola makan untuk anak yang gemuk yang biasanya tidak ada batasan," jelasnya.

5. Anak yang tidak diperbolehkan puasa menurut dokter

Freepik Ilustrasi

Dalam Islam sendiri ada beberapa golongan yang diperbolehkan tidak berpuasa atau batal puasanya. Baik kondisi kesehatan atau ketidakmampuan orang tersebut.

Begitupun untuk anak, khususnya dari segi kesehatan ada beberapa hal yang orangtua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk berpuasa. 

"Yang pasti anak itu harus sehat untuk puasa. Misalnya dia demam dan muntah itu kan butuh intake cairan lebih banyak. Kalau dipaksakan akan berkurang kesehatannya justru," jelasnya.

Secara psikis seperti yang dikutip dari NU Online, dr. H. Slamet Riadi menambahkan, usia dan kondisi fisik anak untuk berpuasa menjadi catatan penting untuk orangtua. Pertimbangan itu dikarenakan usia berpengaruh pada cadangan glikogen seseorang. Semakin muda usianya, maka semakin sedikit pula cadangan glikogen yang dimilikinya. 

6. Apa aktivitas fisik terbaik untuk anak saat berpuasa?

Pexels/Luna Lovegood

Ada beberapa anak yang berpuasa tetapi energinya tidak habis. Padahal ia tidak mengonsumsi cairan atau makanan untuk menambah energi seharian. Untuk aktivitas fisik anak saat berpuasa sendiri, dokter Pritasa berpendapat sebaiknya orangtua juga mengawasi.

"Untuk aktivitas fisik atau olahraga disarankan yang ringan, sebenarnya kalau bersepeda dan jogging itu boleh. Paling waktunya yang dibatasi selama 30 menit saja. Karena takutnya anaknya juga kecapean," pungkasnya.

Karena ditakutkan anak kecapean atau bahkan dehidrasi tanpa disadarinya. Ini yang cukup berbahaya jika dibiarkan.

Membimbing si Kecil untuk puasa pertamanya bisa menjadi tantangan. Mungkin si Kecil bisa cranky dan tidak tahan, tugas orangtua adalah mengingatkannya tentang esensi puasa itu sendiri. Jangan terlalu dipaksa ya!

POPMAMA TALK EP.9 -  dr. Pritasa Muthia Ulfa, Dokter Umum dari RS Permata Bekasi

Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Host - Wahyuni Sahara
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Ninda Anisya 
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Krisnaji Iswandani
Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto
Stylist - Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist -  Putri Syifa Nurfadilah
Wardrobe - Pomelo Fashion

Baca juga:

The Latest