Kisah Nabi Ishaq AS, Dikaruniai Umur yang Panjang
Semasa hidupnya, Nabi Ishaq AS begitu disanjung karena sikapnya sebagai pemimpin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan kisah-kisah Nabi dan Rasul Allah SWT merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan Agama Islam kepada anak-anak. Salah satu kisah Nabi yang sangat baik untuk diceritakan pada anak adalah kisah Nabi Ishaq AS, yang kelahirannya dikenal sebagai mukjizat untuk kedua orangtuanya.
Nabi Ishaq AS juga merupakan salah satu dari 25 Nabi dan Rasul Allah SWT yang wajib diimani. Yuk simak kisah Nabi Ishaq AS yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini. Simak baik-baik ya!
1. Kisah kelahiran
Nabi Ishaq AS lahir di kota Hebron, tahun 1897 sebelum Masehi. Ia adalah putra kedua dari keturunan Nabi Ibrahim AS dengan istrinya yang bernama Siti Sarah. Saudaranya merupakan seorang nabi juga, yaitu Nabi Ismail AS. Mereka berdua adalah putra dari Nabi Ibrahim AS, hanya saja berbeda ibu.
Sebagaimana namanya disebut dalam QS Al-Baqarah ayat 133 dan 136:
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Am kuntum syuhadā'a iż ḥaḍara ya‘qūbal-maut(u), iż qāla libanīhi mā ta‘budūna mim ba‘dī, qālū na‘budu ilāhaka wa ilāha ābā'ika ibrāhīma wa ismā‘īla wa isḥāqa ilāhaw wāḥidā(n), wa naḥnu lahū muslimūn(a).
Artinya: “Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (QS Al-Baqarah 133).
قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Qūlū āmannā billāhi wa mā unzila ilainā wa mā unzila ilā ibrāhīma wa ismā‘īla wa isḥāqa wa ya‘qūba wal-asbāṭi wa mā ūtiya mūsā wa ‘īsā wa mā ūtiyan-nabiyyūna mir rabbihim, lā nufarriqu baina aḥadim minhum wa naḥnu lahū muslimūn(a).
Artinya: “Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (QS Al-Baqarah 136).
Kata “Ishaq” dalam namanya berasal dari Bahasa Ibrani, yang berarti tertawa. Penamaan ini dikarenakan kelahiran Nabi Ishaq membawa kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Sang ibu, Siti Sarah, begitu senang hingga tersenyum lebar saat menyambut kelahiran putra keduanya itu. Saat ia lahir, kedua orangtuanya yaitu Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah masing-masing sudah berusia 100 dan 90 tahun
Hadirnya Nabi Ishaq AS di dunia ini adalah hasil doa permohonan Siti Sarah pada Allah SWT. Dengan penuh rasa tulus dan iman, ia berdoa dengan khusyuk, meminta diberikan kelahiran seorang putra untuk datang ke pelukannya. Kemudian, datanglah para malaikat utusan Allah: Jibril, Mikail, dan Israfil, membawa kabar bahagia pada pasangan suami istri itu.
Diberitakan bahwasanya Allah SWT mengabulkan doa Siti Sarah, dan ia akan melahirkan anak laki-laki bernama Ishaq, yang kelak menjadi seorang nabi. Mendengar kabar itu, Siti Sarah sangat bahagia akan kesempatan yang diberikan Allah SWT, terlepas dari umurnya yang sudah tua. Kejadian ini diceritakan dalam QS Hud ayat 71:
وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ
wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya'qụb
Artinya: "Dan istrinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Ya'qub," (QS Hud 71)
2. Keteladanan Nabi Ishaq AS
Nabi Ishaq AS merupakan sosok yang begitu disanjung karena sikap sebagai pemimpin semasa hidupnya. Ia juga begitu disukai karena caranya dalam berdakwahnya yang dikenal sangat menyentuh hati para umat. Keteladanannya bukan hanya saat Ishaq diangkat menjadi Nabi, sejak kecil ia sudah begitu taat kepada kedua orangtuanya, dan suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan.
Kemudian, Ia tumbuh menjadi sosok yang begitu saleh, jujur, serta bertanggung jawab sebagaimana Nabi Ibrahim AS mendidiknya. Kerap kali, Nabi Ishaq ikut berkeliling dengan ayahnya dalam berdakwah dan berdagang di daerah Syam. Keramahtamahan yang dimiliki membuatnya begitu disukai oleh banyak orang.
Begitu Nabi Ishaq berumur 40 tahun, ia diutus oleh Allah SWT sebagai nabi untuk melanjutkan perjuangan Nabi Ibrahim menyebarkan ajaran agama yang benar. Ia menjadi sosok pemimpin bagi penduduk Kan’an, kaum yang dipimpinnya. Pengangkatan Nabi Ishaq AS menjadi nabi juga dijelaskan dalam Quran surah Ash-Shaffaat ayat 113 yang berbunyi sebagai berikut:
وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ
Wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā isḥāq(a), wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn(un).
Artinya: "Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." (QS. Ash-Shaffaat: 113).
Juga dalam QS Al-Anbiya ayat 72 dan 73:
وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ
Wa wahabnā lahū isḥāqa wa ya‘qūba nāfilah(tan), wa kullan ja‘alnā ṣāliḥīn(a).
Artinya: "Kami juga menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq (anak) dan sebagai tambahan (Kami anugerahkan pula) Ya‘qub (cucu). Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh." (QS Al-Anbiya 72)
وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ
Wa ja‘alnāhum a'immatay yahdūna bi'amrinā wa auḥainā ilaihim fi‘lal-khairāti wa iqāmaṣ-ṣalāti wa ītā'az-zakāh(ti), wa kānū lanā ‘ābidīn(a).
Artinya: "Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atas perintah Kami dan Kami mewahyukan kepada mereka (perintah) berbuat kebaikan, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, serta hanya kepada Kami mereka menyembah." (QS Al-Anbiya 73)
Nabi Ishaq AS menyampaikan dakwahnya dengan cara yang lemah lembut. Sehingga, ia mampu memikat hati bagi yang mendengarkannya. Tidak ada kekerasan satupun yang ia lakukan semasa berdakwah. Rasa damai dan santun selalu terasa oleh umatnya tiap kali Nabi Ishaq melakukan dakwah. Oleh karenanya, kaum Kan’an begitu senang atas kehidupan tentram dan rukun yang dipimpin oleh Nabi Ishaq, utusan Allah SWT.
3. Mukjizat Nabi Ishaq AS
Menjadi nabi membuat Nabi Ishaq AS ditugaskan untuk melanjutkan dakwah sang ayah untuk menyebarkan ajaran agama yang benar. Allah SWT juga melimpahkan beberapa mukjizat untuk Nabi Ishaq AS. Berikut adalah mukjizat yang dimilikinya:
Karunia Umur yang Panjang
Nabi Ishaq dikaruniai umur hingga 180 tahun. Saat beranjak memasuki umur dewasa, Nabi Ishaq seringkali ikut dan membantu ayahnya, Nabi Ibrahim AS, dalam berkeliling untuk berdakwah di daerah Syam dan sekitar.
Hingga ia juga diangkat menjadi seorang nabi, Nabi Ishaq mengajak untuk kaumnya beribadah kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat. Beliau dengan penuh suka cita dalam melakukan tugas dakwahnya itu, sehingga Allah SWT melimpahkan mukjizat umur yang begitu panjang.
Berakhlak dengan Ilmu yang Tinggi
Lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga yang saleh, Nabi Ishaq AS beranjak menjadi sosok yang penuh akhlak dan ilmu agama yang mumpuni dibandingkan orang lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Shad ayat 45:
وَاذْكُرْ عِبٰدَنَآ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ اُولِى الْاَيْدِيْ وَالْاَبْصَارِ
Ważkur ‘ibādanā ibrāhīma wa isḥāqa wa ya‘qūba ulil-aidī wal-abṣār(i).
Artinya: “Ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub yang mempunyai kekuatan (dalam taat kepada Allah) dan ilmu-ilmu (yang tinggi)." (QS Shad 45)
Keturunan yang Saleh
Di umur yang mencapai 40 tahun, saat Nabi Ishaq diutus menjadi nabi, di saat itu juga ia diajak berbicara dengan ayahnya. Nabi Ibrahim khawatir dengan putranya yang belum menikah di waktu dirinya yang semakin tua. Oleh karenanya, beliau meminta pelayan mencari seorang perempuan untuk putranya. Hingga akhirnya, Nabi Ishaq menikah dengan wanita Irak bernama Rafqah.
Keduanya menikah dan menetap di Palestina dan hidup dengan bahagia. Sayangnya, keluarga kecil itu belum dikaruniai seorang anak selama 10 tahun usia pernikahannya. Meskipun begitu, Nabi Ishaq dan Rafqah tetap bersabar dan taat pada Allah SWT, hingga pada satu hari istri Nabi Ishaq hamil dan melahirkan dua orang putra kembar, bernama Ish dan Yakub.
Ish yang kemudian menjadi nenek moyang bangsa Romawi, dan Yakub menjadi seorang nabi bangsa Bani Israil. Abu Hurairah ra meriwayatkan sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya orang yang mulia, anak orang mulia, anak orang mulia adalah Yusuf bin Yakub bin Ishaq bin Ibrahim." (HR. Imam Ahmad)
4. Wafatnya Nabi Ishaq AS
Menjalani hidupnya dengan segala tugas kenabian dengan dakwah agama sebagai utusan Allah SWT, Nabi Ishaq AS mencapai batas waktunya. Dengan limpahan amalan yang dilakukannya, Nabi Ishaq terpilih dan dipuji akan sifat saleh yang dimilikinya.
Dikatakan bahwa Nabi Ishaq AS wafat di Khaleel, Palestina. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di usia 180 tahun. Yang kemudian jasadnya dikebumikan bersebelahan dengan makam ayah dan ibunya, Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. Makam keluarga tersebut terletak di gua Makfilah, yang di mana saat ini berdiri sebuah bangunan Masjid Ibrahim di atas gua tersebut.
Itulah kisah Nabi Ishaq AS dari beliau lahir hingga wafat yang wajib diceritakan kepada anak. Segala sikap teladan dan mukjizat yang dikaruniainya, semoga dapat dijadikan contoh yang baik ya!
Baca juga:
- Kisah Nabi Ibrahim sebagai Sejarah Islam Hari Raya Idul Adha
- Kisah Nabi Idris AS, Manusia Pertama yang Bisa Menulis dengan Pena
- Kisah Nabi Ayub, Manusia dengan Kesabaran Tinggi yang Dipuji Allah