TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspada! Penggunaan Antibiotik Bisa Meningkatkan Risiko Asma pada Anak

Lebih berhati-hati lagi ya Ma!

Waspada! Penggunaan Antibiotik Bisa Meningkatkan Risiko Asma pada AnakWaspada! Penggunaan Antibiotik Bisa Meningkatkan Risiko Asma pada Anak Freepik/Wayhomestudio

Antibiotik sering digunakan untuk mengobati infeksi pada anak-anak. Namun, tahukah Mama dan Papa bahwa penggunaan antibiotik sejak dini ternyata bisa berdampak pada kesehatan anak di masa depan?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, yang berperan penting dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, anak menjadi lebih rentan terhadap alergi dan asma. Bagaimana hal ini bisa terjadi? 

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar penggunaan antibiotik bisa meningkatkan risiko asma pada anak. Simak di bawah ini.

1. Antibiotik menghambat produksi IPA

Pexels/Pietro Jeng

Asam indole propionat (IPA) adalah senyawa biokimia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan berperan dalam melindungi tubuh dari peradangan saluran napas. Penelitian yang dilakukan oleh Ben Marsland, profesor imunologi dari Monash University di Australia, menemukan bahwa antibiotik dapat mengurangi jumlah bakteri yang memproduksi IPA.

Akibatnya, anak-anak yang menerima antibiotik di usia dini menjadi lebih rentan terhadap alergi tungau debu, yang merupakan pemicu umum asma.

"Kami menemukan bahwa konsekuensi dari pengobatan antibiotik adalah penurunan bakteri yang menghasilkan IPA, yang merupakan molekul kunci untuk mencegah asma," kata Marsland.

2. Lebih rentan terhadap alergi debu atau tungau

Freepik/Wirestock

Studi yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa meskipun mikrobioma usus dan kadar IPA kembali normal setelah penghentian antibiotik, tikus yang menerima antibiotik di usia dini tetap lebih rentan terhadap alergi tungau debu dalam jangka panjang.

Hal ini disebabkan oleh dampak antibiotik pada perkembangan sistem imun yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya terbiasa menghadapi alergen seperti tungau debu menjadi terganggu karena berkurangnya IPA.

IPA sendiri berperan dalam mengurangi peradangan pada saluran pernapasan dan membantu tubuh membangun toleransi terhadap alergen. Ketika senyawa ini berkurang, tubuh menjadi lebih sensitif terhadap pemicu alergi.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan pada mikrobioma usus yang disebabkan oleh antibiotik dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Meskipun komposisi bakteri usus akhirnya pulih, efek pada sistem imun dan respons inflamasi tetap berlangsung. Ini membuktikan betapa pentingnya mikrobioma usus yang sehat dalam membentuk respons imun yang optimal sejak dini.

3. Suplemen IPA dapat mencegah asma

Freepik/8photo

Peneliti juga menemukan bahwa menambahkan suplemen IPA pada tikus yang diberi antibiotik dapat mencegah alergi dan asma. Namun, Marsland menekankan bahwa penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk memastikan efektivitas ini.

"Penggunaan antibiotik di tahun pertama kehidupan dapat secara tidak sengaja mengurangi bakteri yang mendukung kesehatan. IPA sangat penting saat sel-sel paru-paru kita matang, menjadikannya kandidat untuk pencegahan inflamasi saluran napas di awal kehidupan," tambah Marsland.

Itulah informasi seputar penggunaan antibiotik bisa meningkatkan risiko asma pada anak. Dengan memahami risiko penggunaan antibiotik yang berlebihan, orang tua dan tenaga medis dapat lebih bijak dalam penggunaannya untuk menjaga kesehatan anak dalam jangka panjang.

Baca juga:

The Latest