Waspada Penyakit Mpox yang Sudah Ditetapkan Sebagai Situasi Darurat!
WHO menyebutkan terdapat 99ribu kasus Mpox yang menyebabkan 208 kematian di seluruh dunia!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, semakin menjadi perhatian dunia kesehatan. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox, yang pertama kali diidentifikasi pada monyet di Afrika pada tahun 1958.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasus infeksi pada manusia mulai meningkat dan memicu kekhawatiran global. World Health Organization (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern atau darurat kesehatan masyarakat global.
Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang waspada penyakit Mpox yang sudah ditetapkan sebagai situasi darurat! Simak informasinya di bawah ini.
1. Apa itu Mpox?
Mpox atau yang lebih dikenal dengan sebutan cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Awalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Pada 28 November 2022, WHO telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula Monkeypox menjadi mpox. Perubahan tersebut dikarenakan untuk menghindari rasisme dan stigmasisasi.
Mpox memiliki beberapa jenis yang telah teridentifikasi dan dapat menimbulkan wabah yaitu clade Ia, clade Ib, dan clade IIb. Clade Ia dan Ib memiliki manifestasi klinis yang lebih berat bila dibandingkan dengan clade II. Namun demikian, mode transmisi untuk clade Ib dan IIb, sebagian besar terjadi melalui kontak seksual. Berbeda dengan clade Ia, yang sebagian besar terjadi disebabkan oleh zoonosis.
2. Darurat global Mpox
Pada 14 Agustus 2024 World Health Organization (WHO) telah menetapkan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern atau darurat kesehatan masyarakat global. WHO menyebutkan terdapat 99ribu kasus Mpox dan telah mengakibatkan sebanyak 208 kematian di seluruh dunia. Selain itu terdapat varian Mpox baru, yang lebih cepat menular.
Di Indonesia sendiri, sudah ditemukan sebanyak 88 kasus Mpox. Di mana terdapat 14 kasus pada 2024, 73 kasus pada 2023, dan 1 kasus pada 2022. Kasus Mpox di Indonesia tersebar di Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Bagaimana Mpox dapat menular? dan bagaimana cara mencegahnya
Dalam sebuah unggahan pada akun Instagram Risk Communication & Community Engagement @rcce_id menyebutkan bahwa penyakit Mpox dapat menular melalu beberapa cara, yaitu:
- Droplet, menular melalui percikan air liur dari orang yang terinfeksi Mpox.
- Kontak langsung ke kulit, dengan orang yang terinfeksi Mpox.
- Hubungan seksual, dengan orang yang terinfeksi Mpox.
- Benda yang terkontaminasi virus, dari orang yang terinfeksi Mpox.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi Mpox adalah sebagai berikut:
- Hindari kontak kulit dengan orang yang terinfeksi Mpox/
- Hindari berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi Mpox.
- Pakai masker saat tubuh merasa tidak enak atau menimbulkan gejala Mpox.
- Selalu cuci tangan dengan sabun.
- Jangan menggunakan perlengkapan pribadi milik orang lain (handuk, baju, sikat gigi, dll).
4. Gejala penyakit Mpox
Mpox memiliki gejala yang mirip dengan cacar, meskipun umumnya lebih ringan. Gejala ini berkembang dalam beberapa tahap, biasanya dalam waktu 5 hingga 21 hari setelah seseorang terpapar virus. Berikut adalah tahapan dan gejala umum yang dialami oleh penderita Mpox
Fase Awal (1-5 Hari Pertama)
- Demam: Gejala pertama yang muncul biasanya adalah demam tinggi, yang sering kali disertai dengan kedinginan.
- Sakit Kepala: Penderita sering mengalami sakit kepala parah.
- Nyeri Otot: Nyeri dan kekakuan pada otot adalah gejala umum lainnya.
- Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan sering dialami pada fase awal infeksi.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Salah satu tanda khas Mpox adalah pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di leher, ketiak, atau pangkal paha. Ini adalah perbedaan utama dengan cacar biasa.
Fase Erupsi Kulit (Hari ke-3 sampai ke-5 Setelah Demam)
Setelah beberapa hari mengalami demam, muncul ruam di kulit. Ruam ini biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk tangan, kaki, dan area genital. Nantinya, ruam tersebut akan berubah menjadi lesi yang berisi cairan atau nanah. Lesi ini berkembang dalam beberapa tahapan:
- Makula: Bercak datar berwarna merah pada kulit.
- Papula: Bercak yang terangkat, keras, dan tidak berisi cairan.
- Vesikula: Lesi yang berisi cairan bening.
- Pustula: Lesi berisi nanah yang mengeras.
- Keropeng: Setelah beberapa waktu, lesi-lesi ini akan mengeras dan membentuk keropeng yang kemudian mengelupas.
Lesi kulit biasanya menghilang dalam waktu 2 hingga 4 minggu, meninggalkan bekas luka yang dapat sembuh sepenuhnya atau, dalam beberapa kasus, meninggalkan bekas permanen.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Meskipun kebanyakan kasus Mpox bersifat ringan, beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, anak-anak, atau wanita hamil, dapat mengalami komplikasi serius seperti:
- Infeksi sekunder pada kulit.
- Pneumonia (infeksi paru-paru).
- Sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh).
- Kerusakan pada kornea yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
5. Apa yang harus dilakukan?
Jika Mama dan Papa atau si Anak menunjukkan gejala yang mengarah pada infeksi Mpox, ada beberapa langkah penting yang perlu diambil untuk mengurangi risiko penyebaran dan memastikan perawatan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan:
Segera Mencari Pertolongan Medis
Jika Mama, Papa atau si Anak mengalami gejala seperti demam, ruam, atau pembengkakan kelenjar getah bening yang mengarah pada Mpox, segera hubungi dokter atau pergi ke fasilitas kesehatan. Dokter dapat melakukan diagnosis awal dan menentukan apakah memerlukan pengujian lebih lanjut.
Isolasi Diri
Jika dicurigai terinfeksi Mpox, penting untuk segera mengisolasi diri untuk menghindari penyebaran virus ke orang lain. Ini termasuk menghindari kontak dekat dengan anggota keluarga dan teman. Gunakan peralatan makan, handuk, dan barang-barang pribadi lainnya secara terpisah dari orang lain di rumah.
Penerapan Kebersihan yang Ketat
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik, terutama setelah kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh. Jika sabun tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, terutama jika belum mencuci tangan. Selain itu, tutup luka/koreng apabila ada menggunakan kasa atau perban agar tidak menular.
Pembersihan dan Disinfeksi Lingkungan
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, ponsel, dan meja, dengan pembersih rumah tangga yang mengandung desinfektan. Cuci pakaian, seprai, dan handuk dengan air panas untuk membunuh virus yang mungkin menempel.
Itulah informasi tentang waspada penyakit Mpox yang sudah ditetapkan sebagai situasi darurat! Penting untuk mengenali gejala Mpox sejak dini untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memastikan pengobatan yang tepat waktu.
Baca juga:
- Anemia pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara mengobati
- Polio: Gejala, Ciri-Ciri, Cara Mencegah, dan Pengobatannya
- Demam Tifoid pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan, dan Pencegahan