TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Mengenal Suku-Suku di Kepulauan Maluku Beserta Penjelasan Lengkapnya

Yuk, Ma kenalkan pada anak beragam suku yang ada di Pulau Maluku ini!

Instagram.com/kelli_swazey

Di sekolah pada materi pelajaran SD/MI, anak-anak pastinya akan belajar seputar keragaman sosial budaya yang ada di Indonesia, Ma.

Negara Indonesia merupakan negara yang dikenal karena memiliki kekayaan akan keberagaman masyarakatnya, salah satunya adalah suku. Di setiap wilayah diketahui memiliki beragam suku yang berbeda, lho.

Adapun di dalam suku-suku itu juga mempunyai tradisi dan kebudayaan yang berbeda pula. Sehingga hal ini yang menjadikan Indonesia terlihat begitu kaya akan keberagamannya, Ma. 

Sama halnya seperti suku-suku yang ada di Kepulauan Maluku. Di sana masyarakat yang mendiami pulau ini umumnya terdiri dari berbagai suku asli Maluku serta sejumlah bangsa pendatang lainnya seperti, suku bangsa dari Jawa, Sulawesi, bahkan Tionghoa. 

Pengertian Kepulauan Maluku adalah suatu kelompok suku asli yang tinggal di pulau tepatnya berada di wilayah bagian timur Indonesia yang terdiri atas Provinsi Maluku dan Maluku Utara. 

Suku bangsa asli Maluku ini juga dikenal karena selalu melestarikan tradisi dan budaya lokal serta masyarakatnya yang juga senantiasa menjaga keindahan alamnya. 

Kali ini, Popmama.com akan mengajak anak-anak untuk mengenal lebih jauh seputar suku-suku di Kepulauan Maluku, apa saja? Yuk, disimak!

1. Suku Ambon

Instagram.com/fahmijonathan

Suku Ambon sendiri merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Kepulauan Maluku. Masyarakatnya pun banyak yang mendiami wilayah Ambon, Saparua, Nusalaut, Haruku, dan Seram Barat.

Selain itu, diketahui juga bahwa suku Ambon merupakan suku yang terbesar di antara orang-orang Maluku lainnya, meskipun banyak dari masyarakatnya yang tersebar diakibatkan karena terjadinya perpindahan keluar dari daerah aslinya.

Salah satu dari dua mata pencaharian suku Ambon yakni berkebun. Suku Ambon menanam berbagai jenis sayuran, rempah, dan buah-buahan di ladangnya. 

Tak hanya itu, terdapat pekerjaan lainnya yaitu sebagai seorang nelayan. Nelayan akan menangkap ikannya di labuang, yakni daerah penangkapan ikan yang sudah dibagi tiap negeri. Sementara, para istri nelayan juga turut bekerja sebagai jibu-jibu atau penjual ikan di siang hari. 

Diketahui juga masyarakat Ambon ini mayoritasnya menganut agama Kristen Protestan dan agama Islam. Dalam kesehariannya pun masyarakat suku Ambon saling berkomunikasi dengan penduduk setempat menggunakan bahasa tradisional yakni bahasa Ambon atau Melayu Ambon.

2. Suku Kei

Instagram.com/windy_ariestanty

Suku Kei adalah suku yang terdiri dari penduduk asli yang mendiami Kepulauan Maluku. Sesuai dengan namanya, Ma masyarakat suku Kei ini tentu banyak yang menempati wilayah Provinsi Maluku, tepatnya di Kepulauan Kei, Laut Arafuru.

Contohnya seperti Pulau Nuhucut, Toyandu Walir, Nuhurowa, Kaidullah, dan sejumlah pulau kecil yang ada di sekitarnya. 

Masyarakatnya masih berpegang teguh pada kepercayaan akan kekuatan gaib dari leluhur mereka. Mereka menyebutnya sebagai mitu (roh) yang dipercayai bisa menghadirkan kebahagiaan serta kesusahan. 

Oleh karena itu, masyarakat suku Kei tidak meninggalkan ritual atau upacara adat pemujaan terhadap roh leluhur guna menghindari terjadinya malapetaka di kehidupannya. 

Para peneliti yang berasal dari Maluku Tenggara mengungkapkan bahwa masyarakat di Kepulauan Maluku memiliki suatu hubungan kekerabatan dengan orang-orang yang ada di Pulau Bali tepatnya di daerah Pendawa, Bali, lho. 

Unsur budaya Bali yang masuk ke suku Kei bisa terjadi karena dulu nenek moyang Kei, yaitu Nen Dit Sakmas merupakan seorang yang lahir dari orangtua berdarah Bali. 

Selain itu, adapun baju adat Kei yang tampak mirip dengan baju adat Bali merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap Nen Dit Sakmas. Selain baju adat yang sama ternyata ada beberapa lainnya yang juga terlihat mirip, seperti rumah adat dan perahu. 

3. Suku Tanimbar

Instagram.com/hellowayang.id

Berikutnya ada suku Tanimbar atau biasanya mereka menyebutkan diri sebagai Orang Numbar. Umumnya, sebagian besar masyarakat suku Tanimbar memeluk agama Katolik. 

Untuk berkomunikasi sehari-hari bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya adalah bahasa Melayu Ambon, bahasa Kei, dan bahasa Fordata. 

Terdapat kearifan budaya yang sampai saat ini masih dilakukan oleh suku Tanimbar yakni budaya Duan dan Lolat merupakan suatu budaya yang berkaitan dengan status sosial yang tercipta dari hubungan perkawinan di Tanimbar.

Budaya perkawinan masyarakat Tanimbar didefinisikan 'Duan' sebagai pemilik dan pemberi perempuan (keluarga perempuan). Sedangkan 'Lolat' merupakan penerima perempuan.

Atau laki-laki yang hendak menikah dengan perempuan pemberian (Duan), maka ia beserta keluarganya akan menjadi Lolat bagi si perempuan yang dinikahi beserta keluarganya. Lolat dimaksudkan sebagai laki-laki yang siap bekerja membantu Duan. 

Budaya Duan dan Lolat lahir dari pandangan masyarakat Tanimbar yang memandang seorang perempuan dalam posisi yang tinggi, mereka menganggap perempuan sebagai simbol pemberi kehidupan. 

Oleh sebab itu, Masyarakat Tanimbar akan sangat bersyukur apabila dianugerahkan seorang anak perempuan dalam keluarganya. 

4. Suku Tidore

Instagram.com/tidoreisland

Suku Tidore adalah penduduk suku asli yang mendiami Kepulauan Maluku. Banyak masyarakatnya yang hidup di wilayah Tidore dan umumnya profesi utama masyarakat suku ini yaitu sebagai seorang nelayan. 

Tak hanya nelayan, sebagian masyarakat suku ini pun juga ada yang berprofesi sebagai petani di ladang dan berdagang, lho. Biasanya tanaman yang ditanam dapat berupa padi, ubi kayu, ubi jalar, jagung, pala, cengkeh, kopra, dan lain-lain. 

Di wilayah Tidore sendiri umumnya mayoritas beragama Islam, Tidore juga merupakan salah satu pusat pengembangan agama Islam di Maluku. 

Hal ini juga diketahui karena sejak abad ke-15 dipengaruhi oleh Kesultanan Tidore, yang kemudian masyarakatnya mulai mengenal dan mendapatkan ajaran-ajaran Islam yang disebarkan pada masa itu. 

Dalam kesehariannya, orang Tidore memiliki bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya yakni bahasa Tidore. 

5. Suku Ternate

Instagram.com/ngohi_budaya

Selanjutnya suku yang ada di Kepulauan Maluku adalah suku Ternate. Masyakat yang ada di suku ini banyak yang tersebar dan mendiami Pulau Ternate, Pulau Bacan, dan Pulau Obi. 

Umumnya, sebagian masyarakat Ternate memiliki mata pencaharian sebagai petani ataupun nelayan. Dan bahasa yang digunakan masyarakatnya untuk berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa Ternate. 

Dulu, sebelum agama Islam masuk ke wilayah Ternate, di dalam suku Ternate nyatanya sudah terbagi ke dalam kelompok-kelompok yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut sebagai mamole.

Namun, setelah masuknya agama Islam dan menetap di wilayah Pulau Ternate, terjadinya perubahan mulai dari struktur kepemimpinannya dan berubah menjadi kesultanan.

6. Suku Tobelo

Instagram.com/kancaneganjar

Berikutnya ada suku Tobelo yang merupakan salah satu masyarakat yang juga memiliki banyak penduduk yang menempati wilayah semenanjung bagian utara Pulau Halmahera dan sebagian ada di daratan Pulau Morotai. 

Dalam komunitas O'Hongana Manyawa memenuhi kebutuhan pangan sehari-harinya dengan cara berburu, meramu, berladang kemudian berpindah, dan mencari ikan.

Pemenuhan kebutuhan komunitas tersebut masih bersifat nomaden, sebab mereka juga hidup sejalan dengan kondisi alam sekitarnya sesuai dengan nilai-nilai kearifan lingkungan. 

Pada umumnya, bagi O'Hongana Manyawa, terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Wowango (hidup) yang diutamakan untuk kepentingan komunitas O'Hongana Manyawa di masa mendatang.

Dalam artian, bagi setiap warga komunitas dituntut untuk menjaga dan melestarikan hutan beserta isinya untuk kelangsungan hidup bagi anak cucu mereka nanti.

Adapun masyarakat Tobelo juga bermata pencaharian sebagai petani ladang yang menghasilkan pertanian berupa jagung, padi, tebu, sayur, cengkeh, kelapa, pisang, dan damar. 

Dalam kehidupan sehari-harinya pun, masyarakat suku Tobelo berkomunikasi menggunakan bahasa Tobelo dengan sesama penduduknya. 

7. Suku Togutil

Instagram.com/polreshalbar

Suku Togutil ternyata juga merupakan salah satu bagian dari suku Tobelo, lho. Masyarakat suku Togutil pun hidup secara nomaden di sekitar hutan Tukur-tukur, Buli, Totodoku, Lolobata, dan Kobekulo. 

Hutan yang menjadi wilayah tempat tinggal suku ini termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Aketajawe - Lolobata. Meskipun mereka hidup di dalam hutan, masyarakatnya pun juga giat dalam berkebun. 

Biasanya masyarakat akan menanam bahan-bahan pokok makanan berupa ubi jalar, ketela, pepaya, dan pisang.

Tak hanya itu, suku ini juga sudah mengenal proses transaksi jual beli, caranya bisa dengan mengumpulkan tanduk rusa dan damar yang dijual pada orang-orang yang berada di pesisir. 

Adapun Suku-Suku Lain di Kepulauan Maluku

Instagram.com/baronda.id

Nyatanya selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada banyak suku-suku lainnya yang juga menempati berbagai wilayah di Kepulauan Maluku. 

Ada suku Halmahera, Suku Wai Apu, suku Madole, suku Kao, suku Pagu, suku Wemale, suku Seram, dan suku Makian Barat.

Dan terdapat suku lainnya seperti, suku Maba, suku Buli, suku Weda, suku Sawai, suku Makian Timur, dan suku Patani, hingga suku Gane. 

Nah, itulah contoh suku-suku yang ada di Kepulauan Maluku beserta penjelasannya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan memperkaya wawasan tentang keragaman budaya di Indonesia untuk Anak, Mama, dan Papa.

Baca juga:

The Latest