Tetanus Membunuh 34 Ribu Anak Indonesia, Jangan Sepelekan Luka Kecil
Siapa sangka? Luka akibat debu atau tanah bisa menyebabkan tetanus
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa di antara Mama yang memiliki anak sedang aktif-aktifnya? Terjatuh saat bermain menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orangtua ketika si Kecil tengah aktif mengeksplor dunia.
Luka lecet hingga luka-luka kecil biasanya timbul di beberapa bagian tubuhnya. Meski lukanya terlihat sepele, sebaiknya orangtua jangan anggap remeh luka pada tubuh anak. Sebab, luka dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi serius seperti tetanus.
Tetanus menjadi salah satu penyebab kematian yang menelan ribuan jiwa anak di Indonesia. Sebagai orangtua, Mama perlu memberikan perawatan yang tepat dan pastikan anak sudah melakukan imunisasi secara tepat serta lengkap.
Melansir dari data Kemenkes RI, berikut Popmama.com siap membahas ulasan lebih lanjut mengenai tetanus membunuh 34 ribu anak Indonesia.
1. Luka akibat debu atau tanah bisa menyebabkan tetanus
Tak bisa dipungkiri, anak di usia sekolah menghabiskan setidaknya 6-8 jam di luar rumah untuk beraktivitas, seperti belajar, bermain, hingga bersosialisasi. Di tengah aktivitasnya tersebut, anak mungkin saja mengalami luka pada bagian tubuhnya.
Banyak orangtua di luar sana mengira kalau tetanus hanya bisa disebabkan oleh luka akibat paku atau besi berkarat. Padahal, sebenarnya luka atau lecet yang terkena debu maupun tanah juga bisa menjadi penyebab tetanus.
Imunitas anak yang belum berkembang sempurna, ditambah adanya aktivitas yang menjadi penyebab luka, membuat si Kecil lebih rentan terhadap serangan tetanus.
2. Gejala anak terkena tetanus
Bahaya tetanus bisa menyebabkan si Kecil mengalami kejang otot, sulit bernapas, hingga berujung pada kematian. Gejala awal tetanus muncul sekitar 7-10 hari setelah terkena infeksi. Hal tersebut dapat menyebabkan:
- Kejang otot yang dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain.
- Kesulitan menelan dan perasaan tercekik.
- Detak jantung cepat dan tekanan darah tinggi.
- Kaku pada otot leher, lengan, kaki, dan punggung.
3. Pencegahan tetanus bisa dilakukan lewat imunisasi
Tetanus dapat sangat membahayakan karena bisa berujung kematian jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Tapi, jangan khawatir ya Ma, karena mencegah tetanus pun terbilang mudah yaitu dengan imunisasi.
1 dari 4 kasus tetanus berakhir pada kematian. Pasien yang meninggal dunia umumnya disebabkan karena tidak mendapatkan imunisasi. Itu sebabnya, imunisasi sangat penting untuk anak-anak.
Selain imunisasi dasar, imunisasi lanjutan juga penting untuk memperkuat imun tubuh melawan tetanus.
4. Imunisasi terbukti secara efektif menurunkan angka kasus tetanus pada anak
Faktanya, imunisasi telah terbukti secara efektif menurunkan angka kasus tetanus pada anak. Di tahun 1996, 850 ribu anak Indonesia meninggal akibat terkena tetanus.
Seiring berjalannya waktu, angka kematian mengalami penurunan. Pada tahun 2015, angka kematian anak akibat tetanus turun ke angka 34 ribu. Angka terus menurun hingga tahun 2024.
5. Lindungi anak dari tetanus dengan imunisasi
Setiap orangtua di dunia pasti menginginkan anak tumbuh aktif dan sehat. Dari pada secara terus menerus khawatir karena luka atau lecet pada anak, lebih baik segera lindungi anak dari tetanus dengan imunisasi.
Segera bawa anak untuk mengikuti program BIAS di sekolah atau puskesmas terdekat pada bulan November demi lakukan imunisasi.
Demikian ulasan mengenai tetanus membunuh 34 ribu anak Indonesia. Jadi, tunggu apalagi, Ma? Yuk, segera lakukan imunisasi agar anak tidak terkena tetanus yang membahayakan.
Baca juga:
- Cegah Kanker Serviks pada Anak dengan Imunisasi HPV
- 5 Fakta Penting Imunisasi Influenza, Orangtua Perlu Tahu!
- Peran Besar Ayah dalam Imunisasi dan Belajar dari Kasus Polio di Aceh