Eksklusif: Tips Eriska Rein Membangun Kepercayaan Diri Anak sejak Dini, Untuk Bekal di Masa Remaja
Eriska Rein: Jangan lelah untuk menasihati anak agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Proses tumbuh kembang anak merupakan masa yang paling berharga bagi orangtua. Sebab, dalam proses tersebut si Kecil akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.
Pertumbuhan yang dimaksud bisa mulai dari berat badan meningkat, tinggi badan meningkat, kemampuan bahasa, kemampuan kognitif, hingga kemampuan sosial dan emosionalnya.
Tahukah Mama? Sikap percaya diri dapat mendorong si Kecil lebih aktif, lebih mandiri, cepat mengambil keputusan, dan tidak akan bergantung pada orang lain. Sayangnya, tidak semua anak dapat menerapkan sikap percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.
Hal serupa sempat dialami oleh anak pertama aktris Eriska Rein, yaitu Mikhail Zayn Muhsin atau lebih akrab disapa Zayn. Millennial Mama of the Month edisi Desember 2022 ini mengatakan bahwa sesungguhnya putra sulungnya adalah anak yang ramah.
Zayn juga cenderung aktif dan suka berkenalan dengan orang baru. Namun, semenjak pindah sekolah dari TK ke SD, Zayn tiba-tiba merasa tidak percaya diri. Alhasil, Eriska sebagai Mama harus langsung turun tangan untuk membangkitkan kembali sikap percaya diri si Kecil.
“Anakku pernah ngerasa nggak percaya diri, tepatnya itu pas Zayn masuk sekolah baru karena dia harus pindah dari TK ke SD. Makanya, semua temannya pun baru. Sebenarnya Zayn dulunya percaya diri banget, karena sejak kecil aku sudah ajarin dia untuk baik dan sopan ke semua orang. Aku bimbing dia buat tetap jadi anak yang ramah,” kata Eriska Rein ketika diwawancarai secara eksklusif bersama Popmama.com.
Lantas, cara apa saja ya yang dilakukan Eriska Rein untuk membangun kepercayaan diri putra pertamanya sejak dini? Yuk, simak pembahasannya telah Popmama.com rangkum.
1. Anak sempat tidak percaya diri, Eriska Rein berusaha atasi dengan menanamkan kalimat positif
Eriska mengatakan bahwa anak sulungnya mempunyai kepribadian ramah dan mudah akrab dengan orang. Namun, saat pertama kali masuk SD, secara tiba-tiba sifat Zayn berubah.
Putranya merasa tidak percaya diri. Eriska menduga sifat tersebut datang karena Zayn harus beradaptasi dengan sekolah barunya.
Alhasil, Eriska mencoba menangkan Zayn dengan mendampinginya sampai masuk ke dalam kelas. Untungnya, pihak sekolah bisa mengerti tentang proses adaptasi Zayn.
“Dia sempat beda banget sifatnya (nggak percaya diri), mungkin karena dia kaget waktu sekolah. Cara yang aku lakuin itu pasti dampingin terus, aku antar jemput Zayn, nggak pernah lepas, apa yang dia pengen aku turutin. Antar jemput itu kan bolehnya drop aja anak di gerbang, tapi Zayn minta aku masuk sampai kelas. Jadi, aku tungguin biar hatinya tenang. Untung gurunya ngerti keadaan Zayn baru adaptasi,” ungkap Eriska Rein.
Proses adaptasi anak pada lingkungan baru memang cenderung berbeda-beda. Ada anak yang mudah menyesuaikan diri dengan tempat baru, namun di sisi lain ada pula yang membutuhkan waktu lama bahkan sampai berbulan-bulan.
Demi membuat Zayn merasa nyaman dengan sekolah barunya, Eriska berusaha menanamkan pikiran positif dengan mengatakan sekolah yang ditempatinya sekarang adalah tempat menyenangkan.
Eriska melakukannya secara berulang-ulang selama sebulan lamanya. Pada akhirnya, kalimat-kalimat positif dan menenangkan dari sang Mama membuat Zayn lebih percaya diri dalam berkegiatan di lingkungan sekolah.
“Aku coba nasihatin Zayn setiap hari. Aku bilang kalau sekolah itu tempat yang menyenangkan, belajarnya juga nggak susah. Tiap hari aku ulang-ulang sampai ada sebulan. Lama-lama dia mengerti dan enjoy, karena selain belajar dia juga senang ketemu teman-teman baru. Jadi, teman-teman di sekolah bikin dia tenang juga,” lanjutnya.
2. Cara Eriska Rein membuat anak lebih percaya diri dalam bergaul
Ketika memasuki usia sekolah, salah satu sikap yang setidaknya harus diperlukan anak untuk menunjang proses adaptasi adalah percaya diri dalam bergaul.
Anak memerlukan bimbingan dari orangtua untuk memahami bagaimana dirinya harus bersikap saat bertemu orang baru.
“Aku selalu bilang main nggak boleh pilih-pilih, jadi main harus sama semuanya. Mainnya yang baik-baik ya, Zayn. Nggak boleh yang kasar-kasar, karena kita tahu kadang anak kecil ada yang mainnya dorong-dorongan dan sebagainya. Aku mengamati kalau Zayn itu mampu belajar sendiri untuk beradaptasi, karena dia yang ngalamin sendiri prosesnya,” tutur Eriska Rein.
Sebagai orangtua, Eriska percaya bahwa adaptasi seorang anak bisa terjadi secara alami. Orangtua punya peranan penting untuk memantau kegiatan tersebut agar berjalan positif dan sesuai aturan.
Kini, Zayn sudah merasa nyaman dan menikmati lingkungan sekolahnya. Proses adaptasi yang dilaluinya berjalan lancar berkat kepercayaan diri yang tumbuh di dalam dirinya.
“Aku percaya adaptasi akan terjadi secara alami, yang penting kita mantau aja. Akhirnya, dia dengan sendirinya bisa main dan belajar lewat adaptasi. Semua bisa karena terbiasa. Dia rutin melakukan kegiatan tersebut makanya lama-lama enjoy,” ujar Eriska Rein.
3. Kalimat pujian membuat anak Eriska Rein lebih bersemangat dan percaya diri
Pujian menjadi salah satu faktor yang dapat membangun rasa percaya diri seorang anak. Oleh karena itu, orangtua dianjurkan untuk lebih sering memberikan kalimat-kalimat pujian setiap anak meraih suatu pencapaian.
Bagi Eriska sendiri, memberikan kalimat pujian kepada anaknya sudah menjadi rutinitasnya. Apalagi, ia menyadari bahwa Zayn sangat suka dipuji. Uniknya, pujian yang diberikan Eriska tidak hanya saat Zayn mendapat nilai bagus saja lho, Ma.
“Zayn senang sekali dipuji. Contohnya, ketika mendapatkan nilai bagus pasti aku langsung memberikan pujian. Aku nggak terlalu menuntut nilai anak, jadi kalau misalkan nilai Zayn nggak bagus aku pun bilang ke dia nggak papa. Aku tekanin Zayn tetap anak yang hebat karena sudah belajar dan ngerjain ulangan sendiri, nilai berapa pun tidak masalah, yang penting Zayn bisa mengikuti pelajaran itu sudah cukup,” terang Eriska Rein.
Reaksi Zayn setelah mendapatkan kalimat pujian dari sang Mama pasti langsung senang dan lebih percaya diri. Kalimat penyemangat yang diberikan Eriska juga membuat putranya semakin rajin.
Namun, rupanya Zayn juga tipikal anak yang mudah sekali overthinking. Ketika melakukan suatu kesalahan, Zayn akan merasa down dan memikirkannya secara berkepanjangan. Tentu hal tersebut tidak baik untuk perkembangan anak.
“Zayn kalau ada salah sedikit itu pasti dia cepat down, langsung overthinking. Jadi, pas anak overthinking harus dinasihatin juga. Aku selipin kata-kata penenang 'nggak papa salah, nanti coba lagi perbaiki sampai berhasil’. Selain memuji anak, aku juga ngasih kalimat penenang biar nggak bikin anak tertekan,” kata Eriska Rein.
4. Jangan lelah untuk menasihati anak agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik
Tidak mudah bagi Eriska untuk membuat anak sadar akan letak kesalahan tanpa membuatnya merasa tersinggung, apalagi sampai kehilangan rasa percaya diri.
Agar anak semakin paham dan tidak terjadi kesalahan yang sama, Eriska tidak lelah untuk menasihati si Kecil secara berulang kali. Sebab, jika diberitahukan sekali pasti anak belum tentu langsung memahaminya.
“Yang pasti, jangan lelah untuk nasihatin anak. Kalau nasihatin cuma sekali, anak mungkin nggak langsung ngerti, karena nasihat yang diberikan nggak nempel di otak mereka. Jika dilakukan berulang pasti lama-lama anak ngerti,” ucap Eriska Rein.
“Walaupun jujur nggak dipungkiri sabar itu sulit banget. Aku juga kadang merasa hal itu menguji kesabaran banget. Ibu pun juga bisa cranky karena memang menguji kesabaran sekali. Kita sebagai orangtua memang harus punya self control dan self love,” tambahnya.
5. Mengajarkan anak sejak kecil untuk membuat pilihan sendiri
Eriska melahirkan anak kedua berjenis kelamin perempuan pada 3 Juni 2022. Kehadiran bayi yang diberi nama Mikhaila Zeline Muhsin itu menandakan bahwa kini Zayn sudah berstatus sebagai kakak.
Status kakak yang dimilikinya membuat Zayn harus lebih mandiri dalam melakukan suatu hal. Sejak dulu, Eriska juga selalu mengajarkan Zayn untuk lebih berani dan percaya diri dalam mengambil keputusan.
“Dari Zayn kecil aku nggak pernah larang-larang dia buat ngelakuin sesuatu selama itu baik. Jadi, memang aku biasain Zayn harus pilih apa pun sendiri. Sampai sekarang karena sudah terbiasa dari kecil, makanya dia udah bisa milih sendiri. Sesimpel dia bisa nentuin makanan yang ingin dimakan. Aku tipe yang nggak larang kalau itu bikin anak happy dan berjalan positif,” pungkas Eriska Rein.
Wah, keren sekali ya cara-cara yang dilakukan Mama Eriska untuk membuat putranya lebih percaya diri dan tentunya mandiri. Semoga tips yang diberikan bisa menginspirasi para Mama, ya.
Millennial Mama of the Month Edisi Desember 2022
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew P.
Videographer - Krisnaji Iswandi, Norman Indra Issudewo
Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Ms Lifa
Hair do - Ade Ragil
Eriska & Zayn Wardrobe - AYACO
Mikhaila's Wardrobe - Carter's
Baca juga:
- Eksklusif: Cara Eriska Rein Melatih Kemampuan Empati Anak sejak Dini
- Eksklusif: Volume ASI Menurun, Eriska Rein Lakukan Cara Ini untuk Mengatasinya
- Millennial Mama of the Month Edisi Desember 2022: Eriska Rein