TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Weton Anak Kedua Lebih Kecil dari Anak Pertama, Apa Pengaruhnya?

Adanya perbedaan karakter dan nasib hidup berdasarkan masing-masing weton anak

Freepik

Dalam budaya Jawa, weton merujuk pada kombinasi hari pasaran dan hari dalam kalender Jawa yang digunakan untuk menentukan berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk kelahiran anak. 

Weton dihitung berdasarkan siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari dan siklus pasaran yang terdiri dari lima hari (Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing). Ada keyakinan dalam beberapa kepercayaan bahwa urutan kelahiran anak bisa mempengaruhi ‘besar’ atau ‘kuatnya’ weton mereka. 

Lantas, apa maksud dan pengaruhnya dari pernyataan mengenai weton anak kedua lebih kecil dari anak pertama? Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan. 

1. Weton anak kedua bisa lebih kecil dari anak pertama

Freepik

Pada dasarnya, keyakinan mengenai weton anak kedua lebih kecil dari anak pertama dapat merujuk pada berbagai kepercayaan atau tradisi tertentu dalam budaya Jawa. 

Dalam penghitungan weton Jawa, ada konsep neptu, yaitu nilai numerik yang diperoleh dari kombinasi hari lahir dan pasaran. 

Hari-hari dalam kalender Jawa (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dan pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing) masing-masing memiliki nilai tertentu. 

Dalam sebuah keluarga, bisa terjadi neptu anak kedua lebih rendah dibandingkan jumlah neptu anak pertama. 

Misalnya:

  • Senin memiliki nilai 4, Selasa nilai 3, Rabu nilai 7, Kamis nilai 8, Jumat nilai 6, Sabtu nilai 9, dan Minggu nilai 5.
  • Hari Pasaran Pon nilai 7, Wage nilai 4, Kliwon nilai 8, Legi nilai 5, dan Pahing nilai 9.

Jika anak pertama lahir pada Senin Pon (nilai 4+7=11) dan anak kedua lahir pada Selasa Wage (nilai 3+4=7), maka neptu anak kedua (7) lebih kecil dari neptu anak pertama (11).

2. Adanya perbedaan karakter dan nasib

Freepik/ASphotofamily

Dalam tradisi Jawa, konsep neptu (nilai numerik dari kombinasi hari lahir dan pasaran) digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk meramal nasib, menentukan hari baik untuk berbagai acara, dan memahami karakter seorang anak. 

Setiap kombinasi neptu dapat dianggap memiliki pengaruh tertentu terhadap karakter dan nasib si Kecil. Anak dengan neptu yang lebih kecil dianggap memiliki sifat-sifat atau takdir yang berbeda dibandingkan dengan anak dengan neptu yang lebih besar.

Misalnya, anak dengan neptu lebih kecil dianggap lebih tenang, lebih penurut, atau memiliki nasib yang berbeda dalam hal keberuntungan, rezeki, maupun tantangan hidup.

3. Merujuk pada keberuntungan dan kehidupan sehari-hari anak

Pexels/Monika Balciuniene

Beberapa keluarga menggunakan neptu untuk menentukan hari baik atau buruk untuk aktivitas tertentu. Anak dengan neptu yang lebih kecil dinilai membutuhkan lebih banyak perlindungan atau perhatian ekstra dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, dalam merencanakan acara penting seperti upacara adat, keluarga dapat mempertimbangkan neptu untuk memastikan keberuntungan dan keberhasilan acara tersebut.

4. Berkaitan dengan ritual atau upacara adat yang dijalani anak

Freepik/tawatchai07

Anak dengan kedua yang memiliki weton kecil memerlukan perhatian khusus dalam upacara adat. Misalnya, dalam ritual ruwatan atau upacara lainnya, anak dengan neptu kecil memerlukan perlakuan khusus untuk melindungi mereka dari pengaruh buruk. 

Terlebih, upacara yang dijalani anak dapat mempengaruhi rasa identitas dan kebanggaan budaya pada si Kecil.

Benarkah Weton Bisa Dijadikan Panduan untuk Kehidupan Anak?

Popmama.com/Aristika Medinasari

Terlepas dari itu semua, kepercayaan tentang weton anak sangat bervariasi antara keluarga dan budaya masyarakat. Tidak ada aturan baku dalam budaya Jawa yang secara universal menyatakan bahwa weton anak kedua harus lebih kecil dari anak pertama. 

Hal ini merupakan bagian dari kepercayaan lokal atau interpretasi individu dalam masyarakat tertentu. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa pengaruh weton sangat bervariasi dan tidak selalu signifikan dalam semua keluarga.

Banyak orang Jawa modern yang tidak lagi memegang teguh kepercayaan tradisional ini dan lebih mengandalkan pendidikan formal, logika, serta pandangan ilmiah dalam membesarkan anak mereka. 

Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh weton dalam kehidupan anak juga cenderung berkurang, terutama di lingkungan perkotaan dan di kalangan generasi muda.

Itu dia penjelasan mengenai weton anak kedua lebih kecil dari anak pertama. Percaya atau tidak, tergantung dengan pemikiran orangtua masing-masing. 

Baca juga: 

The Latest