Mau Memulai Homeschooling? Ketahui 6 Hal ini, Ma!
Homeschooling bisa menjadi pilihan untuk mendapatkan pendidikan bagi anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Homeschooling adalah metode pendidikan alternatif di mana orangtua memilih mendidik anak-anaknya di rumah daripada di sekolah formal. Di sini Mama dapat menentukan sendiri sistem dan cara mengajar yang didasari pada minat, kemampuan, dan gaya belajar anak.
Di Indonesia, homeschooling sudah menjadi salah satu sistem pendidikan yang legal, diperkuat dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 129 tahun 2014. Di peraturan ini disebutkan sekolah rumah atau homeschooling adalah proses layanan pendidikan secara sadar dan terencana dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat dengan suasana kondusif.
Orangtua yang ingin mendidik anaknya secara homeschooling diwajibkan untuk melapor kepada dinas pendidikan di tingkat kabupaten atau kota.
Banyak alasan yang mendasari orangtua untuk memilih homeschooling bagi anaknya, seperti alasan medis, ketidakpuasan dengan metode pendidikan yang ada, atau ingin fokus mengembangkan bakat dan minat anak.
Namun apa pun alasan di baliknya, ada 6 hal yang harus diperhatikan sebelum memulai homeschooling.
Popmama.com mengulas cara mempersiapkan homeshooling untuk mendukung pendidikan anak yang perlu Mama ketahui.
1. Tidak perlu menjadi ahli untuk mengajar, yang diperlukan hanyalah sumber daya
Saat memulai homeschooling, penting untuk memerhatikan soal sumber daya. Tidak ada guru yang memiliki semua jawaban untuk setiap pertanyaan, tetapi yang baik tahu kapan harus mencari bantuan. Itulah kunci untuk mengajar anak cara menjadi pembelajar seumur hidup: menjadi contoh.
Jadilah model bagi anak dalam hal keingintahuan, eksplorasi, eksperimen. Buat model pembelajaran aktif dengan mengajukan pertanyaan, mencoba ide, dan membuat penyesuaian.
Mama dapat mempertimbangkan antara membeli atau meminjam sumber daya. Mama dapat meminjam dari perpustakaan atau berinvestasi membeli sumber daya.
2. Mengajari anak untuk mau membaca adalah 90% dari pertarungan, jangan terburu-buru
Berfokuslah untuk tidak terburu-buru mempelajari bagian dasar dan penting ini. Terlalu terburu-buru akan menghilangkan kesenangan dan membuat anak menjadi stres. Jadi, arahkan anak dengan lembut untuk banyak membaca.
Setelah seorang anak dapat membaca, mereka akan menemukan buku dan informasi tentang topik yang menarik minat mereka.
3. Sulit bersosialisasi dengan teman bukan menjadi masalah utama
Ketika orang berpikir tentang anak yang belajar di rumah, mereka cenderung membayangkan anak mengalami kurang pergaulan. Pada kenyataannya, sosialisasi tetap bisa dilakukan meski anak tidak datang ke sekolah formal. Mama bisa mengatur jadwal bermain dengan teman di lingkungan rumah.
Klub olahraga adalah cara lain bagi anak untuk mendapatkan teman baru dan belajar tentang sportivitas. Anak akan berinteraksi dengan anak-anak yang bersekolah di rumah dan sekolah umum di liga, dan ini akan membantu mereka memahami sisi lain dari sekolah.
4. Waktu bermain sangat penting untuk otak
Selain dari buku, anak juga bisa belajar dari lingkungannya dan permainan. Bermain juga penting bagi perkembangan otak anak, Ma. ketika anak menghabiskan waktu untuk melakukan permainan imajinatif, tanpa disadari, mereka juga belajar.
Kuncinya adalah memberi anak istirahat singkat. Alih-alih mengharapkan mereka untuk duduk berjam-jam dan kemudian istirahat 15 menit, biarkan anak istirahat setiap 30-45 menit belajar atau ketika Mama melihat mereka mulai gelisah atau mengantuk.
Bermain adalah cara untuk menambah energi dan membawa mereka kembali ke meja belajar dalam kondisi fokus. Jangan gunakan permainan sebagai hadiah. Jadikan itu bagian dari rencana belajar sehari-hari, bagian penting dari pembelajaran dan eksplorasi.
5. Mulai hari dengan rencana santai
Mama tidak perlu membuat jadwal detil setiap hari, tapi sangat penting untuk memulai hari dengan daftar apa yang harus dicapai hari itu.
Gunakan kartu indeks atau perencana mingguan untuk membuat sketsa rencana untuk setiap hari. Jika sesuatu tidak selesai pada hari Senin, pindahkan ke hari Selasa. Jika lebih banyak yang dicapai pada hari Rabu dari yang diharapkan, pastikan untuk mencatatnya.
Perencanaan harian dapat menjadi pengalaman belajar bagi anak yang lebih tua. Beri mereka perencana mereka sendiri dan tunjukkan kepada mereka bagaimana membuat check list untuk mengatur hari mereka atau tugas sekolah mereka. Periksa semuanya dan buat daftar baru di hari berikutnya.
6. Tidak harus mengajar mata pelajaran yang sama setiap hari
Sejarah dan sains memang penting, tetapi anak usia sekolah dasar tidak harus membahas topik-topik itu setiap hari. Matematika, membaca, menulis, dan bermain adalah hal-hal penting sehari-hari, dengan pelajaran sejarah dan ilmu alam yang terfokus pada agenda dua hingga tiga kali seminggu.
Setelah anak menguasai membaca dan keterampilan dasar lainnya, jauh lebih mudah untuk mengajar mata pelajaran lain. Plus, anak-anak secara tidak sengaja belajar sains setiap hari.
Semua pertanyaan tentang dari mana asal bumi, mengapa siput masuk ke dalam saat hujan, dan seperti apa kehidupan di bulan? Itu sains, dan anak tidak pernah berhenti bertanya.
Itulah cara memulai homeschooling untuk anak beserta beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan seksama. Apakah Mama memiliki pengalaman unik dan tips untuk mengajar homeschooling?
Baca juga:
- 6 Cara Jitu untuk Merespon Anak yang Sering Bertanya “Mengapa”
- Yuk, Coba 8 Aplikasi Belajar Bahasa Inggris untuk Anak SD
- 6 Tonggak Perkembangan Anak Usia Sekolah yang Wajib Diketahui Mama