6 Tips Mengasuh Anak yang “Bossy” agar Tetap Bisa Bergaul dengan Teman
Hati-hati, perilaku ini dapat mengakibatkan anak dijauhi teman, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selalu ada tantangan dalam mengasuh anak terutama jika Mama memiliki anak yang suka memerintah atau “bossy”. Anak terkadang mengambil kendali dan menginstruksikan orangtua untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan mereka. Meskipun ini awalnya mungkin terasa baik bagi Mama melihat anak memegang kendali atau terlihat mandiri, Mama akan menyadari bahwa ia mendominasi semua orang di sekitar.
Anak yang suka memerintah dapat mengalami kesulitan dalam bergaul dengan teman-teman mereka. Terkadang perilaku arogan membuat Mama terjebak dalam situasi yang memalukan di depan teman dan keluarga.
Jangan khawatir, ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan, seperti yang diulas Popmama.com berikut ini.
1. Berhenti bersikap reaktif
Ketika Mama bereaksi dengan menertawakan atau memarahi anak karena perilakunya yang buruk, ini mungkin akan membuat situasi menjadi lebih buruk. Sebaliknya, abaikan saja perilaku agresif dan nada suka memerintah.
Ajari anak mengenai pentingnya kesopanan dan sopan santun dalam nada yang ramah. Pastikan anak memperhatikan Mama berbicara dengan sopan. Bacakan cerita kepadanya dengan percakapan dan dialog yang sopan.
2. Hargai perilaku positif mereka
Setiap kali anak mengatakan "terima kasih" atau "tolong", hargai dia karena sudah bersikap baik. Saat anak mematuhi aturan yang Mama tetapkan, pujilah dia dan berikan penghargaan yang sesuai. Ini akan mendorong pola perilaku positif pada anak.
Semakin anak merasa dihargai atas usahanya, semakin ia berusaha untuk menjadi lebih baik sesuai dengan harapan mama.
3. Berhenti bertindak atas perintah mereka
Jika anak meminta atau menuntut sesuatu, jangan menyerah padanya. Anak harus belajar menerima "tidak" sebagai jawaban.
Anak yang suka memerintah akan menentang, berteriak, atau menangis ketika orang lain tidak memperhatikan mereka. Perilaku ini harus ditangani secara pasif dengan menjelaskan kepada anak bahwa mereka tidak bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan.
Minta anak untuk meminta sesuatu dengan baik dan sopan alih-alih menuntut. Jangan menggunakan kekuatan fisik karena itu hanya akan memperkuat sifat agresif anak dan mereka cenderung akan bertindak lebih keras di waktu berikutnya.
4. Libatkan guru dan teman
Mama dapat meminta informasi kepada guru dan teman anak untuk mengetahui bagaimana dia berperilaku dengan mereka. Pantau kegiatannya selama bermain dan ajarkan anak untuk berbagi mainannya dengan teman bermainnya.
Mama juga bisa memberikan penjelasan atau cerita mengapa ia harus bersikap baik dan menghilangkan sikap suka memerintah. Jelaskan apa yang mungkin terjadi seandainya ia mempertahankan sikapnya itu.
5. Biarkan anak mengambil beberapa keputusan sendiri
Seorang anak yang menuntut memiliki keinginan untuk merasa kuat. Setiap ada kesempatan, Mama dapat memberi anak untuk mengambil keputusan berikut dengan konsekuensinya. Misalnya ketika akan pergi ke mal, biarkan anak untuk memutuskan pakaian apa yang ingin dikenakan. Ini dapat meredakan sikap agresif dan mengurangi sikap suka memerintah pada anak.
6. Hati-hati dengan perilaku Mama
Pertimbangkan kembali perilaku mama. Anak meniru kebiasaan dan pola dari perilaku orangtua mereka. Hindari sikap suka memerintah di rumah, sebaliknya bersikap baik dan sopan kepada semua orang sehingga anak juga belajar hal yang sama dari Mama.
Sifat anak yang suka menuntut dan suka memerintah tidak selalu menjadi sesuatu yang negatif. Dengan sedikit perhatian, perilaku ini dapat dipupuk menjadi keterampilan kepemimpinan yang kuat.
Anak cenderung hidup sesuai dengan apa yang Mama yakini tentang mereka; itu semua ada di tangan orangtua untuk membentuk anak-anak mereka seperti yang mereka inginkan.
Apakah Mama memiliki pengalaman yang sama? Apa yang Mama lakukan? Yuk, bagi pengalaman mama di Popmama.com/community.
Baca juga:
- Penting, nih! 6 Tips untuk Membantu Anak Belajar Bekerja Sama
- Fakta Tantrum pada Anak, Bisa Jadi Tanda Ia Kurang Lelah Beraktivitas
- 7 Cara Mengatasi Anak yang Suka Berkata Kasar