5 Tips untuk Berbicara dengan Anak tentang Bentuk Tubuh
Lakukan 5 cara ini agar anak mencintai tubuhnya, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak hanya orang dewasa, anak pun dapat bermasalah dengan bentuk tubuh. Ketika seorang teman atau anggota keluarga lain mengatakan kata “gemuk”, meski hanya bercanda, ini dapat menyebabkan masalah pada anak.
Anak yang memiliki masalah dengan bentuk tubuhnya mungkin akan mengalami minder atau gangguan makan. Ia menjadi sangat kritis dengan apa yang dimakan dan seberapa berat badannya.
Orangtua harus memberi pemahaman mengenai bagaimana mencintai dan menerima bentu tubuh. Alih-alih berdiet ketat, ajarkan anak untuk berolahraga dan mengatur pola makan sehat.
Mama dapat memberi tahu kepada anak manusia memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Meskipun ini mungkin tampak sebagai tugas yang mustahil, namun berbicara soal bentuk tubuh kepada anak tidaklah susah.
Popmama.com mengulas 5 tips yang dapat dilakukan oleh Mama ketika berbicara soal bentuk tubuh.
1. Lakukan pengenalan secara bertahap
Berat badan adalah masalah kesehatan dan sosial yang utama. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS dari Departemen Kesehatan Minoritas, 25 persen anak-anak Latin mengalami obesitas secara klinis. Karena tingkat obesitas telah meningkat, demikian juga tingkat gangguan makan dan citra tubuh yang buruk dalam komunitas Latino.
Para ahli mengatakan bahwa orangtua, alih-alih dokter anak, guru, atau pelatih, harus menjadi orang yang secara positif membentuk citra tubuh anak mereka. “Anak tidak secara otomatis mampu melakukan sesuatu seperti mengikat sepatu, orangtua harus mengajar mereka,” kata Wayne Fleisig, Ph.D., seorang psikolog klinis di Children's of Alabama, di Birmingham. Mama dapat melakukannya dalam tindakan-tindakan kecil secara bertahap.
Sebagai permulaan, penting untuk menyampaikan kepada anak bahwa beberapa orang secara alami lebih gemuk dan itu bukanlah masalah besar.
2. Jangan menekankan pada berat badan
Para ilmuwan dari University of Minnesota menemukan bahwa remaja yang orang tuanya berbicara kepada mereka tentang makanan dengan fokus pada berat badan atau ukuran tubuh mereka sebenarnya lebih cenderung menjadi ekstrem. Misalnya melakukan diet ketat atau menunjukkan perilaku tidak teratur makan seperti puasa, makan terus-menerus, atau menggunakan obat pencahar.
Remaja yang orangtuanya hanya berfokus pada kesehatan makanan dan yang tidak berbicara tentang berat badan, cenderung tidak memiliki masalah makan. Dan anak yang kelebihan berat badan yang orangtuanya menunjukkan sikap yang lembut dan berfokus pada kesehatan memiliki suasana hati yang baik, sedikit masalah psikologi, dan tidak memiliki masalah makan yang tidak teratur, dibandingkan dengan mereka yang orangtuanya dianggap lebih menghakimi.
Tentu saja, terkadang timbangan badan tidak bisa dihindari. Timbangan dibutuhkan untuk mengamati tumbuh kembang anak, apakah pertumbuhannya sudah sesuai. Tetapi percakapan tentang berat badan tidak harus negatif atau canggung, kata Ovidio Bermudez, M.D., kepala petugas pendidikan klinis dan direktur medis senior layanan anak dan remaja di Eating Recovery Center di Denver.
Mama dapat menegaskan kepada anak-bahwa berat badan hanya satu ukuran kesehatan dan topik ini tidak harus menjadi hal yang tabu.
3. Hindari percakapan yang mengarah ke “body shaming”
Hindari komentar “Saya terlihat gemuk dengan celana ini!” Bahkan jika itu ditujukan untuk Mama, ini membuat anak bertanya-tanya bagaimana pendapat Mama tentang tubuhnya.
Sebaliknya, pujian soal bentuk tubuh yang terlalu berlebihan pun dapat menimbulkan masalah.
Reaksi terbaik untuk ukuran tubuh? Yang netral. Jika anak pernah menunjukkan bahwa seseorang memiliki perut besar atau gemuk, Mama dapat menetralisirnya dengan menunjukkan sesuatu yang lain tentang tubuh orang tersebut.
Menurut penelitian dari UCLA, seorang anak yang disebut gemuk oleh anggota keluarga, teman sebaya, atau guru lebih mungkin mengalami obesitas sepuluh tahun kemudian daripada seorang yang tidak gemuk. Jadi tetapkan batasan tegas dengan kerabat: tidak perlu lagi mengomentari soal berat badan, bahkan jika itu merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa sayang.
4. Ajarkan soal empati
Pada kelas lima atau enam, gagasan bahwa orang gemuk buruk atau inferior sudah tertanam dengan baik pada anak, menurut jurnal Obesity Research. Ada stigma "Gemuk sama dengan buruk" dalam film dan buku anak-anak, seperti The Little Mermaid, yang sering menggambarkan penjahat yang memiliki tubuh gemuk.
Jika Mama menemukan karakter yang ditertawakan atau distereotipkan karena tubuhnya, ini adalah kesempatan bagus untuk berbicara dengan anak tentang mengapa itu salah. Ajukan pertanyaan seperti, 'Apakah bobot tubuh ada hubungannya dengan apakah seseorang itu baik atau jahat?' 'Bagaimana menurutmu karakter itu ketika dia diejek tentang berat badannya?' 'Jika Kamu melihat seseorang digoda tentang berat badannya? seperti karakter ini, bagaimana kamu bisa membantunya? '”
Cara lain untuk melawan stigma tentang berat badan adalah dengan mengajarkan empati. Mama dapat membuat aturan bahwa memperlakukan orang lain dengan hormat tidak dapat dinegosiasikan dalam keluarga, ini termasuk soal berat badan.
Mama juga dapat menggunakan moto “ Semua bentuk tubuh adalah baik.”
5. Gunakan bahasa yang benar saat diskusi soal berat badan
Mama bisa menggunakan kalimat ini ketika mendiskusikan soal berat badan atau bentuk tubuh dengan anak:
Alih-alih: "Menjadi gemuk itu buruk bagimu."
Katakan: “Berat badan adalah salah satu cara untuk mengukur kesehatan. Ada juga tekanan darah, makanan yang dikonsumsi, dan berapa lama tidur yang berkualitas. "
Alih-alih: "Orang itu gemuk."
Katakan: "Pria itu lebih besar dari kamu dan Mama, tetapi masyarakat terdiri dari semua ukuran yang berbeda, dan tidak apa-apa."
Alih-alih: "Aku gemuk dan Papa kurus."
Katakan: "Aku lebih berbentuk seperti lingkaran dan Ayah lebih seperti persegi."
Alih-alih: "Kamu tidak boleh makan itu."
Katakan: "Mari kita lihat apakah ada beberapa pilihan lain yang bisa kita buat hari ini."
Bagaimana cara Mama mengajarkan soal bentuk tubuh kepada anak? Yuk komen di bawah.
Baca juga:
- Hati-hati! Ini 6 Gejala Prediabetes Pada Anak, Ma
- 5 Penyakit Kronis yang Mengintai Anak Obesitas. Yuk, Cegah Sejak Dini!
- Benarkah Orangtua yang Menyebabkan Anak Menjadi Obesitas?