Simak, 8 Hal yang Tidak Boleh Mama Katakan Ketika si Anak Berbohong
Hindari kata-kata yang bisa membuat mereka semakin merasa buruk
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbohong adalah perilaku yang sebaiknya dihindari oleh anak-anak karena bisa mengarah pada perilaku buruk lainnya. Sebagai orangtua, seringkali Mama merasa marah, cemas, frustrasi, atau sedih ketika menghadapi kebohongan anak.
Namun, penting untuk menyadari bahwa kebohongan adalah hal umum yang terjadi pada mereka. Ketika Mama memarahi atau mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya diberikan, ternyata dapat membuat anak merasa lebih buruk, lho. Serta, bisa mengganggu kesehatan mental anak.
Oleh karena itu, kali ini Popmama.com akan memberikan informasi mengenai beberapa hal yang tidak boleh Mama katakan ketika anak berbohong.
1. “Dasar anak pembohong!”
Orangtua terkadang tanpa sadar menunjukkan reaksi yang berlebihan ketika mendengar atau mengetahui sesuatu yang kurang baik dari anak, bahkan sampai memberi label kepada mereka sebagai pembohong.
Memberi label negatif ini, ternyata bisa berdampak negatif bagi perkembangan anak. Orangtua yang sering memberi label negatif pada anak, dapat mengganggu perkembangan mental mereka. Oleh karena itu, mengatakan anak sebagai pembohong bukanlah hal sepele.
Sebab anak akan cenderung kehilangan rasa percaya diri, karena mereka terbiasa merasa "salah" sejak kecil. Selain itu, memberi label pembohong juga bisa melukai perasaan anak.
2. “Mama nggak mau lagi percaya sama kamu”
Orangtua mungkin tidak sadar akan kata-kata yang terucap ketika menanggapi kebohongan atau pengakuan anak.
Terkadang, ketika Mama mengatakan "saya tidak mau lagi percaya padamu," tanpa disadari dapat mengurangi rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa tidak dihargai atau bahkan diabaikan.
Ketika rasa percaya diri berkurang, hal ini bisa berdampak pada kemampuan anak dalam mencoba hal baru atau dalam interaksi sosialnya.
3. “Mama sangat kecewa sekarang!”
Anak sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan mereka, di mana mereka akan melakukan hal-hal yang mungkin tidak disukai oleh orangtua.
Namun, ini adalah bagian dari proses di mana anak-anak dapat belajar dari kesalahan mereka sendiri. Alih-alih mengekspresikan kekecewaan yang berlebihan seperti ungkapan ”Mama sangat kecewa”, lebih baik bagi orangtua untuk mencontohkan hal-hal yang benar kepada mereka.
Selain itu, menyatakan kekecewaan secara berlebihan bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan sulit bagi mereka untuk berbicara jujur di masa depan.
4. “Kenapa kamu tidak pernah bisa jujur?”
Saat marah, Mama mungkin menyalahkan anak dan bertanya-tanya kenapa anak berbohong. Memberikan pertanyaan seperti ”kenapa kamu tidak pernah bisa jujur”, bisa membuat anak mungkin merasa sangat bersalah dan rendah diri karena merasa tidak mampu memenuhi harapan orangtua untuk menjadi jujur.
Meskipun hal ini terkadang dianggap sebagai suatu hal yang ringan, tapi tanpa sadar bisa membekas dan terbawa oleh anak-anak sampai mereka dewasa. Mereka juga bisa merasa seperti tidak berharga atau tidak pantas mendapat kepercayaan.
5. ”Kamu anak yang buruk!”
Tahukah Mama, memberi label negatif pada anak bisa sangat menyakitkan bagi perasaannya. Misalnya, ketika Mama mengatakan "kamu anak yang buruk" saat anak berbohong, kata-kata tersebut dapat membekas dalam pikiran anak bahwa mereka sebenarnya buruk.
Memberi label "anak buruk" membuat anak percaya bahwa ini adalah sifat bawaannya yang tidak bisa diubah. Akibatnya, anak mungkin akan merasa sulit untuk memperbaiki perilakunya. Selain itu, orang lain di sekitarnya juga mungkin akan memperlakukan anak tersebut dengan cara yang buruk pula.
6. “Kamu ini kenapa sih?”
Pertanyaan yang terdengar menyalahkan dapat menyulitkan anak untuk merasa nyaman berbicara terbuka tentang alasan di balik tindakan mereka. Hal ini dapat menghambat proses mendiskusikan masalah dan mencari solusi bersama.
Selain itu, anak mungkin merasa bahwa tidak ada gunanya untuk berusaha memperbaiki perilaku mereka jika mereka sudah dianggap salah atau buruk.
7. ”Mama nggak peduli kenapa kamu berbohong”
Tidak semua hal yang membuat anak berbohong adalah hal yang buruk. Terkadang, anak bisa berbohong karena mereka belum bisa membedakan mana hal yang benar dan mana yang tidak.
Wajar jika Mama merasa sedih, marah, atau kecewa ketika mengetahui anak berbohong. Namun, sebagai orangtua, penting untuk tidak menghakimi langsung. Lebih baik mencari tahu alasan di balik perilaku mereka dan menanggapi dengan cara yang bijaksana.
8. ”Jangan harap Mama bisa percaya kamu lagi”
Ketika anak berbohong, kemudian Mama mengucapkan bahwa tidak akan pernah lagi kepada mereka, akan membuat anak merasa bahwa mereka tidak dianggap lagi dapat dipercaya.
Hal ini dapat menghancurkan harga diri dan percaya diri anak, serta membuat mereka merasa tidak mampu memperbaiki atau memulihkan kepercayaan yang telah hilang.
Itulah tadi beberapa hal yang tidak boleh Mama katakan ketika anak berbohong. Mulai sekarang, semoga Mama bisa belajar untuk memberikan respons yang tidak bersifat menghakimi ketika anak berbohong, ya.
Baca juga:
- Apa yang Terjadi Jika Weton Anak Sama? Pertanda Baik atau Buruk?
- 4 Tips Kakak-Adik Akur ala Andini Overfield, Tak Menjelekkan Anak
- Anak Perempuan Weton Jumat Kliwon, Bagaimana Nasib Hidupnya?