Sepertinya hampir semua anak pernah mengalami mimpi buruk ya, Ma. Seiring dengan bertambah baiknya daya imajinasi anak, maka semakin besar juga kemungkinan ia mengalami mimpi buruk.
Menurut American Academy of Pediatrics, mimpi buruk biasanya terjadi di fase tidur REM (rapid eye movement). Anak bisa terbangun dalam kondisi menangis, ketakutan, dan kemudian sulit untuk tidur lagi.
Biasanya mimpi buruk ini paling sering dialami anak usia 6 sampai 10 tahun. Penyebabnya? Salah satunya karena daya imajinasi anak yang semakin 'liar' sehingga memengaruhi mimpinya.
Contoh saja, anak baru melihat badut di ulang tahun salah satu temannya. Daya imajinasinya pada badut yang menakutkan bisa tertuang di mimpinya.
Sebuah penelitian di Belanda melaporkan kalau hampir 70 persen anak usia 10-12 tahun mengatakan mereka pernah mimpi buruk dari sesuatu yang mereka lihat di TV.
Sedangkan Jodi Mindell, Ph.D, wakil direktur di Sleep Center, The Children's Hospital of Philadelphia, mengatakan pada Parents bahwa semua sumber stres (termasuk kelelahan) dapat meningkatkan risiko anak mengalami mimpi buruk. Jadi jika anak mengalami mimpi buruk hingga berminggu-minggu, coba cari tahu masalah apa yang sedang ia hadapi dan bantu ia mencari solusinya.
Masih banyak lagi yang bisa Mama lakukan untuk meredakan frekuensi mimpi buruk anak. Mau tahu? Yuk, lihat rangkuman Popmama.com beberapa langkah berikut ini.
