7 Cara Menjelaskan Alat Kelamin Pria pada Anak Perempuan
Anak perempuan harus tahu fungsi penis dan begitu pun anak laki-laki harus tahu fungsi vagina
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Mama, adik bayi datangnya dari mana sih? Kok bisa ada di dalam perut Mama?”
Semua orangtua sepertinya pernah dibuat kaget dan tiba-tiba sulit bernapas dengan pertanyaan seperti ini. Kemudian Mama bingung harus menjawab apa, penjelasan sedetil apa yang harus diberikan, apakah si Kecil sudah cukup umur untuk menerima pendidikan seks, dan pertimbangan lainnya.
Semua itu memang membingungkan ya, Ma. Tidak hanya Mama, orangtua lain juga pasti sependapat kalau topik seks dan alat kelamin adalah bahasan yang membingungkan. Namun suka tidak suka, anak perlu diberi pendidikan tentang alat kelamin dan fungsinya.
Beberapa Mama mungkin merasa lebih mudah menjelaskan tentang alat kelamin perempuan pada anak perempuan, namun bagaimana dengan menjelaskan alat kelamin pria pada anak perempuan mama? Wah, tentu saja ini tugas yang lebih berat ya.
Kami sependapat, menjelaskan alat kelamin pria pada anak perempuan memang terasa lebih menantang. Namun percayalah, penjelasan ini harus dipahami anak. Cepat atau lambat, putri mama mungkin akan melihat adik sepupunya ganti popok, dan ia akan menanyakan tentang alat kelamin pria yang berbeda dengan alat kelaminnya.
Sebelum momen kikuk itu terjadi dan Mama justru tidak bisa menjawab pertanyaan putri mama dengan tepat, sebaiknya Mama sudah menguasi 7 cara tepat menjelaskan alat kelamin pria pada anak perempuan berikut ini.
1. Gunakan istilah yang benar
Agar tidak terkesan porno, Mama mungkin sering memperhalus alat kelamin pria dengan sebutan “burung,” “weewee,” atau lainnya. Padahal, cara itu justru tidak baik, Ma. Menurut Kids Health, ketika anak sudah berusia 3 tahun, orangtua perlu menggunakan nama anatomi dengan benar.
Ya, ketika anak sudah bisa mengucapkannya, maka tidak ada alasan untuk menggunakan kata pengganti bagi penis dan vagina. Tidak perlu malu, tidak perlu risih, karena memang itu nama dari bagian tubuh pria dan wanita.
Menurut polling yang dilakukan Gallup, 67 persen orangtua sudah menggunakan nama asli alat kelamin pria dan wanita. Ya, penis dan vagina. Anak harus tahu, tidak ada yang salah dengan alat kelamin lelaki atau perempuan. Penyebutan nama bagian tubuh dengan baik, benar, dan akurat juga bisa melindungi anak dari pelecehan seksual.
2. Penis juga area yang sangat personal
Ketika Mama dan anak perempuan Mama membicarakan vagina, Anda pasti bilang kalau ini bagian tubuh yang sangat personal. Begitu juga dengan penis bagi anak lelaki, penis juga bagian tubuh yang personal.
Ingatkan anak mama untuk tidak bertanya masalah penis atau bahkan berusaha memegang penis teman lelakinya. Ini bukan sikap porno, Ma, anak-anak belum mengerti itu. Mereka hanya penasaran dan mau tahu. Maka penting untuk mengajarkan anak tentang ‘area personal’ yang satu ini, agar ia juga bisa menjaganya dari ancaman orang lain.
3. Jangan jadikan bahasan formal
Bahasan serumit ini, pasti akan lebih menegangkan jika dibahas dalam format yang formal. Kenapa tidak Mama mengajak anak berjalan-jalan ke pantai, dan mulai membahas tentang penis.
Seorang pakar parenting, Michele Borba, mengatakan pada Today bahwa Mama sebaiknya memberi informasi tentang alat kelamin ini dalam waktu yang singkat dan tidak berbelit-belit.
Michele juga menyarankan untuk memberi edukasi ini sambil bermain permainan seru, bukan sambil duduk formal berduaan di ruang kerja.
4. Jelaskan fungsi penis dalam reproduksi
Poin ini sebenarnya tergantung pada berapa usia putri Anda. Anak mulai usia 5 tahun sudah bisa memahami bahwa penis bertugas untuk memberikan sperma ke dalam vagina perempuan agar bisa berbuah menjadi bayi. Jika anak bertanya lebih lanjut, jelaskan saja secara medis. Namun jika ia cukup puas dengan jawaban Mama saat ini, ikuti saja.
5. Membandingkan lelaki dan perempuan
Dr. Mark Schuster menjelaskan pada Parenting bahwa akan lebih mudah untuk membahas penis dan vagina ini jika Mama memulai dengan membandingkan anak lelaki dan anak perempuan. Ya, ketika Mama tidak tahu harus mulai dari mana, jelaskan saja kalau anak lelaki punya penis, sama seperti anak perempuan punya vagina.
6. Berhenti menjelaskan jika ia tidak nyaman
Tahu kapan berhenti, sama membingungkannya dengan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai. Jika anak mama terlihat mulai tidak nyaman dengan bahasan ini, atau meminta Mama untuk berhenti, ikuti saja permintaannya ya, Ma. Karena terkadang anak hanya ingin informasi dasar, bukan yang terlalu detil dan justru membuatnya tidak mengerti apa-apa.
7. Ingatkan tidak ada yang boleh memaksanya menyentuh penis
Ini mungkin topik yang lebih berat untuk dibahas, ketimbang membahas fungsi penis saja. Anak harus tahu, kalau anak perempuan tidak boleh menyentuh atau meminta melihat penis anak lelaki. Begitu juga anak Mama, tidak boleh ada anak lelaki yang meminta atau menyuruhnya untuk memegang dan melihat penis.
Pembicaraan ini sangat penting, dan perlu disampaikan pada anak usia berapa saja. Mama ingin anak mengetahui penis sebagai organ yang normal dan tidak ada yang memalukan tentang itu.
Namun tetap saja, baik penis maupun vagina adalah organ personal atau bagian tubuh pribadi yang harus dijaga untuk pemiliknya saja.
Menurut rekomendasi NSOPW (The National Sex Offender Public Website - U.S. Department of Justice), Mama perlu mengajarkan anak kalau ada yang memintanya untuk melihat atau memegang kemaluannya atau orang lain, maka anak harus segera mencari bantuan orang dewasa. Walau melaporkan ini ke orang dewasa bisa membuat anak Mama malu, tetapi ia harus berani melaporkannya.