Mudah Putus Asa! Ini 6 Tanda Anak Depresi
Jangan sampai si Anak jadi terlanjur bermasalah kejiwaannya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya orang dewasa, anak juga bisa mengalami depresi lho, Ma. Anak usia berapa sih yang bisa depresi? Kalau Mama kira hanya anak remaja yang bisa depresi, maka Mama salah, karena anak usia TK pun bisa depresi.
Mirisnya, kondisi ini seringkali tidak diketahui oleh orangtua, karena anak hanya dianggap sedang bad mood atau lelah.
Lebih parahnya, ketika anak SD bilang, “Aku depresi!” ke orangtuanya, reaksi orangtua umumnya hanya, “Duh lebay deh kamu. Anak SD tahu apa sih soal depresi?” sambil menertawakan keluhan tersebut. Padahal, rasa tertekan bisa terjadi tanpa memandang usia lho, Ma.
Bayangkan saja, anak-anak hidup di bawah kuasa orangtua yang tak mungkin mereka bantah. Belum lagi sekolah, guru, dan teman-teman di sekolah yang juga bisa membuat anak tertekan.
Jika Mama tidak cekatan menanggapi hal-hal yang membuat anak tertekan, maka bukan tidak mungkin ini bisa memberi efek samping lebih jauh lagi bagi kesehatan mental anak.
Untuk itu, cegah dengan mengenali tanda-tanda anak depresi sejak dini. Tanda itu bisa dilihat dari sisi emosi, fisik, sikap, dan tentu saja kognitif anak.
Kali ini, mari kenali tanda-tanda kognitif dari anak yang mengalami depresi. Simak info penting di bawah ini yuk, Ma.
1. Sulit memusatkan pikiran
Tak hanya anak, orang dewasa yang sedang depresi juga biasanya sulit memusatkan pikiran. Kalau sudah begini, umumnya dampak yang paling terlihat adalah kesulitan konsentrasi dan mengingat.
Pada anak usia sekolah, masalah konsentrasi ini tentu saja memberi dampak negatif pada performanya di sekolah. Mungkin guru di sekolah akan menegurnya dengan alasan sering tidak menyelesaikan tugas atau masalah sejenis lainnya.
2. Pandangan negatif
Ketika anak mengalami depresi ringan sekalipun, biasanya ia akan melihat semua hal dari sisi negatifnya saja. Benar, anak menjadi si pesimistis yang tidak berani mencoba semua hal.
Anak usia TK yang sedang depresi pun bisa berpikiran negatif seperti ini, Ma. Ia akan melihat dirinya, hidupnya, dan lingkungan di sekitarnya dari sisi negatifnya saja.
Ia merasa dirinya yang paling bodoh, tidak punya bakat apapun, tidak beruntung, dan segala hal buruk lainnya.
3. Merasa tidak berguna
Anak mama sering merasa dirinya tidak berguna? Waspadai keluhan itu sebagai salah satu tanda depresi, Ma. Anak yang depresi tidak hanya menganggap dirinya tak berguna, tetapi juga selalu bersalah.
Lebih parahnya, anak depresi sering merasa kalau segala kegagalan, kesalahan, dan ketidak beruntungan orang-orang di sekitarnya adalah karena dirinya. Kalau sudah merasa begitu, jangan kaget anak merasa dirinya tidak berguna lagi.
4. Selalu putus asa
Anak yang depresi sering merasa tidak ada hal yang bisa meredakan rasa tertekan yang ia alami.
Bagi beberapa anak, rasa putus asa ini bahkan membuat mereka mengira rasa depresi ini adalah bagian dari dirinya, karena tidak ada orang lain yang mengalami hal serupa.
5. Kerap merasa disisihkan
Akibat depresi yang berkepanjangan, anak biasanya mulai menjauhkan diri dari kerumunan dan teman-teman sebayanya. Tidak punya banyak teman? Anak depresi bahkan mungkin memilih untuk tidak punya teman sama sekali.
Uniknya, mereka juga menganggap dirinya disisihkan dari lingkungannya, karena menganggap tak seorang pun yang mau berteman dengannya.
Kalau sudah begini, anak yang depresi biasanya sangat sensitif dengan teman-teman seusianya. Walaupun anak lain sudah berusaha dekat dengannya, anak yang depresi masih menganggap dirinya disisihkan dan tidak disukai.
6. Berpikiran untuk bunuh diri
Duh, inilah yang paling dikhawatirkan jika depresi tidak segera diketahui orangtua dan diatasi dengan tepat. Jangan kira hanya orang dewasa yang punya pikiran untuk bunuh diri, karena anak kecil pun bisa berpikiran demikian.
Mungkin karena merasa dirinya tidak berguna lagi, maka anak-anak yang depresi juga biasanya berharap dirinya lebih baik tidak ada lagi di dunia ini. Kalau pikiran buruk ini sudah melintas di benaknya, maka pikiran buruk mengakhiri hidup bisa ia lakukan.
Duh, serem banget, Ma! Jangan sampai ini terjadi pada anak Mama.
Tangani depresi anak dengan tepat ya, Ma.
Baca juga: