Contoh Sistem Rantai Makanan di Ekosistem Sabana
Di ekosistem sabana juga terjadi hubungan timbal balik antar makhluk hidup, lho
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia memiliki banyak ragam ekosistem karena berada di kawasan tropis. Di kawasan tropis ini curah hujan berkurang, sehingga menjadi pendorong munculnya sabana. Meski begitu, sabana juga ada di kawasan sub tropis.
Salah satu jenis ekosistem yang ada di Indonesia adalah ekosistem sabana. Dalam ekosistem sabana, terdapat berbagai jenis flora dan fauna. Hal tersebut membuat rantai makanan di ekosistem sabana menjadi terbentuk.
Rantai makanan sendiri merupakan sebuah peristiwa makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan-urutan tertentu. Dalam rantai makanan, makhluk akan berperan sebagai produsen, konsumen, dan sebagai dekomposer (pengurai). Lantas, bagaimana sistem rantai makanan di ekosistem sabana?
Nah, berikut ini penjelasan mengenai contoh sistem rantai makanan di ekosistem sabana yang telah Popmama.com rangkum. Disimak, yuk!
1. Pengertian ekosistem sabana
Ekosistem adalah keragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam dengan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya yang utuh dan menyeluruh.
Sementara itu, sabana merupakan sebuah tipe dari ekosistem di dataran rendah atau dataran tinggi yang dipenuhi oleh beberapa pohon yang tersebar tidak merata.
Dengan demikian, ekosistem sabana adalah sebuah komunitas di dataran rendah atau dataran tinggi yang dipenuhi oleh beberapa pohon yang tersebar dengan adanya hubungan timbal balik antar sesama makhluk hidup dan lingkungan sekitar.
Selain Indonesia bagian timur, ekosistem sabana juga terdapat di beberapa negara lain, seperti di wilayah Amerika Selatan, Afrika dan Australia.
2. Ciri-ciri ekosistem sabana
Ciri-ciri ekosistem sabana yang paling unik adalah memiliki curah hujan yang cukup rendah, bahkan sangat rendah. Hal itu dikarenakan suhu udara di daerah sabana tetap panas atau hangat sepanjang tahun.
Akan tetapi, sabana juga memiliki beberapa ciri-ciri lain seperti sebagai berikut.
- Dapat ditemukan di iklim tropis hingga subtropis
- Memiliki curah hujan rendah, berkisar antara 90–150 cm per tahun
- Banyak terdapat pohon kanopi atau pohon tunggal
- Suhu udara cenderung panas atau hangat sepanjang tahun
- Berpotensi berubah menjadi hutan basah atau semak belukar
3. Jenis flora dan fauna ekosistem sabana
Selain terdapat beberapa jenis flora (tumbuhan), dalam ekosistem sabana juga terdapat berbagai jenis fauna (hewan). Berikut jenis flora dan fauna di ekosistem sabana.
1. Jenis flora di ekosistem sabana
Tidak semua jenis flora yang ada di bumi bisa tumbuh dan berkembang di ekosistem sabana. Hal tersebut dikarenakan curah hujan di sabana cenderung sedikit.
Jenis flora yang mampu bertahan hidup di sabana adalah pohon palem dan pohon akasia. Namun, ekosistem sabana biasanya di dominasi oleh rerumputan dan semak belukar karena rumput dan semak belukar mampu beradaptasi dan tidak membutuhkan curah hujan yang banyak.
b. Jenis fauna di ekosistem sabana
Fauna yang terdapat di sabana adalah satwa yang memiliki daya tahan untuk hidup di padang rumput yang kering. Contoh jenis fauna di ekosistem sabana ialah banteng, jerapah, kerbau, gajah, singa, kerbau, zebra, badak, anjing liar, burung unta, macan tutul, kuda nil, hyena, rusa, buaya, cheetah, unta, bison, rubah, antelop, babun, dan beberapa jenis burung.
4. Contoh sistem rantai makanan di ekosistem sabana
Rantai makanan merupakan sebuah proses makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan tertentu. Peran setiap makhluk hidup dalam rantai makanan berbeda-beda, yaitu terdiri dari produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai).
Sebuah organisme yang dapat menghasilkan atau membuat makanannya sendiri disebut produsen. Makhluk hidup yang bergantung pada makhluk hidup lainnya karena tidak bisa membuat makanannya sendiri adalah konsumen.
Tingkat konsumen ini terdiri dari tiga tingkat, yaitu konsumen primer atau tingkat 1, konsumen sekunder atau tingkat 2, dan konsumen tersier atau tingkat 3.
Yang termasuk konsumen primer adalah hewan herbivora atau pemakan tumbuhan, sementara konsumen sekunder ialah hewan karnivora atau pemakan daging, dan konsumen tersier yaitu hewan yang tidak bisa dimakan oleh hewan lainnya, seperti hewan golongan omnivora atau pemakan segala.
Kemudian, pada tingkat puncak atau tingkat terakhir dalam rantai makanan adalah dekomposer atau pengurai. Dekomposer ini merupakan organisme yang mampu mengubah zat organik menjadi zat anorganik.
Berikut contoh rantai makanan di ekosistem sabana yang perlu diketahui.
- Rerumputan - Zebra - Singa - Pengurai.
- Rerumputan - Kambing liar - Macan tutul – Pengurai
- Rerumputan - Kijang - Hyena – Pengurai
Rerumputan berperan sebagai produsen. Hewan seperti zebra, kambing liat, dan kijang adalah konsumen tingkat 1, sementara singa, macan tutul, dan hyena merupakan konsumen tingkat 2.
Konsumen tingkat 1 dan 2 nantinya akan mati, ia akan diurai oleh dekomposer menjadi zat hara. Zat hara tersebut diserap oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan siklus rantai makanan akan dimulai kembali.
5. Manfaat ekosistem sabana
Seperti ekosistem lainnya, ekosistem sabana juga memiliki banyak manfaat. Nah, berikut manfaat ekosistem sabana.
- Menjadi rumah atau tempat tinggal berbagai macam tumbuhan dan hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar
- Sebagai penyeimbang alam
- Mencegah terjadinya tanah longsor dan erosi
- Menjadi penyimpan cadangan air
- Dapat dijadikan sebagai tempat mata pencaharian masyarakat yang ada di sekitar ekosistem sabana
Itu dia contoh sistem rantai makanan di ekosistem sabana yang perlu diketahui. Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya!
Baca juga:
- 5 Cara Menjaga Lingkungan yang Harus Dilakukan demi Bumi Kita
- Mengenal Jenis-Jenis Ekosistem dan Hewan Berdasarkan Makanannya
- Pengertian Lingkungan dan Jenis-jenisnya, Materi Kelas 4 SD