Bagaimana Menjelaskan Tentang Teman Yang Autis Pada Anak?
Ajarkan anak tentang memahami kondisi orang lain yang berbeda dengan bahasa yang mudah dipahami
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua bagi anak penyandang autisme memang tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, bagaimanapun juga anak dengan autisme tumbuh berbeda dengan teman sebayanya, karena mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Orang dewasa mungkin bisa memahami kondisi tersebut, tetapi bagaimana menjelaskan tentang teman yang autisme pada anak? Berikut ini tips yang bisa Mama terapkan kepada si Buah Hati.
1. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami
Mungkin memang tidak mudah untuk menjelaskan tentang autisme pada anak. Namun, Mama bisa menggunakan penjelasan sederhana. Misalnya, "Ardi tidak seperti teman-temanmu yang lain. Dia mungkin saja tidak menjawabmu langsung ketika ditanya. Ardi juga tidak nyaman mendengar suara yang bising meskipun bagi kita semua suara itu tidak terlalu kencang. Jangan sedih ya kalau Ardi tidak membalas sapaanmu. Ardi bermain dengan caranya sendiri. Meskipun begitu Ardi tetap teman yang menyenangkan kok. Jadi, tetaplah berteman dengannya ya."
Di salah satu episode Sesame Street, Allan, Elmo dan Abby menjelaskan tentang kondisi autisme yang diidap oleh Julia kepada Big Bird dengan cara yang sangat sederhana dan mudah diterima. Mama bisa melihat videonya di sini:
2. Ajari anak untuk berinteraksi dengan teman yang autis
Setelah memberikan pemahaman yang sederhana tentang autisme, selanjutnya ajari anak Mama untuk berinteraksi dengan temannya tersebut.
Yang perlu diketahui, banyak anak autis yang memiliki benda-benda kesayangan yang sebenarnya berhubungan dengan minat dan bakat yang mereka miliki sekaligus membuat mereka merasa aman. Karena itu penting bagi Mama untuk menjelaskan pada si Kecil untuk tidak mengambil atau meminjam barang dari teman yang autis, kecuali mereka sendiri yang menawarkannya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindarkan dari stres yang tidak perlu bagi keduanya.
3. Bantu anak untuk memahami perilaku penyandang autisme
Anak dengan autisme mungkin tidak hanya memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, tetapi juga seringkali tidak mampu mengomunikasikan perasaan mereka.
Saat merasa jengkel atau merasa tidak nyaman, mereka akan menunjukkan berbagai reaksi tak umum misalnya dengan membuat suara yang keras, berputar-putar, berlari, melompat, atau menampakkan perilaku berulang lainnya.
Ketika kondisi ini terjadi, penting bagi Mama untuk memberikan pemahaman pada anak tentang perlunya memberi ruang kepada teman mereka. Hal ini sangat perlu dilakukan agar anak juga memahami kondisi teman autisnya.
Selain ketiga hal di atas yang terpenting dari semuanya adalah pastikan anak Mama tidak memandang temannya sebagai orang cacat dengan penyakit yang menular. Meski anak memang diberikan pengertian tentang autisme, tetapi ingatkan anak untuk tidak melabeli temannya dengan kelainan yang dideritanya. Karena jika anak dengan kepolosannya melontarkan kata-kata yang menyakitkan, hal ini akan menjadi pukulan berat baik bagi penderita itu sendiri maupun bagi keluarganya.
Baca Juga:
- 5 Hal Ini Dapat Mencegah Autisme pada Anak
- Ini Ma, Ciri-Ciri Autisme pada Anak yang Bisa Dikenali Sejak Dini
- Jangan Putus Asa, Lakukan Ini Ketika Anak Dideteksi Autisme