6 Cara Tepat untuk Meredam Kecemburuan Antar Saudara
Tanpa disadari, seringkali orangtua lah yang menciptakan kecemburuan tersebut
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Punya saudara itu seru, membuat kita tidak merasa sendiri dan bikin suasana di rumah ramai. Tetapi, kebalikannya, punya saudara itu terkadang terasa menyebalkan bagi anak-anak kita yang masih kecil. Alih-alih rukun dan berbagi, yang namanya saudara seringkali bertengkar, bahkan hanya untuk masalah-masalah sepele.
Sebagai orangtua, tentu kita mengharapkan anak-anak kita tumbuh menjadi saudara yang saling mendukung satu sama lain hingga tua nanti, terutama di masa depan saat kita tak bisa lagi mendampingnya mereka. Tetapi, harus diakui kecemburuan antar saudara di masa kanak-kanak adalah hal yang tak bisa dihindari. Konflik pun sering terjadi. Lalu, bagaimana seharusnya sikap orangtua untuk meminimalisir konflik dan kecemburuan antar saudara ini agar tidak berlarut-larut sampai mereka dewasa?
Berikut Popmama.com punya 6 tips yang bisa diterapkan orangtua, dilansir dari newbornsplanet.com:
1. Jalin ikatan sejak sebelum lahir
Langkah pertama dan paling penting untuk meminimalkan kecemburuan antar saudara kandung adalah membangun ikatan sejak sang Adik masih dalam kandungan. Kenalkan bayi yang belum lahir itu kepada kakaknya. Caranya adalah dengan melibatkan sang Kakak dalam proses menuju kelahiran sesering mungkin. Termasuk menunjukkan foto-foto USG sang Adik, membiarkan Kakak turut merasakan tendangannya, bahkan mengajak Kakak mengobrol dengan sang Adik yang masih dalam kandungan.
Meski tampak tak mungkin, kenyataannya hal ini dapat merangsang janin mengenali suara kakaknya setelah kelahiran. Pada saat yang sama, sang Kakak juga akan merasa punya ikatan batin yang erat terhadap sang Adik.
2. Jangan melupakan kehadiran sang Kakak
Saat sang Adik lahir, secara tidak disadari mungkin seluruh perhatian keluarga tercurah padanya. Perubahan situasi ini bisa membuat sang Kakak merasa tersisih. Untuk itu, orangtua perlu melibatkan sang Kakak dalam kegiatan sehari-hari.
Sesederhana memilihkan baju mana yang akan dipakai sang Adik hari ini, membiarkan Kakak menyuapi MPASI Adik (di bawah pengawasan Mama, tentunya).
Dengan memberikan peran membantu Mama ini, sang Kakak akan punya rasa sayang dan tanggungjawab terhadap adiknya.
3. Dorong anak saling menjaga dan berempati
Anak-anak harus belajar tentang empati dan saling menjaga sejak kecil. Dorong mereka untuk saling menjaga. Jika salah satu saudara kesal, minta yang lain menghiburnya.
Jika salah satu terluka, biarkan yang lain membantu Mama untuk merawat luka dan menenangkannya.
Mama juga bisa mendorong sang Kakak untuk menemani sang Adik tidur siang, bagaimana caranya mengikat tali sepatu atau hal-hal lain yang dapat memperkuat ikatan antar keduanya.
4. Hindari membandingkan satu sama lain
Terkadang, orangtua secara tidak sadar dan tidak sengaja menciptakan persaingan antar saudara kandung dengan membandingkan satu anak dengan yang lainnya. Misalnya, "Kenapa Adik tidak bisa menurut seperti Kakak?" atau "Tuh, punya Adik lebih bagus." Ingatlah, bahwa setiap anak itu unik, setiap anak punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Membandingkan antar saudara hanya akan menyebabkan frustrasi, bahkan dapat memicu permusuhan dalam keluarga hingga dewasa. Pujilah masing-masing anak dengan adil, begitu pula tegur anak akan kesalahannya sendiri, tanpa melibatkan anak yang lain.
5. Biarkan mereka menyelesaikan pertikaiannya sendiri
Sampai batas tertentu, biarkan anak-anak Mama menyelesaikan perbedaan pendapat mereka sendiri. Bila perlu, beri ultimatum. Jika mereka tidak menyelesaikan masalah dalam 5 menit, Mama lah yang akan mengambil mainan yang diperebutkan sehingga mereka berdua sama-sama tidak bisa memainkannya.
Memecahkan masalah adalah salah satu cara terbaik untuk menciptakan rasa empati dan membangun rasa saling menghormati. Mama lah yang tahu kapan harus terlibat aktif dan kapan mengamati dari kejauhan sementara anak-anak belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri.
6. Libatkan dalam kerjasama tim
Seminggu sekali, saat akhir pekan, ambil waktu untuk kumpul keluarga. Di momen ini, ajak anak-anak berdiskusi tentang masalah atau apa yang mereka rasakan satu sama lain antar saudara. Dengarkan baik-baik segala keluh-kesah mereka dan pikirkan cara untuk memperbaiki hubungan.
Salah satunya bisa dengan melibatkan mereka lebih sering dalam kerjasama tim. Misalnya dengan tugas merapikan ruang belajar atau menyiapkan makan malam bersama-sama.
Salah satu hal penting yang harus ditanamkan sejak kecil adalah teman mungkin datang dan pergi. Tetapi, saudara dan keluarga tetap dekat selamanya, bahkan setelah kedua orangtua meninggal.
Semoga menginspirasi ya, Ma.
Baca juga:
- Dampak Buruk Jika Anak Dibiarkan Terus Cemburu pada Saudaranya
- Berbagi Kamar dengan Saudara, Ini Tipsnya Agar Terhindar Dari Drama
- 7 Strategi Jalin Kedekatan Anak dengan Saudara Tiri