Jangan Disepelekan, Anak Haus Berlebihan Pertanda Diabetes Insipidus
Banyak minum air putih memang disarankan, tetapi mama perlu mengenali gejalanya pada anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasa haus adalah hal yang alamiah terjadi sebagai pertanda tubuh kita membutuhkan asupan cairan. Apabila asupan cairan tubuh kurang, seseorang berisiko mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, baik haus atau pun tidak, kita disarankan untuk minum minimal 8 gelas per hari.
Namun, ada kondisi-kondisi tertentu di mana seorang anak mengalami rasa haus yang hebat. Alih-alih mengeluarkan energi berlebih atau dipicu udara panas, rasa haus yang hebat pada anak patut dicurigai sebagai pertanda penyakit yang serius, yaitu diabetes insipidus.
Kali ini Popmama.com akan mengajak mama mengenal tentang diabetes insipidus, penyebab, gejala, dan bagaimana perawatan pada pasien diabetes insipidus anak-anak, dilansir dari Children's Hospital of Philadelphia:
1. Apa itu diabetes insipidus?
Diabetes insipidus adalah kondisi abnormal yang menyebabkan produksi urin yang sangat encer secara berlebihan. Sebagai akibatnya, penderitanya merasakan rasa haus yang hebat.
Pada orang yang sehat, hormon antidiuretik (ADH, juga disebut dengan vasopresin) membantu ginjal mengatur jumlah air dalam tubuh. ADH disekresikan oleh hipotalamus, disimpan di kelenjat pituitari, kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Penderita diabetes insipidus memiliki ADH dalam jumlah sedikit yang mencapai ginjal atau kegagalan ginjal untuk meresponnya. Karena itulah ginjal tidak dapat mengkonsentrasikan urin.
2. Jenis diabetes insipidus
Diabetes insipidus dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Diabetes insipidus sentral terjadi akibat produksi atau sekresi ADH yang tidak mencukupi.
- Diabetes insipidus nefrogenik terjadi akibat kurangnya respons ginjal terhadap kadar ADH yang normal.
Diabetes insipidus tidak sama dengan diabetes mellitus, gangguan yang lebih umum dan lebih dikenal. Perbedaan keduanya terletak pada produksi hormon yang berbeda, insulin, yang juga dapat menyebabkan sering buang air kecil.
3. Penyebab diabetes insipidus
Diabetes insipidus sentral dapat terjadi akibat kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar hipofisis yang disebabkan oleh:
- Operasi otak
- Malformasi otak
- Tumor di atau dekat kelenjar pituitari
- Peradangan pada kelenjar hipofisis (hipofisitis)
- Histiositosis sel Langerhan
- Beberapa kelainan genetik
- Cedera kepala
- Gangguan suplai darah ke kelenjar pituitari
- Ensefalitis (radang otak)
- Meningitis (radang meninges, selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang)
- Sarkoidosis (peradangan langka pada kelenjar getah bening dan jaringan lain di seluruh tubuh)
- Tuberkulosis
Diabetes insipidus nefrogenik adalah akibat dari kelainan pada ginjal, yang dapat disebabkan oleh:
- Obat-obatan tertentu, seperti lithium
- Kelainan genetik
- Penyakit ginjal
- Tingginya kadar kalsium dalam tubuh (hiperkalsemia)
4. Tanda dan gejala diabetes insipidus pada anak
Gejala diabetes insipidus pada anak-anak dan remaja meliputi:
- Rasa haus yang berlebihan, seringkali intens, dengan kebutuhan untuk minum banyak air
- Produksi urin yang berlebihan, dengan kebutuhan untuk sering buang air kecil, sering setiap jam sepanjang siang dan malam
- Onset baru mengompol atau terbangun beberapa kali di malam hari untuk buang air kecil
- Dehidrasi
Gejala pada bayi dan anak yang lebih kecil meliputi:
- Sifat lekas marah
- Makan yang buruk
- Gagal tumbuh
- Demam tinggi
5. Pengobatan diabetes insipidus pada anak
Pengobatan dan perawatan pertama akan berfokus pada identifikasi penyebab kondisi bila memungkinkan.
Pengobatan untuk gejala diabetes insipidus sentral dimulai dengan menentukan penyebabnya, termasuk:
- Obat hormon antidiuretik yang dimodifikasi, seperti desmopresin (DDAVP), diminum sebagai pil, injeksi, atau semprotan hidung
- Memodifikasi cairan yang diterima anak
- Obat diuretik
Jika diabetes insipidus nefrogenik teridentifikasi, rujukan ke ahli nefrologi CHOP (spesialis ginjal) dilakukan. Perawatan untuk kondisi ini mungkin termasuk:
- Obat anti inflamasi
- Diuretik (pil air)
- Menghentikan pengobatan, seperti lithium, jika terbukti menjadi penyebab masalah ginjal
Perawatan untuk kedua bentuk diabetes insipidus juga mencakup perhatian yang cermat terhadap asupan cairan dan natrium. Anak-anak dan remaja dengan diabetes insipidus memerlukan pemantauan ketat untuk mencegah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Diabetes insipidus bisa menjadi kondisi sementara atau permanen, tergantung pada apa yang menyebabkan penyakit. Tetapi dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, anak penderita diabetes insipidus dapat menjalani hidup yang sehat dan berkualitas.
Konsultasikan dengan dokter apabila mama mendapati gejala-gejala di atas pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Apakah Anak yang Sering Makan Permen Bisa Terkena Diabetes?
- Waspada, Ini Gejala Diabetes Tipe 2 pada Anak
- Mengenal Diabetes Melitus pada Anak, Waspadai Gejalanya Ma!