Kapankah Anak Butuh Minum Suplemen dan Vitamin Tambahan?
Berikan hanya sesuai dengan dosis dan kebutuhan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa tumbuh-kembangnya, anak perlu mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang seimbang. Untuk itulah, variasi makanan sangat penting di masa-masa emas ini. Diet yang seimbang dari buah, sayur, biji-bijian, protein hewani-nabati, lemak sehat dan produk olahan susu merupakan pemasok energi dan bahan bakar pertumbuhan sel-sel tubuh anak yang harus terpenuhi.
Namun, seringkali orangtua bertanya-tanya, apakah anak perlu mengonsumsi suplemen dan vitamin tambahan? Kapankah anak dirasa perlu mengonsumsinya? Berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi konsumsi vitamin untuk anak, dilansir dari healthline.com:
Menyesuaikan Kebutuhan Nutrisi Anak
Sebetulnya, kebutuhan nutrisi tiap anak berbeda-beda. Tergantung usia, jenis kelamin, laju pertumbuhan dan aktivitasnya. Menurut ahli kesehatan dunia, anak-anak usia 2-8 tahun membutuhkan 1.000-1.400 kalori per hari. Anak usia 9-13 tahun membutuhkna 1.400-2.600 kalor per hari. Tentu saja panduan ini masih harus disesuaikan dengan tingkat aktivitas anak yang berbeda-beda, apakah ia lebih banyak menggunakan fisiknya atau tidak dalam kegiatan sehari-hari.
Bukan hanya sekadar menghitung jumlah kalori, asupan nutrisi anak juga harus dipenuhi berdasarkan Dietary Reference Intakes (DRI), yaitu:
Kalsium
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 700 mg
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 1.000 mg
Zat besi
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 7 mg
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 10 mg
Vitamin A
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 300 mcg
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 400 mcg
Vitamin B12
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 0,9 mcg
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 1,2 mcg
Vitamin C
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 15 mg
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 25 mg
Vitamin D
- DRI untuk usia 1-3 tahun: 600 IU (15 mcg)
- DRI untuk usia 4-8 tahun: 600 IU (15 mcg)
Mengapa Anak Memerlukan Asupan Nutrisi yang Berbeda Ketimbang Orang Dewasa?
Tumbuh-kembang anak sangat bergantung dari nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Anak membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk membantu tulangnya bertumbuh lebih kuat. Selain itu, zat besi, zinc, yodium, vitamin A, B6 (folat), B12 dan D sangat krusial untuk pembentukan sel-sel otak di awal kehidupannya.
Pada dasarnya, jenis nutrisi yang dibutuhkan anak sama dengan orang dewasa. Hanya saja jumlahnya lebih sedikit. Meskipun begitu, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh anak haruslah lengkap, variatif dan berimbang.
Perlukah Anak Mengonsumsi Suplemen dan Vitamin Tambahan?
Secara umum, diet yang seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak. Dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging dan ikan, susu dan olahannya serta makanan-makanan segar lainnya, sudah cukup menyehatkan tubuh. Jika anak Mama tidak ada masalah kesehatan dan doyan makan apapun, suplemen dan vitamin tambahan tidak terlalu dibutuhkan.
Dilansir dari flo.health, anak-anak dengan kondisi khusus, perlu mengonsumsi suplemen dan vitamin tambahan agar dapat mengejar kebutuhan nutrisi hariannya, antara lain:
- Anak yang menjalani diet vegan atau vegetarian.
- Anak dengan kondisi kesehatan yang membuatnya kesulitan menyerap nutrisi, misalnya celiac disease, kaner, cystic fibriosis atau radang usus.
- Anak yang pernah menjalani operasi yang berdampak pada usus atau perutnya.
- Picky eaters dan memiliki kelainan makan.
- Anak yang menjalani diet bebas susu (karena alergi susu), butuh tambahan asupan kalsium.
- Banyak mengonsumsi makanan kemasan dan minuman bersoda.
Anak yang menjalani diet plant-based berisiko kekurangan kalsium, zat besi, zinc, vitamin B12 dan D, karena mereka mengonsumsi daging dalam jumlah sedikit, bahkan tidak sama sekali. Kekurangan vitamin dan nutrisi ini dapat menyebabkan konsekuensi serius, misalnya pertumbuhan yang lambat dan tidak normal.
Konsumsi Suplemen dan Vitamin Sesuai Dosisnya
Suplemen vitamin dan mineral seharusnya dikonsumsi sesuai dosis dan petunjuk dokter. Kelebihan vitamin dan mineral dapat membahayakan kesehatan anak, karena justru sifatnya meracuni tubuh. Khususnya vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak dan tersimpan dalam lemak tubuh.
Oleh karenanya, Mama harus selalu mengawasi suplemen dan vitamin yang dimakan anak. Apalagi saat ini tersedia suplemen dan vitamin dalam bentuk gummy atau menyerupai permen yang mudah sekali dikonsumsi. Kasus-kasus keracunan suplemen dan vitamin seperti ini sudah banyak terjadi karena anak salah memahami bahwa yang dimakannya sebetulnya adalah obat, bukan permen biasa yang aman dikonsumsi.
Baca Juga:
- Kekurangan Vitamin D Sejak Kecil, Bisa Menyebabkan Depresi Saat Remaja
- 5 Jenis Vitamin B yang Baik untuk Tumbuh Kembang Balita
- 9 Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Anak agar Tetap Sehat