Kapan Saatnya Anak Memakai Deodoran?
Jangan sampai bau badan yang menyengat membuat anak rendah diri
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pubertas mengubah banyak hal dalam diri seorang anak. Ketika anak memasuki masa puber, tubuhnya mulai mengalami perubahan yang signifikan. Ini dikarenakan hormon pertumbuhan yang mulai aktif berkembang.
Salah satu masalah yang dihadapi anak yang baru memasuki masa puber adalah bau badan. Seringkali anak tidak menyadarinya, tetapi orang di sekitarnya lah yang dapat mencium bau badan anak. Terkadang hal ini membuat tidak nyaman ya, Ma.
Ketika hal ini terjadi, inilah saatnya anak mulai memakai deodoran. Sebagai orangtua, berikut ini Popmama.com merangkum informasi kapan saatnya anak memakai deodoran dan seputar bau badan anak yang penting mama ketahui:
1. Pentingnya mengajarkan kebersihan diri pada anak
Bau badan yang dimiliki anak, mungkin tidak disadari oleh anak itu sendiri. Karena itulah, penting bagi orangtua untuk tidak segan membicarakan ini dengan anak. Tetapi bukan sekadar mengatakan tentang bau badannya, melainkan juga mengajarkan pada anak pentingnya kebersihan diri sejak dini.
Kebersihan diri ini termasuk mandi setiap hari, mengganti baju dalam setiap hari, keramas secara rutin, menyikat gigi, memakai parfum untuk tubuh jika diperlukan. Termasuk menggunakan deodoran untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan menghindari bau badan menyengat yang dapat mengganggu orang lain.
2. Kapan saatnya anak menggunakan deodoran?
Anak mulai masuk masa pubertas antara usia sembilan hingga 14 tahun. Selama masa ini, tubuh anak mengalami berbagai perubahan. Termasuk bau badan yang mulai muncul, yang dulunya mungkin tidak mereka miliki saat masih kecil.
Karena itulah, menggunakan deodoran atau antiperspiran akan membantu mencegah bau menyengat dan keringat berlebih penyebab bau badan.
3. Deodoran vs antiperspiran, mana yang lebih baik?
Untuk mengatasi bau dan keringat ketiak, ada dua produk yang biasa digunakan, yaitu deodoran dan antiperspiran. Keduanya mungkin tampak sama, tetapi punya perbedaan dari sisi manfaat.
Deodoran bekerja dengan menutupi bau keringat, sementara antiperspiran bekerja untuk mengurangi keringat dan menutupi bau badan yang timbul.
Keduanya dapat digunakan oleh anak, tergantung kebutuhannya. Namun umumnya anak perempuan berkeringat lebih sedikit ketimbang anak laki-laki, sehingga anak perempuan biasanya cukup menggunakan deodoran. Sebaliknya, anak laki-laki berkeringat lebih banyak sehingga mereka memerlukan antiperspiran.
4. Kandungan bahan yang harus diperhatikan dalam deodoran dan antiperspiran
Meskipun antiperspiran membantu menghentikan keringat dan bau, ada beberapa yang mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh. Karena itu, terutama untuk anak yang memasuki masa pubertas, penting untuk membaca daftar bahan dengan cermat untuk menemukan produk yang paling aman.
Bahan-bahan yang sebaiknya diperhatikan adalah paraben, ftalat, wewangian, dan aluminium.
5. Bahan alami alternatif untuk deodoran
Ada cara membuat deodoran alami di rumah. Tetapi ini sifatnya hanya untuk menyamarkan bau keringat anak, bukan mengurangi keringat.
Berikut ini bahan-bahan untuk membuat deodoran alami:
- 1/2 cangkir minyak kelapa alami
- 1/4 cangkir tepung jagung
- 1/4 cangkir soda kue
- 1/3 cangkir minyak esensial pilihan
Cara membuat:
- Campurkan minyak esensial dan minyak kelapa sampai rata. Tambahkan tepung maizena dan soda kue sampai rata.
- Campuran ini dapat dimasukkan ke dalam wadah roll on difusser dan digunakan sesuai kebutuhan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi mama untuk mengetahui kapan saatnya anak memakai deodoran.
Baca juga:
- 7 Cara untuk Mencegah Bau Badan Tak Sedap pada Remaja
- 7 Cara Mengurangi Bau Badan Secara Alami
- Tanpa Menggunakan Deodoran, Ini Cara Mengatasi Bau Badan Anak