Pentingnya Melatih Manajemen Waktu Sejak Dini, Ini Caranya
Latihan disiplin dan mengatur waktu tak bisa hanya dalam semalam. Yuk ajarkan sejak dini
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemampuan mengatur waktu merupakan soft skill yang harus dimiliki semua orang. Dengan memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, seseorang punya disiplin diri sendiri yang sangat menolong kehidupannya kelak.
Masalahnya, kemampuan manajemen waktu ini tidak bisa dikuasai dalam semalam. Apalagi jika baru dilakukan saat seseorang beranjak dewasa. Di usia dini, banyak orangtua yang merasa punya otoritas mengontrol penuh jadwal keseharian anak. Padahal, anggapan itu tidaklah benar. Demi kesuksesan anak di masa depan, anak perlu berlatih mengatur waktu dan belajar menentukan prioritas dengan baik sejak dini.
Dilansir dari sandiegofamily.com, berikut tips melatih anak manajemen waktu, dimuai dari hal-hal yang mudah dan sederhana dilakukan.
1. Atur waktu tidur
Disiplin terhadap waktu tidur adalah hal termudah yang bisa Mama ajarkan pada anak sejak dini. Ajari anak untuk mematuhi waktu tidur yang harus mereka lakukan setiap hari.
Anak-anak usia 5-12 tahun umumnya membutuhkan waktu sekitar 10-11 jam tidur per hari. Penuhi waktu tidur ini secara konsisten dan rutin terutama di hari-hari sekolah.
Jika anak harus tidur jam 20.00, pastikan anak sudah berada di tempat tidur 30 menit sebelum waktunya sehingga ia tahu mengondisikan suasana jelang jam tidur.
2. Tetapkan jam makan
Meski tampak sepele, tetapi menetapkan jadwal makan rutin dapat membantu anak mengenal manajemen waktu secara disiplin.
Tak hanya itu saja, penetapan jadwal makan ini juga menjadi bagian pembelajaran bagi anak tentang prioritas kesehatan. Anak akan belajar bahwa sesibuk apapun ia nantinya di masa depan, kesehatan tetap menjadi keutamaan yang tak dapat tergantikan.
Selain itu, menetapkan durasi makan juga perlu diajarkan pada anak. Misalnya: waktu makan malam bersama keluarga selama satu jam. Di saat ini, anak harus mematuhinya tanpa ada distraksi gadget atau pun peralatan elektronik, dan hanya fokus pada kegiatan makan.
3. Membuat jadwal pribadi
Selain jadwal rutinitas di sekolah, ajak anak untuk membuat jadwal yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan ia lakukan sepulang sekolah. Jadwal ini bisa berupa tabel sederhana berisi jenis kegiatan dan waktu, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar hingga bermain.
Jadwal pribadi ini sangat efektif melatih anak merunut hal yang harus dilakukan sehingga tak ada yang terlewatkan. Dengan jadwal pribadi ini, anak lambat laun akan memahami bahwa segala aktivitas dapat diselesaikan dengan baik dengan perencanaan waktu yang baik pula.
4. Berlatih mengukur waktu
Di usia enam hingga 12 tahun, anak sudah tahu kapan saatnya ia melakukan aktivitas yang telah direncanakannya. Namun, bisa jadi ia belum memahami bagaimana cara mengukur durasi waktu yang tepat untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Latih anak mengukur waktu yang tepat untuk menentukan waktu dalam berkegiatan.
Bisa melalui kategori waktu, misalnya kegiatan sederhana seperti menyapu selama lima menit, kegiatan menengah seperti mencuci piring selama 10-15 menit dan kegiatan besar yang memerlukan fokus tinggi seperti belajar selama 30-45 menit.
Tidak ada salahnya menghadiahi anak sebuah jam tangan sebagai salah satu cara agar ia dapat memulai segala sesuatu sesuai jadwal.
5. Latih anak bertanggungjawab dan disiplin
Alih-alih memaksa untuk menyelesaikan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari, ajak Anak untuk bersama-sama membuat jadwal pribadi yang mencakup berbagai aktivitas dan tugas yang sesuai dengan usianya. Ajari si Kecil untuk bertanggungjawab menyelesaikan jadwal pekerjaan yang telah dibuatnya. Dengan cara ini, anak akan belajar soal disiplin terhadap apa yang sudah direncanakannya sendiri.
Melatih anak mengatur waktu mungkin bukan hal yang mudah bagi orangtua. Namun, bagaimanapun keadaaannya, biarkan anak belajar dan berproses sendiri. Yang tak kalah penting, anak akan selalu melihat role model dari orang terdekatnya. Oleh karena itu, berilah contoh langsung padanya.
Baca Juga:
- Kapan ya, Waktu yang Tepat untuk Anak Tidur di Kamar Sendiri?
- 6 Hal yang Harus Diketahui Saat Mengajar Anak untuk Berkata “Tidak"
- Pastikan Anak Paham, Aturan Dibuat Bukan untuk Dilanggar!