Somniphobia, Fobia Takut Tidur yang Bisa Terjadi pada Anak
Bukan sekadar takut biasa, somniphobia dapat mengganggu tumbuh-kembang anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa pertumbuhan, anak perlu mendapatkan istirahat yang cukup untuk memaksimalkan tumbuh-kembangnya. Namun, di usia dini anak pun rentan mengalami gangguan tidur.
Salah satunya adalah cemas dan takut ekstrem ketika akan pergi tidur. Kondisi ini dikenal dengan nama somniphobia.
Berikut ini Popmama.com merangkum apa itu somniphobia dan dampaknya jika terjadi terhadap anak, dilansir dari Healthline:
1. Apa itu somniphobia?
Somniphobia adalah kecemasan dan ketakutan ekstrem di pikiran untuk pergi tidur. Fobia ini juga dikenal dengan nama hypnophobia, clinophobia, kecemasan tidur atau ketakutan tidur.
Gangguan tidur dapat menyebabkan kecemasan di sekitar waktu tidur. Jika anak menderita insomnia, misalnya, ia mungkin mengalami kekhawatiran selama sepanjang hari tentang tidak bisa tidur malam itu.
Sering mengalami mimpi buruk atau sleep apnea juga bisa membuat anak mengalami kecemasan terkait tidur.
2. Gejala somniphobia
Tidur adalah bagian yang penting dari kesehatan manusia. Tetapi, penderita somniphobia justru sebaliknya. Memikirkan tentang tidur justru membuat anak takut dan sedih.
Dalam banyak kasus, fobia ini kemungkinan berasal dari ketakutan akan tidur itu sendiri dan ketakutan terhadap apa yang mungkin terjadi saat tidur.
Gejala somniphobia antara lain:
- Merasa takut dan cemas ketika berpikir tentang tidur
- Mengalami waktu yang sulit ketika akan tidur
- Menghindari tidur dan begadang selama mungkin
- Mengalami serangan panik saat waktunya tidur
- Mengalami kesulitan fokus pada hal-hal lain, selain kekhawatiran dan ketakutan yang berhubungan dengan tidur
- Mengalami perubahan suasana hati
Somniphobia juga bisa muncul gejala fisiknya, antara lain:
- Mual atau masalah perut yang terkait dengan kecemasan
- Sesak di dada atau peningkatan detak jantung saat memikirkan tentang tidur
- Berkeringat, kedinginan, dan hiperventilasi ketika berpikir tentang tidur
- Anak menangis, menolak, atau tidak mau ditinggalkan saat mendekati waktu tidur
3. Penyebab umum somniphobia
Para ahli masih belum yakin tentang penyebab pasti somniphobia. Namun ada beberapa gangguan tidur yang turut berperan dalam perkembangan somniphobia, termasuk:
- Sleep apnea atau kelumpuhan tidur yang sangat menakutkan bagi anak, terutama jika mengalaminya berulangkali
- Gangguan mimpi buruk yang membuat anak merasa takut dengan apa yang terjadi di dalam mimpinya
- Mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang dapat menyebabkan mimpi buruk juga dapat menyebabkan rasa takut untuk tidur
4. Somniphobia bisa berkembang sejak masa kanak-kanak
Ada kemungkinan seseorang mengembangkan somniphobia tanpa penyebab yang jelas. Fobia seringkali berkembang di masa kanak-kanak, jadi seseorang mungkin tidak ingat persis kapan ketakutan tersebut bermula dan apa pemicunya.
5. Bagaimana diagnosis somniphobia?
Apabila anak mama mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya periksakan anak ke dokter. Anak kemungkinan didiagnosis mengalami somniphobia jika ketakutannya untuk tidur:
- Mempengaruhi kualitas tidurnya
- Berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mentalnya
- Menyebabkan kecemasan atau ketakutan terus-menerus terkait dengan tidur
- Menyebabkan masalah di sekolah atau kehidupan pribadinya
- Berlangsung lebih dari enam bulan
- Menunda atau menghindari tidur
Jika anak memang didiagnosis mengalami somniphobia, dokter akan melakukan serangkaian terapi untuk mengatasinya. Terapi paparan dan terapi perilaku kognitif, misalnya.
Semoga informasi tentang apa itu somniphobia, ini dapat memberikan pengetahuan mendasar tentang masalah tidur yang kemungkinan diderita anak ya, Ma.
Baca juga:
- Cara Mengatasi Pupafobia, Fobia Boneka pada Anak
- Penyebab dan Gejala Nyctophobia, Fobia Ruang Gelap pada Anak
- Takut Sendirian, Kenali Penyebab dan Ciri Monofobia pada Anak