5 Tips Menemukan Strategi Kedisiplinan yang Tepat bagi Anak
Karena satu teori saja tidak cukup diterapkan pada kondisi anak dan keluarga yang berbeda-beda
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika ada 'tugas' yang menantang di dunia itu, mungkin jawaban yang paling tepat adalah mengasuh anak dengan sebaik-baiknya.
Ada banyak teori pengasuhan anak yang tersebar di internet, akan tetapi tidak dapat diterapkan mentah-mentah pada anak kita karena situasi dan kondisi setiap anak berbeda-beda, begitupun dengan kondisi keluarga masing-masing.
Ada banyak pendapat berbeda tentang pendekatan disiplin mana yag lebih efektif, atau apa dampak tipe kedisiplinan tertentu pada anak-anak.
Jadi, penting bagi orangtua mencari sebanyak-banyaknya referensi sebagai pilihan hingga menemukan pola pengasuhan yang paling sesuai.
Berikut Popmama.com merangkum hal-hal yang penting dipertimbangkan ketika memutuskan strategi kedisiplinan mana yang akan digunakan untuk anak-anak mama.
1. Mengenali watak anak
Setiap anak memiliki watak dan temperamen yang berbeda-beda. Kemampuan, kelemahan, dan kepribadiannya, semuanya harus dipertimbangkan. Apa yang berhasil pada satu anak, belum tentu berhasil juga jika diterapkan pada anak yang lain.
Teguran lembut mungkin efektif bagi anak yang sensitif. Tetapi, bagi anak yang berkemauan keras, cara itu mungkin tidak akan bekerja dengan baik kecuali jika anak kehilangan hak istimewanya. Sebagian anak juga lebih termotivasi oleh hadiah ketimbang yang lain.
Jadi, luangkan waktu untuk benar-benar memikirkan jenis aturan dan strategi mana yang cocok untuk tiap watak anak yang unik ini.
2. Menyesuaikan watak anak dengan orangtua
Selain mempertimbangkan watak anak, watak orangtua juga harus dipertimbangkan. Temukan mana yang sesuai di antara keduanya. Misalnya, jika Mama adalah orang yang tenang dan santai, mungkin terasa lebih mudah menangani anak yang pemalu dan tenang.
Tetapi, jika anak mama keras dan hiperaktif, mungkin Mama akan kewalahan menghadapi tingkat energinya. Hal ini dapat menyebabkan Mama kurang sabar terhadap perilaku tertentu, atau terlalu ketat terhadap beberapa hal.
Mengembangkan kesadaran akan watak Mama dapat membantu memastikan cara pengasuhan yang tepat. Penting juga memikirkan watak dan temperamen pasangan.
Jika pasangan cenderung santai dan Mama cenderung lebih aktif, temukan strategi kedisiplinan yang dapat bekerja dengan baik untuk Anda berdua.
3. Mengidentifikasi gaya pengasuhan
Ada empat jenis gaya pengasuhan orangtua, yaitu otoriter, otoritatif, uninvolved (tidak terlibat), dan permisif.
Identifikasi karakter, kelebihan dan kekurangan masing-masing gaya pengasuhan, serta evaluasilah gaya pengasuhan Mama sendiri. Tentukan perubahan-perubahan apa yang ingin Mama lakukan.
Penelitian menemukan bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua yang berwibawa cenderung lebih baik secara fisik dan emosional.
Jadi, pertimbangkan langkah-langkah apa yang mungkin bisa diambil untuk mengadopsi gaya pengasuhan yang lebih otoritatif.
4. Pelajari jenis-jenis kedisiplinan
Ada lima tipe dasar kedisiplinan, yaitu: disiplin positif (positive disicipline), disiplin lembut (gentle discipline), disiplin berbasis batas (boundary-based discipline), dan pelatihan emosi (emotion coaching).
Identifikasi strategi disiplin yang Mama gunakan dan pikirkan strategi mana yang paling efektif untuk anak. Kombinasi beberapa jenis disiplin bisa jadi cara paling efektif dalam mengelola perilaku anak.
5. Bereksperimen dengan berbagai strategi kedisiplinan
Kebutuhan disiplin anak akan berubah seiring waktu, tergantung pada tingkat kedewasaan dan tahapan kehidupan yang sedang dihadapinya. Strategi disiplin yang berfungsi sekarang mungkin tidak lagi cocok tahun depan.
Itulah mengapa penting untuk memiliki berbagai referensi sehingga Mama selalu siap dengan strategi alternatif saat menghadapi perubahan yang terjadi.
Saat mencoba taktik disiplin baru, seperti mengabaikan perilaku tertentu atau memberi hak istimewa, bersiaplah menghadapi perilaku anak yang mungkin menjadi sedikit lebih buruk sebelum berubah menjadi lebih baik.
Tenang Ma, itu bukan berarti metode disiplin yang sedang Mama terapkan tidak bekerja. Terkadang, perilaku menjadi lebih buruk sebelum mereka menjadi lebih baik adalah hal yang wajar ketika anak-anak bereaksi terhadap aturan dan batasan baru.
Buat aturan yang jelas dan tetap konsisten dengan memberikan konsekuensi. Sementara itu, teruslah ajarkan keterampilan baru kepada anak Anda agar ia dapat belajar mengelola perilakunya dengan lebih baik.
Semoga menginspirasi ya, Ma.
Baca Juga:
- Ini Dia 5 Cara Agar Ayah Lebih Terlibat dalam Pengasuhan Anak
- Wajib Tahu: Pentingnya Menghindari Stereotip Gender dalam Pengasuhan
- Ini Gaya Pengasuhan yang Paling Baik Bagi Kesehatan Anak