5 Penanganan Anak Tantrum sampai Berkata Kasar pada Orangtua
Viral, video seorang anak tantrum sambil meneriaki Mamanya karena ingin main Roblox
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bermain game secara berlebihan dapat berdampak buruk pada anak. Kemampuan berpikiran anak akan fokus pada permainan saja dan akibatnya ketertarikan pada hal lain jadi menurun.
Baru-baru ini viral di media sosial seorang anak yang tantrum karena ingin bermain game. Dalam video tersebut diperlihatkan bahwa anak menangis dan menjerit berulang kali kepada kakaknya. Disebutkan di dalam video bahwa anak tersebut juga telah berkata kasar pada kakaknya. Kemarahan sang Anak terus berlanjut, hingga video ini diunggah dan menjadi viral.
Sebagai orangtua perlu memahami bahwa perilaku tantrum pada anak hingga berani berkata kasar itu timbul karena beberapa faktor. Di antaranya adalah adanya keinginan untuk menunjukkan kedewasaan, keberanian, atau bahkan sebagai bentuk pemberontakan terhadap aturan yang sudah ada.
Dalam menghadapi situasi ini, orangtua perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membantu anak mengatasi perilaku tersebut.
Berikut Popmama.comakan membagikan 5 penanganan anak tantrum sampai berkata kasar pada orangtua.
1. Bertanya pada anak dari mana ia mengetahui kata kasar yang diucapkannya
Bertanyalah pada anak dengan sikap yang terbuka. Ciptakanlah ruang yang aman dan terbuka untuk berbicara.
Bertanya adalah hal penting agar Mama mengerti asal mula kata-kata yang diucapkan oleh anak. Setelah Mama mengerti apa yang harus dibatasi pada anak, maka jelaskan kata-kata tersebut tidak pas jika disebutkan untuk orang lain. Penting bagi anak memahami sopan pada yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
Mama dapat menggunakan pendekatan yang penuh perhatian, sehingga anak merasa nyaman untuk berbagi.
Ini penting agar Mama bisa memahami lebih dalam apa yang mendasari penggunaan kata-kata tersebut oleh anak, apakah ia meniru dari lingkungan sekitarnya, media sosial, tayangan televisi, tontonan review game di Youtube, atau bermasalah secara pribadi.
Jika sudah mengetahui asal-usul perkataan tersebut, Mama bisa jelaskan bagaimana cara menggunakan media edukasi dengan baik. Anak perlu tahu cara memfilter mana yang layak ditonton atau harus segera ditinggalkan.
2. Memberikan penjelasan bahwa yang diucapkan tidak baik
Mama bisa menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pengajaran yang mendalam kepada anak bahwa kata-kata tersebut tidak pantas diucapkan.
Mama perlu menyampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak tentang betapa pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan.
Selain itu, Mama bisa memberi contoh kata-kata baik yang dapat membangun hubungan anak kepada orangtua dan sesama.
3. Hindari memarahi dan menegur anak di depan umum
Mama perlu memilih waktu dan tempat yang baik untuk memberikan teguran kepada anak. Perlu diingat, anak mungkin akan merasa malu jika ditegur di depan umum. Bicarakan masalah ini secara pribadi dengan si Kecil, sehingga mereka merasa lebih terbuka dan dapat menerima masukan dengan lebih baik.
Hindari menegur anak secara keras atau mengkritiknya di hadapan orang lain, karena hal ini dapat memperburuk situasi.
4. Beri contoh yang baik
Sebagai orangtua, memberi contoh dan teladan baik pada anak adalah kunci membentuk perilaku anak. Selain memberikan pengertian secara verbal, penting juga bagi Mama untuk memberikan contoh yang baik melalui perilaku dan kata-kata mama.
Mama harus memastikan bahwa mama tidak menggunakan kata-kata kasar atau perilaku agresif dalam interaksi dengan anak atau orang lain di sekitar mereka. Anak akan belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar, jadi Mama perlu menjadi contoh yang positif bagi anak.
5. Minta komitmen anak
Setelah memberi penjelasan dan contoh yang baik, Mama perlu meminta komitmen dari anak agar tidak mengulangi perilaku tersebut lagi. Mama bisa membantu anak menyadari konsekuensi negatif dari penggunaan kata-kata kasar dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Selain itu, jika diperlukan Mama bisa menetapkan konsekuensi yang jelas jika anak mengulangi tindakan negatif mereka serta memberikan batasan yang tegas terkait perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
Dengan mengambil langkah-langkah yang penuh perhatian, orangtua dapat membantu anak mengatasi anak tantrum secara efektif. Komunikasi secara terbuka dan pemahaman yang baik dapat membimbing anak untuk mengembangkan kontrol emosi dan perilaku.
Baca juga:
- 7 Cara Menanamkan Perilaku Positif pada Anak Usia 3 Tahun
- 6 Perilaku Terlarang yang Biasa Dilakukan Anak dan Cara Mengatasinya
- 8 Perilaku Anak yang Bisa Membuat Mama Merasa Bahagia