Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Berdarah pada Anak 1 Tahun
BAB berdarah pada anak merupakan salah satu pertanda infeksi dan gangguan tubuh yang berbahaya.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah menemukan bercak noda kemerahan seperti darah pada pada feses si Kecil?
Jika ya, Mama tidak perlu panik. Sebenarnya kondisi ini terjadi akibat beragam hal. Bisa saja terjadi karena infeksi yang berbahaya, juga karena penyakit yang dapat hilang dengan sendirinya. Selain itu ternyata masih ada lagi lho, penyebabnya yang lain.
Yuk cari tahu Ma!
Popmama.com telah merangkum penyebab buang air besar berdarah pada anak 1 tahun, serta cara mengatasi dan pengobatan yang tepat. Simak selengkapnya ya, Ma!
1. Alergi dan sensitifitas makanan
Sistem pencernaan dalam tubuh anak 1 tahun masihlah belum sempurna. Beberapa makanan yang ia konsumsi terkadang tidak dapat dicerna dengan baik. Ini dapat berlangsung selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
Ada kemungkinan hal ini juga disebabkan karena adanya alergi atau sensifitas pada jenis makanan tertentu.
Mama dapat mengenalinya ketika timbul noda darah pada tinja si Kecil setelah ia melakukan perubahan pola makan.
2. Infeksi
Beberapa kasus munculnya darah pada BAB anak dapat disebabkan oleh infeksi akibat virus ataupun bakteri. Beberapa bakteri umum yang dapat memicu gangguan pada tubuh yaitu ialah Salmonella dan E.coli.
Infeksi lainnya yang berbahaya ialah necrotizing enterocolitis. Infeksi necrotizing enterocolitis dapat berakibat fatal. Namun biasanya ini terjadi pada anak prematur atau anak dengan kondisi kesehatan lainnya.
Infeksi yang terjadi biasanya tidak hanya menyebabkan BAB anak yang bernoda darah, ada juga gejala lain infeksi seperti demam, BAB yang berbusa, juga demam tinggi dan sakit perut.
3. Abses anal dan fistula
Jika si Kecil sering mengalami sembelit atau diare, Mama perlu berhati-hati sebab ia berisiko lebih tinggi mengalami abses anal dan fistula.
Abses terjadi saat infeksi terjadi pada rongga di sekitar anus. Umumnya ini disebabkan oleh bakteri dan nanah. Sedangkan fistula anal merupakan perkembangan dari abses ketika dibiarkan begitu saja lalu pecah di permukaan kulit.
Jika balita mengalami abses anal atau fistula, Mama dapat mengenalinya melalui benjolan atau pembengkakan yang terjadi di sekitar anus, serta cairan anal.
4. Wasir
Wasir merupakan pembengkakan pembuluh darah balik atau vena yang berlokasi di dalam anus. Ketika si Kecil buang air besar, wasir dapat berdarah dan menyebabkan terdapat garis-garis merah pada tinja.
Umumnya, fisura anus lebih sering terjadi pada si Kecil dibandingkan dengan wasir.
Namun ketika itu terjadi, Mama perlu segera membawanya ke dokter untuk diperiksa. Wasir dapat ditandai dengan konstipasi atau perasaan ingin buang air besar.
5. Fisura anal
Fisura anal merupakan robekan kecil yang terdapat di anus. Perlu Mama ketahui, anak yang mengalami sembelit akan lebih tinggi risikonya mengalami Fisura anal. Hal ini dapat menyebabkan feses berlumuran darah.
Kebanyakan fisura anal dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, karena menyebabkan terjadinya luka terbuka, ini menyebabkannya menjadi rentan terpapar dan terinfeksi oleh banyak bakteri.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan antibiotik atau krim untuk meredakan rasa sakit akibat fisura anal.
6. Polip
Polip Juvenile atau yang dikenal sebagai polip usus dapat menyebabkan terdapat noda darah pada BAB si Kecil. Perlu diwaspadai, karena polip jenis ini merupakan yang paling umum terjadi pada anak.
Polip usus biasanya menyerang anak -anak berusia 2 hingga 6 tahun. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan keluarnya darah merah dan jaringan di dalam tinja, namun juga sakit perut.
7. Cara mengatasi dan pengobatannya
Setelah mengetahui beberapa penyebab BAB berdarah pada anak, ada baiknya Mama juga mengetahui cara mengatasi dan pengobatan yang dapat dilakukan ketika itu terjadi pada si Kecil.
Sebelum mengatasi penyebab, Mama sebaiknya melakukan beberapa hal ini ketika menemukan adanya darah atau noda kemerahan pada feses anak mama, diantaranya ialah:
- Memastikan noda darah atau kemerahan pada feses si Kecil bukan merupakan bagian dari makanan yang dikonsumsinya.
- Meningkatkan asupan serat dan memerikan MPASI sesuai dengan kebutuhan anak 1 tahun pada rentang usianya.
- Memberikan si Kecil cairan yang cukup dan segera memeriksakan ke dokter, apabila ia mengalami BAB berdarah disertai lendir dan diare, terlebih jika ia demam. Ini merupakan salah satu pertanda adanya infeksi atau peradangan pada tubuhnya.
Mengenai pengobatan, sebagaimana yang dilansir dari medicalnewstoday.com, pengobatan perlu dilakukan guna mencegah masuknya berbagai bakteri lain pada tubuh si Kecil yang masihlah rentan. Dokter akan melakukan pengobatan yang sesuai dengan penyebab munculnya bercak darah.
Beberapa opsi pengobatan yang dapat dilakukan ialah perawatan nyeri untuk wasir dan fisura anus, antibiotik untuk infeksi tertentu, juga perubahan pola makan yang dapat membantu mengatasi sembelit pada anak.
Itulah dia 6 penyebab BAB berdarah pada anak dan cara menanganinya. Jika BAB berdarah ini tidak kunjung sembuh dan bertambah parah, Mama perlu segera memeriksakan kondisinya ke dokter. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Wajib Tahu, Kenali 5 Penyebab Anak Bisa Tantrum!
- Perhatikan! Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Bronkitis pada Anak
- Napas Anak Bunyi saat Tidur, Ini Penyebab dan Tips Meringankannya