Gejala Dini Cerebral Palsy pada Anak yang Kadang Tidak Disadari
Diagnosis dini bisa mempercepat anak mendapatkan terapi dan pengobatan yang diperlukan
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cerebral palsy (CP) adalah jenis gangguan motorik pada anak-anak yang dapat disebabkan oleh kerusakan otak atau kelainan.
Dalam banyak kasus, gangguan ini disebabkan oleh cedera lahir; yaitu, komplikasi atau kesalahan medis sesaat sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
Cerebral palsy biasanya didiagnosis pada anak yang berusia antara 18 dan 24 bulan. Meskipun demikian, tanda dan gejala mungkin saja muncul jauh lebih awal.
Sebuah penelitian terbaru yang dikutip dari laman abclawcenters menunjukkan bahwa bayi dapat didiagnosis dengan cerebral palsy pada usia 6 bulan.
Namun, usia diagnosis bervariasi tergantung pada keparahan atau kecacatannya.
Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan dengan rinci gejala cerebral palsy dini pada anak berdasarkan usianya.
1. Gejala pada anak usia sebelum 6 bulan
Berikut gejala cerebral palsy yang mungkin saja ditemui pada anak-anak usia di bawah 6 bulan:
- ketika bayi diangkat sambil berbaring telentang, mereka tidak bisa mengangkat kepala,
- saat dipegang, bayi mengulur-ulur punggung dan leher mereka seolah-olah mereka menarik diri,
- bayi terasa kaku (hipertonik) atau terkulai (hipotonik),
- saat bayi diangkat, kakinya menjadi kaku atau silang/gunting,
- ibu jari bayi mengalami kortikal, kondisi ibu jari yang terus membungkuk ke arah tengah telapak tangan.
2. Gejala pada anak usia di atas 6 bulan
Selain tanda-tanda yang telah disebutkan untuk anak di bawah usia 6 bulan, anak di atas 6 bulan dapat menunjukkan indikasi awal cerebral palsy, berikut di antaranya:
- bayi tidak bisa berguling ke arah mana pun,
- bayi menjadi "kidal", misalnya ia menggapai dengan satu tangan saja sambil mengepalkan tangan lainnya,
- bayi sulit untuk menyatukan kedua tangannya,
- bayi sulit untuk mengangkat tangan ke mulut.
3. Gejala pada anak usia di atas 10 bulan
Anak-anak berusia di atas 10 bulan juga bisa memiliki gejala cerebral palsy, di antaranya:
- bayi merayap dengan posisi miring, ia mendorong tubuh dengan satu tangan dan kaki sambil menyeret tangan dan kaki yang berlawanan,
- ketidakmampuan merangkak dengan posisi merangkak, bayi justru mungkin malah bergeser di sekitar pantat mereka atau berlutut,
- ketidakmampuan untuk berdiri sendiri.
4. Gejala umum cerebral palsy pada anak
Ada beberapa gejala yang mungkin menjadi tanda adanya gangguan cerebral palsy pada anak, yaitu:
- kesulitan berbicara dan/atau memahami bahasa,
- deformitas dan kontraktur sendi dan tulang (otot dan sendi yang terfiksasi secara permanen),
- sering mengepalkan tangan
- masalah jaringan lunak, seperti penurunan massa otot,
- refleks dan klonus yang meningkat (serangkaian kontraksi dan relaksasi otot, kaki yang cepat, tidak disengaja, berirama, dan relaks),
- kesulitan sensorik (gangguan pendengaran, penglihatan, atau gangguan pemrosesan)
- cara berjalan yang tidak normal, seperti jalan gunting,
- pola mulut dan lidah yang tidak normal, seperti menarik dan menyodorkan lidah, menggigit keras dan tidak melepaskan, mulut terlalu sensitif, dan sering meringis,
- kelainan postural,
- reaksi/kecanggungan yang tertunda, seperti anak mungkin jatuh lebih sering daripada teman atau anak lain yang seusianya.
Namun, kondisi gejala awal sebagai tanda adanya cerebral plasy pada anak masih perlu didalami sehingga butuh diagnosis lanjutan secara medis.
Jadi, jika Mama menemui gejala di atas, sebaiknya jangan menyimpulkan atau mengambil tindakan sendiri. Segera hubungi dokter dan lakukan konsultasi agar dapat dilakukan penanangan secara tepat.
5. Pentingnya diagnosis cerebral palsy secara dini
Semakin dini seorang anak didiagnosis menderita cerebral palsy, semakin cepat pula mereka dapat memulai pengobatan atau terapi.
Diagnosis dini, pengobatan, dan terapi cerebral palsy dapat membantu meminimalkan gejala anak dan bisa memaksimalkan potensi fisik mereka, baik kognitif, sosial, maupun emosional mereka.
Biasanya, anak akan dengan cerebral palsy akan mendapatkan terapi fisik. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari dan keterampilan kerja, peregangan otot untuk fleksibilitas dan meningkatkan fungsi fisik, serta mengembalikan kekuatan otot sesuai fungsinya.
Selain itu, juga diberikan berbagai obat, seperti untuk pelemas otot dan obat penenang. Serta tindakan medis lainnya, seperti operasi yang mungkin diperlukan, Ma.
Itulah beberapa informasi penting terkait gejala cerebral palsy pada anak yang perlu orangtua waspadai. Semoga dapat bermanfaat, ya.
Baca juga:
- 5 Pilihan Terapi Cerebral Palsy pada Anak Balita
- 5 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Sistem Saraf Anak Balita
- Kenali 5 Jenis Penyakit Saraf pada Anak yang Harus Diwaspadai