7 Cara Cepat Mengajarkan Anak agar Berhenti Memukul
Sekaligus dapat mengajarkan anak cara mengelola emosi yang baik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan anak agar berhenti memukul merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh orangtua.
Perilaku ini biasanya muncul karena anak masih dalam tahap belajar mengelola emosinya.
Mereka belum tahu bagaimana mengungkapkan perasaan seperti marah, frustasi, atau cemburu dengan cara yang tepat.
Meskipun seringkali memukul dianggap sebagai tindakan spontan dari anak-anak, penting bagi orangtua untuk merespons dengan bijak dan efektif.
Bukan hanya untuk menghentikan perilaku tersebut, tetapi juga untuk membantu anak mengembangkan cara-cara positif dalam mengungkapkan emosi mereka.
Berikut adalah cara cepat mengajarkan anak agar berhenti memukul, selengkapnya di Popmama.com.
1. Pahami alasan anak memukul
Anak seringkali memukul karena merasa frustasi, marah, atau tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
Mungkin ada kebutuhan yang belum terpenuhi atau anak merasa tertekan oleh situasi tertentu.
Penting bagi orangtua untuk memahami apa yang menyebabkan anak bertindak demikian.
Dengan memahami penyebabnya, orangtua bisa lebih tepat dalam merespons dan memberi bimbingan yang dibutuhkan.
Daripada langsung menghukum, cobalah untuk menanyakan mengapa mereka memukul.
Dengan mengetahui penyebabnya, Mama bisa memberikan solusi yang lebih baik, misalnya dengan mengajarkan anak cara menyampaikan perasaan dengan kata-kata.
2. Ajarkan anak mengenai perasaan dan emosi
Anak-anak mungkin belum paham tentang berbagai emosi yang mereka rasakan.
Mengajarkan mereka mengenali emosi seperti marah, sedih, atau frustasi bisa menjadi langkah awal yang penting.
Mama bisa menggunakan bahasa yang sederhana untuk menjelaskan setiap emosi dan mengajarkan bahwa setiap orang memiliki perasaan tersebut, tetapi cara mengekspresikannya harus tepat.
Misalnya, ajari anak untuk mengatakan, "Aku marah" atau "Aku kesal" alih-alih memukul.
Dengan cara ini, mereka akan belajar mengekspresikan perasaan secara verbal, yang membantu mengurangi perilaku memukul sebagai respons terhadap perasaan yang sulit.
3. Tetapkan batasan yang jelas dan tidak membingungkan anak
Anak perlu memahami dengan jelas bahwa memukul tidak dapat diterima dalam situasi apapun.
Ketika Mama menetapkan aturan ini, jelaskan alasannya seperti "memukul bisa menyakiti orang lain dan itu tidak baik."
Pastikan anak tahu konsekuensi jika mereka melanggar aturan ini, tetapi hindari pendekatan yang terlalu keras.
Konsistensi adalah kunci, jadi pastikan aturan ini berlaku di semua situasi, baik di rumah, di tempat bermain, atau di tempat lain.
Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa memukul bukanlah respons yang bisa diterima, dan mereka akan mencari cara lain untuk mengekspresikan diri.
4. Ajarkan anak cara menenangkan diri
Mengajarkan anak untuk menenangkan diri ketika mereka marah atau frustasi adalah keterampilan penting yang dapat mengurangi kecenderungan mereka untuk memukul.
Salah satu cara efektif adalah mengajarkan teknik pernapasan dalam.
Minta anak untuk menarik napas dalam-dalam beberapa kali ketika merasa marah.
Mama juga bisa mengenalkan mereka pada konsep "time-out positif" dimana mereka bisa mengambil waktu untuk menenangkan diri.
Ajari mereka bahwa mengambil jeda tidak hanya membantu mengurangi amarah, tetapi juga memberi kesempatan untuk berpikir lebih jernih.
Dengan kebiasaan ini, mereka akan belajar mengendalikan emosinya dengan lebih baik.
5. Berikan contoh perilaku positif
Anak-anak meniru perilaku orang dewasa, terutama orangtua.
Jika mereka melihat Mama mampu mengendalikan emosi dalam situasi sulit, mereka akan belajar untuk mengikuti contoh tersebut.
Saat Mama merasa kesal atau frustasi, tunjukkan cara mengelola emosi dengan baik, seperti berbicara dengan tenang atau menggunakan kata-kata positif.
Mama juga bisa melibatkan anak dalam percakapan saat merasa marah.
Jelaskan, "Mama sedang marah, tapi Mama akan bernapas dalam-dalam agar lebih tenang."
Dengan menunjukkan cara yang sehat untuk menangani emosi, anak akan belajar bahwa ada alternatif selain memukul untuk mengekspresikan diri.
6. Alihkan perhatian anak ketika mulai memukul
Saat Mama melihat tanda-tanda bahwa anak akan memukul, cobalah segera mengalihkan perhatiannya ke aktivitas yang lebih positif.
Anak seringkali memukul sebagai reaksi spontan tanpa berpikir panjang, jadi mengubah fokus mereka dapat menghentikan perilaku tersebut sebelum berkembang lebih jauh.
Misalnya, tawarkan mereka untuk bermain dengan mainan favorit, menggambar, atau melakukan aktivitas fisik yang aman seperti berlari di tempat.
Mengalihkan perhatian tidak hanya mencegah terjadinya tindakan agresif, tetapi juga memberi kesempatan pada anak untuk melampiaskan energi mereka dalam cara yang lebih konstruktif dan menyenangkan.
7. Berikan penghargaan pada anak saat berperilaku baik
Menghargai anak ketika mereka berhasil mengendalikan diri dan tidak memukul adalah cara efektif untuk memperkuat perilaku positif.
Penghargaan tidak harus selalu berupa hadiah fisik, pujian verbal seperti "Kamu hebat karena tidak memukul" atau "Mama bangga sama kamu karena sudah bisa menenangkan diri" dapat memberikan dampak besar.
Anak-anak biasanya merespon baik terhadap pujian dan pengakuan atas usaha mereka.
Dengan memberikan pujian secara konsisten, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berperilaku baik.
Demikian rangkuman mengenai cara cepat mengajarkan anak agar berhenti memukul.
Coba terapkan cara ini pada si Kecil ya, Ma!
Baca juga:
- Resep Sayap Ayam Pedas Gurih yang Mudah dan Enak, Anak Pasti Suka
- 7 Penyebab Anak Bicara Tidak Jelas, Waspada Terjadi Speech Delay
- 7 Permainan Seru yang Bisa Dimainkan Bersama Anak 3 Tahun