Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangisan anak seringkali membuat orangtua merasa cemas, bingung, atau bahkan frustasi.
Tidak jarang, respons spontan yang muncul adalah berkata "jangan nangis," dengan harapan anak segera berhenti menangis.
Namun, tahukah Mama bahwa kalimat ini justru dapat membuat anak merasa emosinya tidak valid?
Menangis adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang anak, sekaligus cara mereka mengekspresikan perasaan yang belum mampu diungkapkan dengan kata-kata.
Sebagai orangtua, penting untuk memahami makna di balik tangisan anak dan meresponnya dengan bijak.
BerikutPopmama.commerangkum alasan berhenti mengatakan "jangan nangis" pada anak dan bagaimana cara memahami serta merespon dengan bijak.
Menangis adalah Salah Satu Bentuk Anak untuk Mencari Perhatian Mama
Menangis adalah salah satu cara anak untuk meminta perhatian dari orangtua, terutama jika mereka belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakan dengan kata-kata.
Saat anak menangis, ia berharap Mama memberikan waktu, perhatian, dan kasih sayang sepenuhnya.
Larangan seperti "jangan nangis" justru dapat membuat anak merasa tidak dipahami atau diabaikan.
Sebaliknya, cobalah merespon dengan penuh perhatian, seperti mendekat, menyentuh lembut, atau bertanya apa yang mereka butuhkan.
Dengan memberikan perhatian saat anak menangis, Mama membangun rasa percaya dan hubungan emosional yang positif.
Ini juga membantu anak belajar bahwa perasaan mereka dihargai dan penting.
Anak Sedang Mengalami Stres
Ketika anak menangis, itu sering menjadi tanda bahwa mereka merasa stres atau kewalahan.
Anak-anak belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengelola stres seperti orang dewasa, sehingga menangis menjadi pelampiasan emosi yang mereka pahami.
Stres pada anak bisa disebabkan oleh perubahan rutinitas, konflik kecil, atau lingkungan yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Alih-alih melarang tangisan, Mama bisa mencoba mengenali penyebab stres dengan berbicara lembut atau bertanya apa yang mengganggunya.
Memberikan dukungan emosional, seperti pelukan atau kata-kata yang menenangkan, akan membantu mereka merasa lebih aman dan nyaman dalam menghadapi stres tersebut.
Menangis Bentuk Ekspresi Rasa Kehilangan Anak
Tangisan pada anak seringkali menunjukkan perasaan kehilangan.
Kehilangan ini tidak selalu berkaitan dengan hal besar, tetapi bisa berupa hal kecil yang penting bagi mereka, seperti mainan kesayangan, perhatian Mama, atau rutinitas harian.
Anak yang menangis karena kehilangan sedang berusaha menunjukkan rasa sedih dan kebingungannya.
Mama dapat merespon dengan memberikan pengakuan atas perasaan tersebut, misalnya, "Mama tahu kamu sedih karena kehilangan boneka itu."
Pelukan atau waktu untuk berbicara bersama dapat membantu anak merasa didukung.
Dengan cara ini, mereka belajar bahwa menangis adalah reaksi yang wajar ketika menghadapi kehilangan.
Akui Perasaan Anak saat Mereka Menangis
Mengakui perasaan anak saat menangis adalah cara efektif untuk menunjukkan bahwa emosi mereka diterima.
Ketika anak menangis, larangan seperti "jangan nangis" dapat membuat mereka merasa salah atau malu akan emosinya.
Sebaliknya, validasi perasaan mereka dengan mengatakan, "Mama tahu kamu sedang sedih," atau "Kamu pasti kecewa, ya?"
Validasi ini membantu anak merasa dipahami, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mengelola emosinya.
Selain itu, anak akan belajar bahwa menangis adalah bagian normal dari perasaan manusia dan tidak perlu ditahan.
Pengakuan ini menciptakan rasa aman dan mendukung perkembangan emosional mereka.
Mama Bisa Menanyakan Kemauan Anak dengan Suara yang Lembut
Saat anak menangis, suara lembut Mama dapat menjadi cara yang efektif untuk menenangkan mereka.
Suara yang tenang menunjukkan empati dan perhatian, sehingga anak merasa lebih nyaman untuk berbagi perasaannya.
Mama bisa bertanya dengan lembut, "Apa yang kamu butuhkan sekarang?" atau "Bagaimana Mama bisa membantu kamu?"
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Mama peduli dan siap mendukung anak.
Pendekatan lembut ini juga membantu anak belajar untuk mengenali kebutuhannya sendiri dan mengungkapkannya dengan cara yang lebih jelas.
Dengan membangun komunikasi yang positif ini, tangisan anak dapat berubah menjadi momen pembelajaran emosional yang berharga.
Anak Menangis Ketika Merasa Kewalahan
Anak menangis ketika merasa kewalahan karena emosi atau situasi yang terlalu banyak untuk mereka tangani.
Anak-anak, terutama yang masih kecil, belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengatur atau mengungkapkan emosinya secara verbal.
Saat mereka menghadapi rangsangan yang berlebihan, tugas sulit, atau situasi baru, menangis menjadi bentuk pelepasan emosional.
Mama dapat merespon dengan memberikan pelukan hangat atau menawarkan waktu untuk menenangkan diri.
Hindari memaksakan mereka untuk berhenti menangis, tetapi bantu mereka memahami perasaan mereka.
Ini juga kesempatan untuk mengajarkan anak cara mengelola emosi dan mengenali kapan mereka membutuhkan bantuan.
Respon Perasaan Anak dengan Keceriaan
Meskipun anak menangis, merespon mereka dengan keceriaan dapat membantu meredakan emosi yang sedang memuncak.
Keceriaan Mama tidak berarti mengabaikan perasaan anak, tetapi memberikan energi positif yang membantu mereka merasa lebih baik.
Contohnya, setelah memvalidasi perasaan mereka, Mama bisa mengalihkan perhatian anak dengan mengajak bermain, bercerita, atau melakukan sesuatu yang mereka sukai.
Sikap ceria dari Mama menunjukkan bahwa perasaan sedih adalah hal normal, tetapi ada cara untuk kembali merasa bahagia.
Dengan pendekatan ini, anak belajar bahwa menangis bukanlah akhir dari segalanya dan mereka bisa bangkit dari emosi negatif.
Demikian rangkuman mengenai berhenti mengatakan "jangan nangis" pada anak serta bagaimana memahami dan meresponnya dengan bijak.
Semoga bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- Kisah Mama Asal Amerika yang Dapat Mengasuh 7 Anaknya dengan Baik
- Apa saja Manfaat Collagen dan DHA Gummy untuk Anak?
- Ketahui Batasan Konsumsi Gula pada Anak yang Tidak Berlebih