Cara Mengajarkan Balita Disiplin Tanpa Harus Berteriak

Dr. Aaron E. Carroll, profesor pediatri di Indiana University School of Medicine menyatakan, saat anak berperilaku benar, jangan ragu memuji anak.

Cara ini mengirimkan pesan bagi anak bahwa Mama menaruh perhatian lebih besar pada perilaku baiknya.

Kalau Mama lebih sering marah saat ia berperilaku buruk dan jarang memuji, anak belajar bahwa cara tercepat menarik perhatian Mama adalah berperilaku buruk.

Tak mau hal itu terjadi kan, Ma?

Sementara, Dr. Nia Heard-Garris, spesialis anak dari Ann & Robert H. Lurie Children's Hospital of Chicago, mengungkapkan bahwa standar perilaku penting dimiliki semua orang yang terlibat dalam pengasuhan anak.

Contoh, sehari-hari si Kecil juga diasuh kakek nenek.

Maka, Mama perlu mengajak diskusi kakek nenek soal aturan di rumah, termasuk mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak.

Mama dan Papa juga harus satu suara saat berhadapan dengan anak. Perbedaan aturan antara orang tua dan kakek nenek bisa membuat anak bingung.

Malah, tak jarang si Kecil pintar membaca situasi.

Saat ia ingin makan makanan manis misalnya. Tahu Mama tidak akan mengizinkan, ia akan berlari ke nenek untuk minta hal sama karena tahu pasti nenek tak kuasa menolaknya.

Itu baru satu aturan, Ma. Bagaimana kalau semua aturan itu saling berbenturan?

Bukan disiplin yang didapat, malah si kecil bingung ikut aturan mana. Atau malah anak jadi manja dan harus terpenuhi semua keinginannya. 

Kedua ahli pediatri tadi sepakat tidak semua taktik disiplin bekerja untuk semua anak. Semua kembali pada nilai keluarga yang ditanamkan dan karakter anak.

Bahkan, pendekatan mendisiplinkan si kakak akan berbeda dengan adik.

Namun, baik dr. Heard-Garris maupun dr. Carroll berpendapat timeout bisa bekerja cukup efektif bagi balita. Begini cara penerapannya.

• Durasi timeout bertambah sesuai usia anak. Balita 3 tahun mendapat timeout selama 3 menit, demikian seterusnya.
• Lakukan segera setelah anak bertingkah tak seharusnya. Jangan menunda waktu pemberlakuan timeout karena itu tidak efektif.

Ada kalanya timeout pun tidak membuahkan hasil manis. Maka, Mama bisa mencoba cara ini.

Jika anak tantrum karena ingin suatu barang, ambil dan simpan barang tersebut.

Abaikan saja anak yang sedang tantrum menyuarakan keinginannya. 

Namun pastikan lingkungan sekitar anak tetap aman, seperti tidak ada benda tajam atau bukan di tempat tinggi.

Mama juga bisa langsung mengalihkan perilaku anak jika itu membahayakan anak atau tidak sesuai dengan apa yang sudah Mama ajarkan kepadanya.

Contoh, "Kamu tidak boleh lompat di tempat tidur. Lompat di lantai saja." Katakan dengan tegas dan to the point alias tidak bertele-tele.

Tapi ingat Ma, tidak berteriak ya. Tetap bicara dengan nada yang seperti biasanya dan tatap wajahnya agar anak tahu dirinya tetap dipantau oleh Mamanya.

Saat tingkah si Kecil benar-benar menghabiskan stok kesabaran Mama hingga nyaris tidak bersisa, segera tenangkan diri dulu beberapa saat.

Bersama anak dalam kondisi tersebut justru mendorong diri Mama untuk tergoda berteriak pada anak.

Jika mungkin, minta bantuan Papa, kakek/nenek, atau pengasuh supaya menjaga anak sementara Mama menenangkan diri.

Mama hanya bersama anak saja?

Coba begini, "Mama sedang kesal sekarang karena capek. Mama istirahat dulu ya, 5 menit saja."

Mama bisa menjaga jarak dengan anak sambil tetap mengawasinya bermain sendiri.

Itulah solusi dari Popmama.com tentang cara mengajarkan balita disiplin tanpa berteriak. Semoga tips ini membantu Mama bersabar menghadapi si Kecil ya.

Mari kita berdoa sekuat tenaga agar keadaan segera normal kembali. Stay safe, Ma!

Baca  juga:

• 9 Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Anak agar Tetap Sehat
• 16 Tips Simpel Mengasuh Anak Tiga Tahun dengan Positif
• Penting! 5 Cara Menghindari Anak dari Ledakan Tantrum