Mayoritas Orangtua di Surabaya Buang Popok Sembarangan, Apa Akibatnya?
Kebiasaan buang sampah popok sekali pakai menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan bayi lho
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain susu formula, diaper atau popok sekali pakai sudah menjadi kebutuhan prioritas bagi balita dan batita. Dengan menggunakan diaper menghemat penggunaan pakaian si Kecil. Jadi cucian Mama tidak lagi menggunung karena pemakaian popok sekali pakai ini.
Layaknya dua sisi mata uang yang berbeda, orangtua yang memutuskan memakai diaper kepada anak setiap hari memiliki dampak negatif. Masifnya penggunaan diaper ini, praktis menyebabkan sampah di Indonesia semakin banyak.
Dikutip dari laman resmi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021 menyebutkan volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton dan naik mencapai 70 juta ton pada tahun 2022.
Hal ini semakin diperparah dengan kebiasaan buruk masyarakat yang sering buang sampah sembarangan, termasuk sampah popok. Berikut Popmama.com uraikan penelitian yang mengungkapkan 50 persen orang tua buang sampah popok sembarangan dan akibatnya.
Riset Temukan 51 Persen Orangtua di Surabaya Buang Sampah Popok Sembarangan Berpotensi Pencemaran Sumber Air Minum
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) memaparkan hasil penelitian tentang pengelolaan feses (tinja) dan popok sekali pakai balita di Sekadau (Kalimantan Barat) dan Kota Surabaya.
Penelitian yang dilakukan dilakukan di Sekadau, Kalimantan Barat dan Kota Surabaya kepada 500 responden ini memperlihatkan perilaku membuang tinja balita sembarangan (tinja tidak dibersihkan dari popok sekali pakai) mencapai 63,43 persen di Kabupaten Sekadau dan 51 persen di Kota Surabaya.
Corie Indria Prasasti sebagai Ketua Tim Peneliti sekaligus Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga menjelaskan perilaku membuang popok atau diaper sekali pakai yang mengandung feses (tinja) sembarangan menyebabkan limbah popok bekas akan berserakan karena dirusak oleh binatang dan berpotensi mencemari lingkungan termasuk sumber air minum.
Hal ini sangat disayangkan karena akses air minum layak & aman sudah tersedia di dua kota tersebut. Dengan hasil penelitian berturut-turut, yaitu 94,16 persen dan 95,22 persen. Sekadau dan Kota Surabaya pun sudah memiliki sanitasi aman dan layak sebesar 90 persen.
“Perlu adanya upaya peningkatan kapasitas dan fasilitasi orangtua balita serta kader kesehatan terkait penanganan tinja balita dan popok sekali pakai yang aman. Selain itu, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi mengenai toilet training anak sehingga dapat mendorong penurunan jumlah popok yang dipakai serta pengeluaran kebutuhan popok,” tambahnya
Perlunya Pengelolaan Limbah dan Edukasi Masyarakat Tentang Popok
Corie juga menuturkan adanya urgensi mengenai pengelolaan limbah popok sekali pakai. Hal ini karena kondisi pembuangan diaper yang tidak tepat menjadi prioritas masalah kesehatan global yang telah mengakibatkan akumulasi patogen tinja dan bahan yang tidak dapat terurai di lingkungan.
“Masyarakat juga perlu mengetahui tentang bahaya bahan kimia dalam diaper atau popok sekali pakai. Untuk itu, perlu adanya pengembangan strategi intervensi daur ulang diaper sebagai media tanam, dan penyediaan Tempat Pembuangan Sampah khusus popok sekali pakai,” ujar Corie.
Apabila tidak dikelola dengan baik tentunya akan berdampak pada lingkungan sekitar, antara lain:
- Keamanan air minum.
- kontaminan kimia dan fisik yang dapat membahayakan manusia, hewan (domestik dan satwa liar) dan tanaman.
- Kesehatan lingkungan.
Efek Samping Penggunaan Popok Sekali Pakai pada Bayi
Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk diaper atau popok sekali pakai ini. Di samping meringankan beban cucian Mama dan lebih praktis, nyatanya popok memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun untuk si Kecil.
Dikutip dari Parenting Firstcry, setidaknya ada tujuh efek samping akibat penggunaan popok sekali pakai pada bayi yang mesti Mama dan Papa tahu.
- Dapat menyebabkan reaksi alergi pada anak. Penggunaan bahan sintetis, pewarna dan bahan kimia lain yang ada pada diaper berpotensi merusak kulit bayi yang sangat sensitif sehingga mengakibatkan alergi.
- Menyebabkan ruam pada kulit. Popok bayi yang lembab atau basah karena menampung pipis si Kecil yang mengandung bakteri mampu menyebabkan ruam.
- Dapat menyebabkan toksisitas
- Sangat memungkinkan terjadi infeksi kulit karena bakteri dan kuman berkembang biak pada popok yang dipakai bayi.
- Popok sekali pakai mahal sehingga agak membebani finansial keluarga.
- Anak tidak terbiasa menggunakan toilet.
- Popok tidak ramah lingkungan.
Demikian informasi mengenai 50 persen orang tua buang sampah popok sembarangan dan akibatnya. Diaper memang membantu Mama tetapi pastikan penggunaan dan pembuangannya harus tepat ya, Ma.
Baca Juga:
- 8 Cara Tepat Mengajarkan Anak untuk Lepas dari Popok
- Kulit Lebih Sensitif, Jangan Asal Pilih Popok untuk Anak
- Lebih Peka Yuk! Ini 5 Tanda Mama Harus Segera Ganti Ukuran Popok Anak