Pelajari 5 Gejala Distrofi Otot yang dialami Anak Datita
Hati-hati, jangan sampai anak terjatuh
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak kecil memang rentan terjatuh, karena mereka masih kesulitan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Nah, orangtua patut curiga saat si Kecil sering terjatuh. Kemungkinan hal tersebut merupakan gejala distrofi otot.
Apa itu distrofi otot? Jadi, distrofi otot adalah beberapa penyakit yang melibatkan hilangnya keuatan otot secara progresif dan kehilangan kekuatan secara konsekuen.
Penyebabnya adalah masalah pada gen, di mana gen yang bertugas untuk menghasilkan protein untuk menjaga otot tetap sehat dan kuat malah bermasalah. Kali ini akan dibahas mengenai 5 gejala distrofi pada anak-anak. Berikut rangkumannya dari Popmama.com:
1. Anak jadi sering jatuh
Anak yang mengalami distrofi otot secara perlahan akan kehilangan kemampuannya seperti berjalan, duduk tegak, menggerakkan tangan dan lengan.
Kondisi ini bisa disebabkan karena kesimbangan tubuh si Kecil yang belum stabil, jadi rentan untuk terjatuh.
Namun ketika seorang anak yang didiagnosa distrofi otot bisa membuat ototnya menjadi lemah dan keseimbangan tubuhnya pun semakin buruk dan akibatnya akan sering terjatuh tanpa penyebab yang jelas.
2. Cara berjalannya aneh
Yang perlu orangtua ketahui bahwa anak dengan distrofi otot tidak mampu mengikuti pola perkembangan normal selama beberapa bulan pertama kehidupannya.
Lambat laun mereka mulai kehilangan keseimbangan, tersandung saat berjalan, mengalami kesulitan menaiki tangga dan berjalan kaki.
Selain itu cara berjalan si Kecil yabg tadinya masih belum benar dan seiringnya waktu maka ia jadi punya gaya berjalan yang aneh, yaitu sering berjinjit dan mereka cenderung memiliki betis yang besar.
3. Kram otot
Distrofi otot yang bahasa Inggrisnya disebut Muscular dystrophy (MD) ini merupakan kelainan genetik secara bertahap dan melemahkan jaringan otot tubuh si Kecil.
Penyebab dari kelainan yang dialami anak-anak yaitu adanya kesalahan informasi genetik yang mencegah tubuh memproduksi protein untuk membangun dan memelihara otot yang lebih sehat.
Sementara anak-anak dengan MD biasanya sering mengalami pembengkakan otot betis, disebabkan karena jaringan ototnya hancur dan digantikan oleh lemak.
Masalah yang ada pada otot dalam memperoleh protein menimbulkan kram, nyeri hingga kesemutan di usia dini. Sehingga menyebabkannya menjadi tidak nyaman atau menangis.
4. Sering kesulitan bergerak
Tentunya di usia yang sedang aktif-aktifnya, anak-anak cenderung bergerak bebas ke sana kemari.
Namun sayangnya adanya distrofi otot pada diri si Kecil membuatnya jadi terbatas dalam bergerak dan kesulitan untuk bangun, berdiri, berlari, menaiki dan menurun tangga.
Solusinya pun Mama dapat melatih mereka dengan berbagai gerakan peregangan. Latihan aerobik dan berenang juga akan memperlambat perkembangan penyakitnya.
5. Terdapat gejala lainnya
Lambat laun anak-anak dengan distrofi otot dapat menjadi lemah dan kehilangan kemampuan untuk duduk maupun berjalan.
Tapi penyakit ini dapat memengaruhi otot-otot di jantung dan paru-paru, sehingga ia bisa mengalami gangguan jantung dan pernapasan.
Apabila sudah memasuki tahap yang lebih parah, beberapa anak biasanya mengalami gejala lain seperti:
skoliosis, kelopak mata terlihat sayu, hingga sulit menunjukkan ekspresi wajah dan berbicara dengan benar.
Jadi jangan abaikan jika si Kecil sering terjatuh atau mengeluh tidak nyaman pada bagian tubuh tertentu.
Segeralah mendapat perawatan dari dokter, untuk mencegah anak mendapatkan komplikasi penyakit yang lebih parah.