Yuk, Ketahui 5 Jenis Alergi pada Anak Balita
Kulit memerah kerap membuat si Kecil rewel
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentunya ingin melihat sang anak tumbuh dengan sehat.
Namun salah satu kondisi yang dapat membuat si Kecil tidak nyaman adalah reaksi alergi.
Pengertian alergi pada dasarnya adalah reaksi tidak normal pada sistem kekebalan tubuh. Alergi itu sendiri ada beberapa jenis, mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang berbahaya.
Secara umum, alergi merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan dalam keluarga dan bisa dicegah bila orangtua menanggulanginya sejak dini.
Berikut ada 5 jenis alergi yang sering dialami pada anak balita yang harus orangtua kenali. Yuk, simak ulasannya dari Popmama.com:
1. Alergi saluran pernapasan yang disebabkan beberapa faktor
Sebenarnya ada banyak penyebab yang menjelaskan kemunculan alergi pernapasan pada anak balita.
Gejala kemunculan alergi pernapasan umumnya ditandai dengan hidung tersumbat, bersin-bersin, rasa gatal di hidung dan peningkatan produksi lendir atau dahak.
Bila anak alergi saluran napas, reaksi alergi pernapasan biasanya dibagi menjadi dua jenis:
- Asma Bronkial
Asma bronkial disebabkan oleh peradangan dalam saluran udara (bronkus). Peradangan ini kemudian mengakibatkan bronkus menjadi bengkak dan menyempit dan memproduksi lendir berlebih, sehingga membuat anak sulit bernapas.
Asma bronkial ditandai peningkatan kepekaan saluran napas terhadap rangsang luar seperti debu, serbuk bunga, udara dingin dan makanan. Penyakit asma akan membuat anak kekurangan oksigen secara menahun, memengaruhi pertumbuhan dan intelektualnya.
- Alergi Rhinitis (AR)
Hay fever atau alergi rhinitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi. Rhinitis alergi yang dialami anak dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Alergi rinitis lebih banyak menyerang usia anak balita. Alergi ini sering dikaitkan dengan sinusitis.
2. Alergi kulit pada anak dapat diatasi dan disembuhkan
Gejala alergi pada kulit bisa sangat memengaruhi suasana hati anak dan kerap membuatnya rewel.
Pada umumnya reaksi alergi pada kulit ditandai oleh rasa gatal dan muncul ruam merah di bagian wajah, kulit kepala, siku, hingga lutut.
Biasanya alergi kulit paling sering disebabkan oleh makanan, alergen hirup, udara kering, keringat, jenis kain dan produk tertentu.
Tapi di sisi lain, kemungkinan besar alergi kulit yang dialami anak balita disebabkan oleh kombinasi dari beberapa kondisi seperti paparan langsung kulit dengan antigen, faktor keturunan, lemahnya sistem imun dan gangguan fungsi kulit.
Alergi kulit pada anak balita dapat diatasi dan disembuhkan.
Baca juga:
3. Alergi protein susu sapi menyebabkan gangguan sistem pencernaan anak
Salah satu pemicu utama alergi pada anak berikutnya adalah susu sapi. Reaksi alergi ini umumnya menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan sang anak.
Di mana alergi protein susu sapi merupakan suatu kondisi akibat respons tidak normal dari sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumi susu atau produk-produk olahan susu.
Pada kondisi ini biasanya dokter akan menganjurkan sang anak mengganti susu sapi dengan jenis susu lain seperti susu hidrolisat atau susu kedelai.
Reaksi alergi susu terjadi secara berbeda-beda. Namun umumnya reaksi alergi dapat muncul dengan gejala:
- Gatal-gatal atau rasa seperti disengat di sekitar mulut dan bibir
- Bengkak pada bibir, lidah atau amandel
- Mual muntah
- Batuk atau pilek
- Sakit perut
- Diare
- Ruam kulit
- Lidah terasa aneh
- Pusing
4. Alergi obat pada anak memiliki gejala batuk hingga munculnya ruam di kulit
Sebenarnya tubuh anak balita cenderung lebih sensitif dengan obat-obatan daripada orang dewasa.
Salah-salah minum obat, dapat membuat anak mengalami reaksi alergi berlebihan dalam tubuhnya.
Di mana alergi obat merupakan reaksi yang ditunjukkan tubuh terhadap suatu obat yang dikonsumsi.
Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh mengenali sebuah zat dalam obat sebagai bahaya. Gejalanya seperti batuk, ruam di kulit dan gatal-gatal.
Pemicu alergi ini pada umumnya adalah penisilin dalam obat antibiotik. Namun demikian, tidak berarti hanya sebatas kategori obat tersebut saja.
5. Alergi makanan biasanya terjadi mulai anak dikenalkan MPASI
Ini merupakan jenis alergi yang paling umum, yaitu alergi makanan.
Di mana alergi makanan pada anak disebabkan sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap jenis protein tertentu di dalam makanan.
Reaksi alergi pada makanan biasanya mulai saat anak dikenalkan MPASI.
Gejala alergi terhadap makanan pada anak berbeda-beda. Biasanya mengalami pusing, mual muntah, sakit perut, diare hingga muncul bintik-bintik merah di kulit.
Sayangnya, kebanyakan kasus alergi makanan disebabkan oleh:
- Gandum
- Susu sapi
- Telur
- Kacang tanah
- Kedelai
- Seafood
Ya, 5 jenis alergi yang sudah disebutkan memang paling sering dialami oleh anak balita. Sebagian besar alergi akan hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia dan kondisi tersebut menguatkan kekebalan tubuh sang anak.
Baca juga:
- Efek Negatif Anak Dipaksa Toilet Training Saat Belum Siap
- Gaya Hidup Sehat Anak Usia 3 Tahun: Menghadapi si Picky Eater
- Masalah Kesehatan Anak Usia 3 Tahun: Pemeriksaan Kesehatan Rutin