Anak Demam, Kompres dengan Air Dingin atau Air Hangat ya?
Penggunaan air yang tepat dapat membantu meredakan demam lho, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama tentunya akan langsung merasa panik ketika mendapati suhu tubuh anak meningkat. Tapi, panik adalah hal terakhir yang perlu Mama lakukan pada situasi tersebut.
Meskipun mengkhawatirkan, demam umum terjadi pada anak-anak kok, Ma. Kondisi ini timbul karena sistem kekebalan tubuh anak sedang bekerja melawan penyakit tertentu, seperti influenza dan pilek.
Saat anak mengalami demam, segera ukur suhu tubuh anak menggunakan termometer. Pakaikan pakaian yang ringan dan tipis agar anak merasa nyaman dan berikan banyak cairan. Mama juga bisa meredakan demam dengan mengompres anak.
Nah, walaupun selama ini air dingin dipercaya lebih tepat untuk mengompres anak, ternyata hal ini keliru, lho. Nyatanya penggunaan air hangat lebih dianjurkan. Tidak percaya? simak 7 fakta berikut:
1. Kompres Dingin Lebih Cocok untuk Nyeri Otot
Kompres dingin maupun kompres hangat memiliki fungsinya masing-masing. Kompres hangat dipercaya membuat pembuluh darah melebar dan melancarkan peredaran darah. Kondisi ini memberikan efek relaksasi.
Sebaliknya, rasa dingin ketika Mama menempelkan kompres dingin akan mengurangi aliran darah. Kurangnya aliran darah sendiri dapat mencegah resiko pembengkakan dan membuat rasa nyeri berkurang. Oleh karena itu, kompres dingin lebih cocok diberikan untuk meredakan nyeri otot.
2. Kompres Dingin Meningkatkan Suhu Tubuh
Setiap manusia memiliki thermoregulator atau pusat pengatur suhu tubuh. Ia bekerja dengan menaikan atau menurunkan suhu tubuh agar tetap seimbang dengan suhu dari luar. Jika suhu diluar sedang panas, thermoregulator agak menaikan suhu tubuh dan sebaliknya.
Oleh karena itu, jika Mama memberikan kompres dingin ketika anak sedang demam, thermoregulator akan menciptakan keseimbangan dengan semakin meningkatkan suhu tubuh anak. Sebaliknya, jika Mama memberikan kompres hangat, thermoregulator akan menurunkan suhu tubuh anak.
3. Kompres Dingin Membuat Tubuh Menggigil
Pada kasus ekstrem, kompres dingin justru dapat menurunkan suhu tubuh secara tiba-tiba sehingga anak menggigil. Tapi Mama perlu ingat, menggigil yang dirasakan anak ketika demam berbeda dengan menggigil karena kedinginan.
Jangan selimuti anak dengan selimut tebal jika hal ini terjadi. Selimut tebal hanya akan membuat panas semakin terperangkap. Jika parah, anak dapat mengalami kejang-kejang hingga kehilangan kesadaran.
4. Kompres Hangat Memicu Keluarnya Keringat
Pada saat demam, ada panas yang terperangkap di dalam tubuh anak. Salah satu cara meredakannya adalah dengan membiarkan panas ini keluar lewat pori-pori kulit. Sayangnya, penggunaan kompres dingin justru membuat pori-pori mengecil dan menutup sehingga panas tubuh semakin terperangkap.
Di sisi lain, kompres hangat membuat tubuh lebih mudah berkeringat. Pori-pori kulit akan membesar dan terbuka sehingga panas tubuh keluar bersamaan dengan keringat.
Tapi jangan gunakan air yang terlalu panas ya, Ma. Air suam-suam kuku sudah cukup untuk mengompres anak.
5. Kompres Hangat Memberikan Rasa Nyaman
Mama pasti menyadari anak akan lebih rewel dan bertingkah ketika sedang demam. Hal ini karena panas tubuh yang tinggi membuat mereka tidak nyaman.
Untungnya, kompres demam dapat memberikan efek relaksasi karena rasa hangat bekerja melebarkan pembuluh darah. Otomatis, semakin banyak darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Mama juga bisa memberikan minuman hangat agar anak merasa semakin nyaman.
Jangan keliru lagi ya, Ma. Dengan kompres yang benar, demam anak akan turun dengan sendirinya seiring dengan sembuhnya penyakit yang ia alami.
Namun, jika demam anak tidak kunjung menurun bahkan semakin parah, segera bawa anak ke dokter. Tetap ingat untuk tidak panik karena panik adalah musuh utama ketika anak sakit!
Baca juga:
- 7 Rekomendasi Merek Obat Demam Anak 1 tahun yang Dijual di Apotek
- Stop Sekarang! 5 Hal Berbahaya yang Sering Dilakukan Saat Bayi Demam
- Bintik Merah di Kulit Bayi Setelah Demam, Bahayakah? Ini 3 Penyebabnya