Bolehkah Memberikan Pasta sebagai MPASI Balita?
Sebelum menyajikan pasta, perhatikan ketentuannya yuk, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat, ada kalanya kita merasa bosan dengan sajian tersebut, tidak terkecuali anak-anak.
Jika anak Mama sudah memasuki masa MPASI, pasti ada saat dimana ia merasa bosan dengan menu yang itu-itu saja. Alhasil, Mama dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan menu MPASI anak.
Nah, salah satu sumber karbohidrat yang dapat menggantikan nasi adalah pasta. Apalagi, sajian yang terbuat gandum ini juga mengandung nutrisi lain yang diperlukan tubuh, seperti lemak, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.
Dari sisi kesehatan pun, tidak ada larangan untuk menggunakan pasta sebagai menu MPASI selama tidak berlebihan. Namun, Mama harus mengikuti ketentuan-ketentuan berikut:
1. Pasta hanya boleh disajikan apabila anak sudah cukup umur
Beberapa ahli berpendapat pasta boleh diberikan ketika anak sudah berusia enam bulan. Namun, sebagian besar lainnya berpendapat lebih baik memberikan pasta ketika anak sudah berusia 8-9 bulan.
Ketentuan ini dikeluarkan dengan mempertimbangkan kemampuan mengunyah dan kemampuan pencernaan anak untuk mencerna nutrisi yang ada di dalam pasta.
Sebagai gambaran, rata-rata 100 gram makaroni mengandung protein yang setara dengan 1 potong dada ayam.
2. Perhatikan riwayat alergi anak sebelum memberikan pasta
Pasta terbuat dari gandum dan memiliki kandungan gluten. Oleh karena itu, Mama harus memperhatikan terlebih dahulu apakah keluarga Mama memiliki riwata alergi terhadap kedua bahan tersebut.
Selain itu, perhatikan kondisi anak saat ia pertama kali makan pasta. Apabila muncul gejala alergi, seperti ruam, muntah, dan diare, segera hentikan konsumsi pasta dan ajak anak ke dokter.
3. Masak pasta hingga lunak dan potong menjadi ukuran kecil
Sebelum memberikan pasta pada anak, pastikan Mama sudah mengolahnya hingga benar-benar lunak ya, Ma. Hal tersebut untuk memudahkan anak dalam mengunyah dan mencerna pasta.
Mama juga perlu memotong pasta menjadi ukuran kecil yang aman bagi anak untuk meminimalisir risiko tersedak, terutama ketika Mama menyajikan spageti.
4. Tidak perlu menggunakan garam saat memasak pasta
Orang dewasa terbiasa menambahkan garam pada air rebusan pasta untuk menambah cita rasa.
Namun, Mama tidak boleh melakukan hal ini ketika menyiapkan pasta sebagai menu MPASI.
Pasalnya, anak-anak belum boleh mengonsumsi garam sebelum berusia satu tahun.
Kebutuhan garam harian mereka masih berada di bawah angka 1 gram dan sudah terpenuhi melalui ASI. Konsumsi garam tambahan hanya akan memberatkan kinerja ginjal mereka.
Sebagai alternatif, Mama bisa menggunakan sedikit minyak zaitun untuk menambah rasa dan aroma pasta.
5. Hindari saus pasta instan
Jika Mama berencana memberikan pasta sebagai menu MPASI anak, hindari penggunaan saus pasta instan yang dijual di pasaran. Pasalnya, saus tersebut berisiko mengandung pengawet buatan dan garam.
Lebih baik, Mama membuat saus sendiri di rumah yang sudah terjamin keamanannya.
Itulah ketentuan-ketentuan yang harus Mama perhatikan jika ingin menyajikan pasta sebagai menu MPASI.
Selama mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut, pasta tidak akan berbahaya untuk anak. Sebaliknya, ia bisa menjadi sumber karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin!
Baca juga:
- Kenali Ini 5 Pilihan Buah-buahan yang Baik untuk Bayi di Masa MPASI
- Pastikan Mama Tahu 5 Tips Ini Sebelum Buat Jadwal MPASI Anak
- 5 Tahapan dalam Mengenalkan Aneka Tekstur MPASI pada Anak