Penyebab Alergi Kacang, Gejala, Cara Mencegah dan Pengobatannya
Alergi kacang adalah salah satu alergi yang banyak dialami anak-anak
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kacang adalah salah satu makanan yang bergizi. Ia mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, kacang juga menjadi sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan tubuh.
Sayangnya, kacang termasuk makanan yang banyak memicu alergi pada anak-anak. Alergi tersebut terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengenali zat protein yang masuk. Alhasil, tubuh pun memberikan reaksi alergi.
Ada berbagai macam reaksi yang bisa timbul, seperti bersin-bersin, mata berair, dan mual. Pada kondisi yang parah, alergi kacang bahkan bisa memicu syok anafilaksis yang berbahaya lho, Ma.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yuk kenali alergi kacang lebih dalam.
1. Apa itu alergi kacang?
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap benda tertentu yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu. Sesuai namanya, alergi kacang muncul ketika anak mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan yang mengandung kacang.
Reaksi alergi muncul karena tubuh gagal mengenali protein di dalam kacang dan menganggapnya sebagai zat yang berbahaya. Tubuh pun membentuk perlindungan diri dengan memproduksi histamin.
Histamin kemudian menyebar lewat pembuluh darah dan memengaruhi jaringan-jaringan tubuh dan memicu reaksi alergi, seperti bersin-bersin, mata berair, mual, dan sebagainya.
2. Apa penyebab alergi kacang?
Alergi kacang sering dialami oleh anak-anak karena sistem kekebalan tubuh dan sistem pencernaan mereka masih dalam perkembangan.
Umumnya, reaksi alergi hanya timbul ketika anak mengonsumsi kacang atau makanan yang mengandung kacang.
Namun pada anak yang sensitif, reaksi alergi juga dapat muncul ketika anak bersentuhan langsung dengan kacang ataupun saat menghirup bau kacang di udara.
3. Bagaimana gejala alergi kacang?
Gejala alergi kacang pada tiap anak bisa berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami gejala ringan, namun ada juga yang sangat sensitif hingga mengalami gejala berat.
Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Sakit kepala;
- Bersin;
- Hidung tersumbat;
- Mata berair;
- Kulit terasa gatal, kemerahan, dan muncul ruam;
- Bibir membengkak;
- Rasa tidak nyaman di mulut dan tenggorokan;
- Kram perut;
- Mual dan muntah;
- Diare.
Gejala-gejala tersebut dapat timbul beberapa menit atau jam setelah anak mengonsumsi kacang. Jika menemukan gejala tersebut, segera ajak anak ke dokter agar dokter bisa memberikan diagnosis yang lebih pasti ya, Ma.
4. Pencegahan alergi kacang
Langkah pertama untuk mencegah timbulnya alergi kacang tentu saja dengan menjauhkan anak dari kacang-kacangan ataupun makanan yang mengandung kacang.
Namun, Mama juga bisa lebih waspada dan melakukan hal-hal berikut:
- Memeriksa atau menanyakan komposisi makanan sebelum membeli dan memberikannya ke anak;
- Membedakan peralatan makanan yang anak gunakan. Sebaiknya, jauhkan anak dari peralatan yang pernah digunakan untuk makanan yang mengandung kacang.
- Mengedukasi anggota keluarga yang lain agar mereka turut membantu;
- Mengedukasi anak agar ia tidak membeli makanan yang mengandung kacang diluar.
5. Kapan Mama harus waspada?
Umumnya, alergi kacang hanya menimbulkan reaksi ringan. Namun, pada kasus tertentu, anak mungkin mengalami syok anafilaksis. Jika hal tersebut terjadi, jangan panik dan segera bawa anak ke dokter ya, Ma.
Mama dapat mengenali syok anafilaksis dari gejala-gejala berikut:
- Badan anak tiba-tiba terasa hangat;
- Bibir dan lidah anak membengkak;
- Anak kesulitan menelan karena tenggorokan membengkak;
- Anak merasa sesak napas;
- Anak merasa kesemutan di kulit kepala, mulut, tangan, atau kaki;
- Anak mengalami mual hingga muntah, dan diare;
- Anak tampak bingung dan gelisah;
- Anak merasa melayang, ingin pingsan, hingga kehilangan kesadaran;
- Jantung anak berdebar kencang, denyut nadi lemah, keringat dingin, dan pucat.
Segera bawa anak ke dokter jika menemukan gejala tersebut. Pasalnya, syok anafilaksis adalah kondisi darurat yang bisa mengancam nyawa anak.
Jika anak memiliki potensi untuk mengalami syok tersebut, lebih baik Mama selalu membawa obat suntik epinephrine sebagai pertolongan pertama.
6. Pengobatan alergi kacang
Alergi kacang belum bisa disembuhkan secara total. Jika anak mengalami reaksi ringan, Mama bisa memberikan obat antialergi seperti chlorpheniramine. Obat ini akan meredakan reaksi yang timbul pada anak.
Cara pengobatan lainnya adalah dengan melakukan imunoterapi. Pengobatan ini dilakukan dengan cara memberikan alergen dengan dosis tertentu secara bertahap. Tujuannya untuk membentuk kekebalan tubuh anak secara perlahan. Namun, cara ini harus dilakukan oleh dokter agar tidak memicu reaksi syok anafilaksis ya, Ma.
7. Obat pertama untuk alergi kacang
Nah, ada kabar baik untuk penderita alergi kacang nih. Melansir dari Healthline, saat ini, Food and Drug Administration (FDA) sedang menguji obat pertama untuk alergi kacang. Obat tersebut bernama Palforzia dan diproduksi oleh Aimmune Therapeutics.
Palforzia adalah obat tablet yang mengandung kacang dalam dosis kecil. Jika dikonsumsi setiap hari, obat ini akan membangun kekebalan tubuh anak terhadap kacang. Prinsip kerjanya mirip dengan imunoterapi.
Meskipun tidak menyembuhkan secara total, namun Palforzia akan meminimalisir resiko syok anafilaksis pada anak. Tubuh anak pun akan lebih kebal. Jadi, Mama tidak perlu khawatir lagi ketika anak mengonsumsi kacang secara tidak sengaja.
Itulah beberapa informasi mengenai alergi kacang. Kita doakan agar obat palforzia segera lulus uji coba dan beredar di pasaran ya, Ma. Semoga obat tersebut bisa membantu anak yang mengalami alergi kacang!
Baca juga:
- Mengurangi Gejala Obesitas dengan Ngemil Kacang, Mau Coba?
- 5 Resep MPASI Kacang Hijau untuk Bayi, Enak dan Bergizi
- Legit dan Enak, Ini Resep Bubur Kacang Hijau